Tauhid Aqliyah vs Tauhid Dzukiyah: Beda Level ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Tauhid Aqliyah vs Tauhid Dzukiyah: Beda Level

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.

Iman aqliyah dan iman dzukiyah. Iman aqliyah atau iman bil ilmi ialah kepercayaan didapat dengan ilmu dan melalui panca indera saja, sedangkan iman dzukiyah atau iman bi dzuk ialah keyakinan yang didapat dengan rasa. Zahiriyah kelihatan baik, kenyataannya buruk. Kelihatan zahiriyah-nya bagus, tetapi batiniyah-nya buruk. Lihat kepala lembaga agama rupanya penipu: melakukan korupsi. Kelihatan zahiriyah-nya wangi, tetapi batiniyah-nya bau busuk.



Guna iman rasa. Dalam beriman kita pakai rasa, bukan pakai ilmu. Pakai cara ilmu, setan masih bisa menyusup. Kita cukup pakai Allah saja.



Dengan tauhid aqliyah kita hanya dapat mempraktikkan ilmi-nya saja; masih banyak pengaruh-pengaruh ilmu, sedangkan dengan tauhid dzukiyah kita dapat mempraktikkannya langsung dengan dzuk (rasa); tidak ada keraguan lagi. Kamu dapati isi gula itu manis. Pasti ke mana saja kamu pergi dan di mana pun kamu berada ketika bertemu gula, "tanda rasa" manis itu ada. Perlu apalagi mau dipikir-pikir dan atau dirasa-rasa? Bukankah rasa di hati sudah merasa di dalam (setiap) gula ada manis?! Inilah iman dzuk alias tauhid sirr atau tauhid dzukiyah: iman rasa yang diperjuangkan Nabi Muhammad Rasulullah Saw. selama kurang lebih 11 tahun sebelum turun perintah shalat.



Tauhid aqliyah mengikis syirik jali dan syirik khafi. Tauhid Dzukiyah mengikis syirik khafi khafiun khafi.



Lihat komentar empat sahabat Rasulullah Saw. Ada yang berkata, "Kalau tidak terdahulu kupandang Allah, tidak aku shalat." Ada lagi yang berkata, "Kalau tidak aku pandang Allah terdahulu dan kemudian, tidak aku shalat." Ada juga yang berkata,"Kalau tidak kupandang Allah di kanan-kiriku, tidak aku shalat." Keempat sahabat ini mengetahui bukan dengan iman aqliyah lagi: ini masih bil ilmi. Mereka semua sudah menggunakan iman bi dzuk: iman rasa. Soal rasa belum ada yang bisa mengungkapkannya atau mendefinisikannya. Untuk apa membangga-banggakan makhluk, syirik membawa kekafiran. Orang tauhid tidak ada satu debu pun membanggakan makhluk. Itu syirik.

Orang tauhid yang sudah sampai ke tauhid dzukiyah bila merasa ada dirinya yang shalat: syirik. Jika di hatinya masih ada perasaan ingin berdiri, ingin ruku`, ingin sujud dalam shalat: syirik. Orang tauhid masih merasa dirinya memiliki kemampuan melaksanakan ibadah: syirik. Orang tauhid masih merasa ada wujud diri dia: syirik. Kalau seperti itu, setiap hari kufur nikmat terus; setiap hari penuh kesyirikan terus. Yang dibenci Tuhan di dunia ialah manusia yang bertuhankan nafsu. Keinginan itu nafsu. Nafsu itu bodoh.


Buka Surah Yunus ayat 100. Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Allah menghendaki manusia menggunakan segala yang dikaruniakan pada mereka untuk menggali pengetahuan yang ada di Quran.


Orang yang cinta Allah tentu keinginannya ingin bertemu saja. Cinta pada wanita karena cantiknya. Cinta pada Tuhan jangan ada karena-karena, musti murni tidak ada karena-karena. Yang perlu kita sadari: yang ada di sama-tengah hati itu Rasulullah. Karena sadar itu iman dan yang kita pergunakan ialah iman dzuk/rasa. Kalau sudah betul, Allah jangan ada kamu rasa-rasakan lagi. "Yaa ulil albab" itu maknanya "Hai, orang-orang yang mempunyai pandangan mata hati pada Allah." Bukan orang-orang yang pandangan mata hatinya pada makhluk.



Tauhid Dzukiyah vs Tauhid Aqliyah
Tauhid Aqliyah vs Tauhid Dzukiyah: Beda Level
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2013-06-19T03:07:00+07:00
Tauhid Aqliyah vs Tauhid Dzukiyah: Beda Level
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: , ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © 2025 Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism.com