Para kyai, ulama, ustad waktu mengajar, sedikit-sedikit lalu menyuruh shalat. Kamu kasih tahu tidak di mana keberadaan umat di dalam dan di luar shalat? Kalau orang hakiki tahu tempat dia shalat dan di luar shalat itu di Kiblat Maqami. Di padang pasir pun dia akan shalat. Dan di mana dia berada tetap shalat. Ini makna hakiki shalat.
Babul Hidayah Bab Shalat mengandung syarat-syarat pendahuluan tertentu. Penyucian zahir dari najis/kotoran dan secara ruhaniah dari hawa nafsu. Pakaian musti bersih: ini pakaian jasmani. Pakaian ruhaniah tidak ada dicemari oleh yang diharamkan. Tempat bersuci ruhaniah bebas dari kerusakan akhlak dan dosa. Menghadap kiblat. Kiblat ruhaniah rahasia musyahadah.
Shalat itu li-zikri. Buka surah Thaha:14. Tidak ada shalat itu ceritanya huruf-huruf yang shalat. Masa' shalat dijadikan berhala-berhala berupa huruf. Sudah ada dalam syara`/fiqh: berdiri-ruku-sujud itu fi`il. Tidak ada direkayasa huruf-huruf. Mengapa shalat bawa berhala huruf-huruf segala? Guru goblok yang bicara,"Shalat para sufi: selain Allah itu berhala-berhala." Tapi lalu mengajarkan i`tikad-i`tikad berhala semacam huruf shalat itu.
Zaman Ibrahim batu-batu dibuat berhala dalam penyembahan. Zaman tasawwuf, huruf-huruf dijadikan berhala di dalam shalat: huruf alif-lam-lam-ha digunakan dalam shalat; tempat menyimpan berhala dibayang-bayangkan huruf yang shalat. Buang i`tikad-i`tikad itu! Menyesatkan! [K.H. Undang Sirad]
Bersambung, insyaAllah.
By
Published: 2014-10-07T19:24:00+07:00
Kitab Babul Hidayah: Bab Shalat