Adapun maqam yang di atas dari maqam Zat Allah Ta`ala tidak ada para anbiya yang mendapatkannya maupun mursalin dan malaikat muqarabin sekalipun. Itulah maqam kunhi Zat Allah Ta`ala. Seperti Firman Allah Ta`ala.
Wa yuhadzirukumullaahu nafsafu.
"Ditakuti Allah Ta`ala sampainya makrifatmu akan kunhi Zat Allah Ta`ala."
Dan sabda Nabi Muhammad Saw.
Kullu kumuufii dzatillaahi ahmaqu
"Sekalian kamu untuk mendapatkan kunhi Zat Allah Ta`ala tidak akan didapat."
Kata Syaikh Abdul Wahab Sya`rani r.a.
“Tidak seorang pun bisa merasa dan mendapatkan pengetahuan akan kunhi zat Allah Ta`ala dari segala makhluknya karena Allah Ta`ala bukan `ain (bentuk) yang dapat dihukumkan oleh akal dan bukan `ain yang dapat dihukumkan oleh mata hati atau disyuhud (dipandang) oleh mata hati dan mata kepala. Akan tetapi Allah Ta`ala di balik yang demikian itu. Maka Allah Ta`ala bukan `ain yang dikenal, bukan `ain yang dijamalkan. Siapa sudah mengetahui wajib atasnya menyembah Allah Yang Mahasuci lagi Raib.
Allah Ta`ala `ain yang dimusyahadahkan itulah ibadat yang sebenarnya.
Musyahadahkanlah dengan iman dan yakin. Dengan iman, kita percaya Allah itu Ada dan dengan yakin kita percaya bahwa Allah itu tetap laysa kamitslihi syai`un; tidak sama dengan segala sesuatu. Ketahuilah yang sampai pada maqam Zat Allah Ta`ala itu hanyalah nabi kita, Muhammad Saw.
CARA MENGESAKAN ZAT ALLAH TA`ALA
Pandanglah dengan mata hati dan mata kepala dengan pandangan yang putus: Tiada yang ada di dalam wujud alam ini, yang ada hanya Wujud Allah Ta`ala saja.Kalau tetap dengan keyakinan yang putus, fana`-lah zat kita dan zat sekalian makhluk pada Zat Allah hingga tiada yang maujud melainkan Allah sendiri.
Wujud yang lain dari Allah Ta`ala adalah khayal, artinya wujud yang tiada dan disebut juga wujud waham, artinya wujud sangka-sangka, seperti wujud di dalam cermin, tiada baginya wujud yang apabila kita pegang tidak ada, hanya kaca yang ada. Begitu juga seperti wujud di dalam mimpi. Apabila kita bangun, hilang atau tidak ada wujudnya. Demikian juga wujud kita dan wujud sekalian alam. Apabila kita mati, niscaya hilanglah. Baru kita sadar dan kita lihat wujud yang sebenarnya.
Seperti sabda Nabi Saw.
Annaasu niyaamun faidzaa maatun tabahuu.
"Semua manusia itu tidur, maka apabila mati barulah bangun."
By
Published: 2014-04-14T15:02:00+07:00
Makrifat Mengesakan Zat Allah dan Caranya [Kitab Makrifat Ahlullah]