Sinergi Akidah—Syariah
Dikatakan Islam yang paripurna itu Islam yang berpegang teguh setia dengan Quran dan sunnah Nabiﷺ. Semua orang tahu itu, tetapi tentu penjelasan yang lebih detail, sahih, dan masuk akal diperlukan untuk memastikan kita bahwa jelaslah Quran itu benar-benar Al-Furqan; benar-benar Sang Pembeda antara haq dan baṭil.Islam dibangun dengan sinergi dua hal, yaitu akidah dan syariah:
- Akidah itu pengenalan akan Tuhan, syariah itu pelaksanaan peribadatan pada Tuhan.
- Akidah dibahas dalam ilmu tauhid, syariah dibahas dalam ilmu fikih.
- Akidah itu sisi ruhani, syariah itu sisi jasmani.
- Akidah itu di hati, syariah pada anggota jasad.
- Akidah itu tataran ilmu, syariah itu tataran amal.
- Akidah itu tataran teori, syariah itu cara praktiknya.
Teori dan praktik tentu musti selaras. Ilmu dan amal wajib sejalan. Jika Anda memegang resep bubur manado kemudian hasilnya hanya menjadi bubur ayam spesial, pasti ada yang salah dengan cara Anda memasaknya. Kegagalan menerapkan praktik yang selaras dengan teori inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya penyimpangan dan kesesatan.
Dari pemahaman akan keselarasan sederhana ini, bi-iznillāh kita akan dikaruniai paham untuk menakar kesahihan suatu ajaran atau pahaman dalam agama kita. Berikut ini tips-tipsnya:
Tanda Sahih 1: Ada Ilmu, Ada Amal
Kalau ada orang alim bicara ilmu tinggi-tinggi, bicara makrifat hebat-dahsyat, tapi ketika ditanya soal cara mengamalkanya dalam syariat dia tidak bisa atau malah belepotan, berarti ajarannya tidak sahih. Bicara ilmu tinggi-tinggi, taktahu jalan pengamalannya: tong kosong nyaring bunyinya.Tanda Sahih 2: Ilmu dan Amal Selaras
Ilmu-Amal Selaras 1:
Kalau ada orang alim bicara ilmu Islam, tapi lalu mengajarkan cara beramal yang tidak sesuai dengan teorinya, berarti ajarannya tidak sahih.Contoh-contoh Kasus:
Teori:
Allāh itu tidak sama dengan segala sesuatu (Q.S. Al-Ikhlas dan Asy-Syura:11). Allāh bukan berupa huruf, nama, dan makna; juga bukan berupa napas.
Praktik:
● mengajarkan takbir ihram sambil membayangkan huruf alif-lam-lam-ha
● mengajarkan khusyuk salat dengan mengartikan bacaan salat dalam hati
● mengajarkan zikir napas Hu-Allāh
● mengajarkan berzikir sambil beritikad menempat-tempatkan Asma Allāh dengan melempar anggukan ke bahu kanan-kiri dan ke arah jantung
Simpulan:
Teori dan praktik sesuai atau tidak?
Teori:
Zikir artinya ingat. Ingat artinya sadar, bukan tidak sadar atau setengah sadar, bukan dalam keadaan mabuk-nikmat, ekstase atau fly.
Praktik:
Berzikir sambil menari-nari putar badan lalu ekstase, mabuk-nikmat.
Simpulan:
Teori dan praktik selaras tidak?
Teori:
Zikrullāh artinya mengingat Allāh, bukan mengingat selain Allāh.
Praktik:
Berzikir sambil membayangkan wajah mursyid/guru.
Simpulan:
Teori dan praktik selaras tidak?
Teori:
Ibadah itu untuk ketenangan ruhani, memperbaiki jiwa, bukan untuk merusak sampai timbul kelainan jiwa.
Praktik:
Berzikir sampai terbawa perasaan menangis-tangis sampai meraung-raung, mempercepat bacaan atau meninggikan volume suara sampai berteriak-teriak, tidak jarang ada yang sampai pingsan, bahkan malah ada yang sampai kesurupan.
Simpulan:
Teori dan praktik selaras tidak?
Teori:
Berzikir itu mengesakan zahir-batin kepada Allāh, bukan untuk mengesakan diri dengan alam.
Praktik:
Berzikir-zikir untuk memasukkan barang luar ke jasad, berupa cahaya-cahaya atau huruf-huruf atau untuk bertemu dengan sosok-sosok gaib “para wali”.
Simpulan:
Teori dan praktik selaras tidak?
Teori:
Jangan menukar ayat-ayat Allāh dengan harga murah (At-Taubah:9). Artinya ilmu Allāh itu gratis, seperti hujan: sampai kepada yang membutuhkan maupun pada yang merasa tidak membutuhkan. Bukan seperti air dari perusahaan air minum (PAM): hanya mengalir pada yang sudah membayar.
Praktik:
● memasang tarif dalam dakwah
● menentukan mahar berupa uang atau barang
Simpulan:
Teori dan praktik selaras tidak?
Teori:
Allāh tempat bergantung segala sesuatu (Al-Ikhlas). Segala sesuatu ditentukan Allāh, utamanya urusan rezeki, jodoh, dan ajal.
Praktik:
● mengajarkan ilmu pengasihan "Islami"
● mengajarkan ilmu-ilmu tenaga dalam, ilmu kebal, kanuragan-kesaktian, dsb.
● menikahkan manusia dengan jin
● mengajarkan amalan-amalan pelaris dagangan
Simpulan:
Teori dan praktik selaras atau tidak?
Ilmu-Amal Selaras 2:
Kalau ada orang alim bicara ilmu Islam, tetapi lalu mengajarkan cara beramal dari luar Islam, berarti ilmu dan amal tidak selaras: tidak sahih.Contoh ulama bertanduk (ulama sesat-tersesat-menyesatkan) itu yang mengajarkan
● ilmu meraga sukma/ngimpleng/terawangan/astral projection;
● berkhalwat serupa meditasi, tapa brata, semedi;
● membuka mata-batin;
● ilmu khadam-khadam (jin);
● ritual pemanggilan arwah para wali (padahal jin);
● puasa mutih;
● memakai rajah-susuk, jejimat, bebarang bertuah;
dan amalan-amalan lain yang sifatnya memisahkan ruh dan jasad, merusak keesaan ruh-jasad, atau menyiksa jasad.
Nah, mudah-mudahan sampai di sini kita semua sudah memiliki patokan dalam menentukan apakah suatu pahaman atau amalan itu setia tidak dengan Quran dan Sunnah Rasul. Cukup kita lihat dari kelengkapan ilmu dan amalnya lalu kita cek keselarasan ilmu dan amal yang disuguhkan pada kita. Sebagai penutup, pokok bahasan kita kali ini kita rangkum dalam bentuk bagan berikut.
[Dikutip dari buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya: Dasar-Dasar Tauhid Hakiki]
Kolom komentar di bawah kami tutup agar pembahasannya terfokus di satu tempat. Jika ada pertanyaan dan/atau tanggapan terkait artikel ini, mari diskusikan bersama di page Pusaka Madinah — Tauhid Hakiki kita pada tautan berikut: Tips Menakar Kesahihan Suatu Ajaran
By
Published: 2019-11-19T20:15:00+07:00
Tips Menakar Kesahihan Suatu Ajaran