Sebelum kita mulai bahasan ini, kami sarankan Anda untuk menonton habis dulu dua video di bawah ini. Ini agar Anda menyadari kedaruratan perkara yang akan kita bahas di sini.
Opsional: klik ikon di kanan atas video untuk ke tampilan asli.
Sekarang Anda sudah paham situasi yang dihadapi umat setakat ini. Nah, mari kita mulai bahasan topiknya. Kita sudah tahu hakikat vaksin itu apa, yaitu zat yang banyak mengandung mudarat dan bahaya bagi diri dan keluarga, bahkan bagi bangsa dan negara kita. Diprediksi pada akhirnya kita selaku rakyat kecil tidak akan bisa menghindari paksaan vaksinasi oleh para penguasa zalim lagi bodoh.
"Aduh, saya baru saja disuntik vaksin!"
"Duh bagaimana ini, saya tidak mau divaksin, tapi aturan kantor memaksa."
"Aduh, saya baru saja disuntik vaksin!"
"Duh bagaimana ini, saya tidak mau divaksin, tapi aturan kantor memaksa."
Tenang. Anda mengeklik dan membaca artikel ini memang untuk mencari saran solusi 'kan?! Untuk itu saya ajak Anda bernostalgia sedikit ke pengalaman saya selama belajar tauhid hakiki, langsung dari alm. Mursyid K.H. Undang Sirad.
Dahulu setiap usai mendiktekan bahan kajian di web ini, beliau almarhum dan saya biasanya duduk-duduk dan mengobrol santai sambil ngebul dan ngopi. Suatu ketika di sesi obrol santai ini beliau memberi tips makan-minum a la "orang hakiki". Tips dari beliau sekira begini:
Pertama, cara makan-minum tanpa nafsu:
"Jadi begini, Dam. Misalnya di depan kamu ada suguhan makanan atau minuman. Nah, meskipun tuan rumah mempersilakan kamu untuk makan atau minum suguhan itu, jika di hati kamu tidak ada dorongan untuk mengambil, diamlah saja.
Nanti jika di tengah ngobrol lalu terbit di hati untuk mengambil, baru ambillah. Begitu caranya kita makan dan minum tidak pakai ingin. Makan-minum tanpa nafsu.Kalau kita ambil makanan-minuman itu pakai ingin. Itulah nafsumu yang makan dan minum."
Nanti jika di tengah ngobrol lalu terbit di hati untuk mengambil, baru ambillah. Begitu caranya kita makan dan minum tidak pakai ingin. Makan-minum tanpa nafsu.Kalau kita ambil makanan-minuman itu pakai ingin. Itulah nafsumu yang makan dan minum."
Tabarakallâḥ. Ini mengingatkan saya pada nasihat Syaikh Abdul Qadir Jailani r.a. dalam kitab beliau Faṭur Rabbani wal Faiḍur Raḥmāni yang mengingatkan bahwa "para kekasih Allâḥﷻ itu mengambil atau menolak sesuatu selalu atas perintah". Tentu maksudnya di sini atas dasar perintah Allâḥﷻ jua.
Kedua, cara membersihkan zahir-batin hidangan:
"Nah, waktu makanan/minuman sudah di tangan. Setelah baca basmalah dan doa hendak makan-minum, jangan langsung kamu makan/minum. Kamu bersihkan dulu makanan/minuman itu. Bukan pakai lap ya."
"Maksudnya, Guru?"
"Kamu sudah paham 'kan segala sesuatu yang baharu itu dari Nūr Muḥammad. Makanan/minuman yang kamu pegang itu hakikatnya Nūr Muḥammad. Begitu juga jasad kamu itu. Maka pasang kesadaran hakiki "Nūr yang makan, nūr juga yang dimakan". Bersihlah sudah makanan-minuman itu. Barulah kamu makan/minum. Ini mana tahu di makanan/minuman kita itu ada barang takbenar atau takhalal waktu pembuatannya atau takhalal cara mendapatkannya."
"Ingat, bukan ilmu yang men-"jadi", melainkan kesadaranlah yang men-"jadi".
"Ingat, bukan ilmu yang men-"jadi", melainkan kesadaranlah yang men-"jadi".
Sejak saat itu, saya usahakan selalu mengamalkan anjuran mursyidku itu. Anda yang pembaca dan pengamal setia isi web ini sejak lama, insyaallâḥ bahkan akan bisa memvisualisasikan "Nūr yang makan, nūr juga yang dimakan" ini secara ruhani.
Tentu saja kesadaran hakiki ini berbeda konteksnya, berbeda hal-keadaannya dengan kelakuan para makrifat sesat yang berdalih pakai pemahaman Nūr Muḥammad untuk menghalalkan khamr. Nauzubillâḥi min żalik! Yang dibahas di sini ialah membersihkan makanan-minuman halal. Kita mengembalikan kewujudan makanan-minuman itu kembali ke hakikatnya. Bukan mau menghalalkan yang nyata diharamkan Allâḥﷻ. Tidak pernah bisa dan tidak akan pernah jadi benar yang sedemikian itu!
Nah, dari sepenggal nostalgia tadi mudah-mudahan Anda sudah paham arah pembicaraan kita selanjutnya. Ya, kita akan pakai tips kedua di sini, yaitu dengan membersihkan vaksin yang akan masuk ke tubuh kita.
Jadi, saran saya untuk Anda yang belum divaksin:
Paling tidak beberapa hari sebelum jadwal vaksin, Anda sering-sering makan kurma ajwah. Di hadis, kurma ini penangkal racun.
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir.
(H.R. Bukhari no. 5769 dan Muslim no. 2047)
(H.R. Bukhari no. 5769 dan Muslim no. 2047)
اَلْعَجْوَةُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَهِيَ شِفَاءٌ مِنَ السُّمِّ
Kurma Ajwah itu berasal dari surga, ia adalah obat dari racun.
(H.R. Ibnu Majah no. 3453)
Imam Ibnul Qayyim memberikan komentar terhadap hadits tersebut, “Yang dimaksud dengan kurma Ajwah disini adalah kurma Ajwah Al-Madinah, yakni salah satu jenis kurma di kota itu, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Betuknya amat bagus, padat, agak keras dan kuat, namun termasuk kurma yang paling lezat, paling harum dan paling empuk.”
Catatan:
Kalau Anda belum sanggup membeli kurma ini karena harganya relatif mahal. Tidak apa-apa. Langsung saja lompat ke tips berikutnya. Jangan khawatir.
Di tempat vaksinasi. Sebelum jarum suntik menyentuh kulit (atau ketika Anda masih dalam antrean), Anda pasanglah dulu kesadaran ini:
"Nūr yang masuk, Nūr yang dimasuki."
Saran usai divaksin:
Ini berlaku juga buat Anda yang sudah divaksin tempo hari. Begitu sampai rumah, Anda saya sarankan untuk
- banyak-banyak minum air kelapa muda (yang sabutnya merah lebih utama),
- jadwalkan berbekam untuk membersihkan darah Anda, termasuk dari zat-zat berbahaya dalam vaksin tadi,
- lanjutkan rutin makan kurma ajwa atau mengonsumsi hustul kindi yang disarankan Ustaz Adi Hidayat juga boleh.
Apakah dengan cara ini juga reseptor elekromagnetik tersangkut di otak dan jantung yang disinggung di video kedua di atas ikut luntur?
Secara teknis medis dan teknis teknologi saya tidak tahu. Yang saya tahu, jika Allâḥﷻ menghendaki keselamatan bagimu, maka tiada yang bisa mencelakakanmu.
Demikian saran dan masukan kami dari tauhid hakiki. Semoga bermanfaat. Insyaallâḥ. Āmīn. Wasalam.
Adam Troy Effendy
By
Published: 2021-07-12T07:27:00+07:00
NŪR YANG MASUK, NŪR YANG DIMASUKI
By
Published: 2021-07-12T07:27:00+07:00
NŪR YANG MASUK, NŪR YANG DIMASUKI