"Jangan sok memvonis. Sok tahu tentang isi hati orang lain, memangnya kamu itu Tuhan?"
"Jangan merasa paling benar sendiri; memonopoli kebenaran, kebenaran hanya milik Allâh tau!"
Kalimat seperti di atas itu sering dilontarkan orang-orang yang sudah nyata terbongkar celah-salahnya, tetapi tetap tidak sudi menerima kebenaran. Hardikan semacam itu adalah senjata pamungkas mereka. (Dan dikiranya dengan begitu orang akan diam-terbungkam :P )
Di hadis, yang disebut orang sombong itu orang yang tidak sudi menerima kebenaran. Makhluk yang terlaknat karena kesombongannya itu Iblis laknatullah. Maka kalimat di atas termasuk kalimat logis yang disukai Iblis.
Mudah saja mematahkan argumen rapuh serapuh jaring laba-laba ini. Kita pakai dalil aqli yang didukung dalil naqli saja.
Benar, hanya Allâh Yang Maha Mengetahui isi hati manusia. Benar, kebenaran itu milik Allâh semata.
Tapiiiii...
Allâh Yang Maha Mengetahui lagi Pemilik Kebenaran itulah juga yang memberi petunjuk kebenaran pada orang-orang yang dikehendaki-Nya (untuk mengetahui isi hati manusia lain dari ciri dan tandanya).
● Tidak usah jauh-jauh. Di keseharian pun kita sering pakai dalil aqli:
—versi prakiraan cuaca:
Mendung gelap tanda kemungkinan hujan.
— versi peribahasa:
Air beriak tanda tak-dalam.
● Kalau mau yang ilmiah,
— di bidang psikologi
ada ilmu bahasa tubuh
— di bidang linguistik (kebahasaan)
ada kajian semiotik: ilmu tanda dan penanda yang menghasilkan petanda;
— ada juga fisiognomi,
ilmu membaca karakter seseorang dari garis wajahnya
— ada juga grafologi,
ilmu membaca kepribadian seseorang dari tulisannya
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allâh) bagi orang-orang yang yakin, (Q.S. Aż-Żariyāt [51]:20-21) dan keyakinannya itu terbit dari aktivitas beriman (Q.S. Al-Jātsiyah [45]:3) lagi berakal (Q.S. Al-‘Imran [3]:190-191]. Jadi bukan asal vonis!
Dan ini dukungan dalil naqli "ilmu nebak orang":
أَمۡ حَسِبَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخۡرِجَ ٱللَّهُ أَضۡغَـٰنَہُمۡ وَلَوۡ نَشَآءُ لَأَرَيۡنَـٰكَهُمۡ فَلَعَرَفۡتَهُم بِسِيمَـٰهُمۡۚ وَلَتَعۡرِفَنَّهُمۡ فِى لَحۡنِ ٱلۡقَوۡلِۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ أَعۡمَـٰلَكُمۡ
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allâh tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allâh mengetahui perbuatan-perbuatan kamu. (Q.S. Muḥammad [47]:29-30)
“Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan kebaikan, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku-lindungi. Dan Aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.” (H.R. Bukhari 6021)
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat. (H.R Bukhari)
Nah, itulah penampar untuk orang-orang sombong. Orang-orang yang sudah ketahuan belangnya, tapi masih juga coba berkelit-berdalih.
Di tauhid hakiki, ada empat jenis sirr hati, yaitu
1. sirr jasmani
2. sirr ruhani
3. sirr nurani
4. sirr rabbani
Nah, di atas itu Anda sudah kami ajak menyelami jenis sirr nomor 1 sampai nomor 3. Kita belum lagi mengupas kelit dan dalih para munafik itu dengan ilmu firasat Nabi Khidr atau juga dikenal dengan ilmu kasyaf yang menggunakan sirr rabbani.
إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ۬ فَإِنَّهُ ۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدً۬ا
“(Dialah Allâh) Yang Mengetahui perkara gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya” (Q.S. Al-Jin [72] : 26-27)
وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّڪۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡہِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa-apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka (para manusia) memikirkannya.” (Q.S. An-Nahl [16] : 44)
Kasihan Para SEPILIS
Kalimat hardikan seperti judul artikel di atas itu sering dilontarkan orang-orang yang sudah nyata terbongkar celah-salahnya, tetapi tetap tidak sudi menerima kebenaran. Hardikan semacam itu adalah senjata pamungkas mereka. (Dan dikiranya dengan begitu orang akan diam-terbungkam :P )Di hadis, yang disebut orang sombong itu orang yang tidak sudi menerima kebenaran. Makhluk yang terlaknat karena kesombongannya itu Iblis laknatullâh. Maka kalimat di atas termasuk kalimat logis yang disukai Iblis.
Itulah ciri kaum yang terjangkit virus SEPILIS (Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) kalau sudah kalah hujjah atau patah argumen. Kaum SEPILIS ini patut dikasihani karena mereka tidak sadar sudah menjadi tentara Iblis dalam menjauhkan umat manusia dari Tuhan dan kitab suci-Nya. (Secara khusus, menjauhkan umat Islam dari agamanya sendiri).
Para SEPILIS merasa di atas pemahaman kaum beriman yang berpedoman pada kitab suci. Para SEPILIS merasa melakukan rekonstruksi paradigma (perbaikan pola pikir) dalam beragama. Padahal mereka itu orang-orang lalai alias tidak sadar.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al-Baqarah [2]: 11).
Mereka bangga sudah bisa "out of the box", padahal mereka itu sudah "out of The Book" (Kitabullâh).
Semoga Allah turunkan hidayah atas mereka sehingga mereka kembali muslim. Āmīn.
Kolom komentar di bawah kami tutup agar pembahasannya terfokus di satu tempat. Jika ada pertanyaan dan/atau tanggapan terkait artikel ini, mari diskusikan bersama di page Pusaka Madinah — Tauhid Hakiki kita pada tautan berikut: Memangnya Kamu Tuhan!
By
Published: 2018-10-31T18:30:00+07:00
Memangnya Kamu Tuhan!