Keterangan Gambar:
Orang yang tidak binasa itu adalah orang yang suka memakai Tubuh Tuhan dunia-akhirat
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Q.S. Ar-Rahman: 25-27)Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Al-Imran:190-191)
Pakailah untuk keselamatan. Ilmu apa pun tidak akan membinasakan kamu:
Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah [menjaganya]. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Hijr:41-42)TUHAN TUBUHKU
Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (Q.S. Fushilat:54)Perkataan "Tuhan tubuhku" mengacu pada pengertian Allah meliputi sekalian alam, termasuk meliputi diri kita zahir-batin. Sebagaimana ikan diliputi zahir-batin oleh air. Jangan terbalik! Tuhan tubuhku, BUKAN tubuhku Tuhan. Mustahil dan kafir jika kita memandang jasad baharu (yang bertulang-berdaging- yang juga tempat sirkulasi tinja) ini yang dinyatakan sebagai Tuhan.
Yang Meliputi sekalian alam itu Tubuh Tuhan (Zahiru Rabbi alias Nur Ilahi) yang pada kenyataannya di alam dunia ini berupa Maharuang yang menjadi tempat bagi Bumi, planet-planet, asteroid, nebula, bintang-gemintang dan seluruh galaksi di alam semesta. Yang Meliputi sekalian alam itu Tubuh Tuhan (Zahiru Rabbi alias Nur Ilahi), bukan tubuh jasad kasar kita ini. Baik-baiklah mengambil paham dalam urusan tauhid hakiki ini.
Itu sebabnya ketika seorang muslim salat, ada tahiyat awal dan tahiyat akhir. Apa yang kamu tunjuk ketika tahiyat itu kalau bukan Maharuang alias Nur Ilahi atau Zahiru Rabbi yang Maha Meliputi itu?!
Apa buktinya yang kamu tunjuk itu Zahiru Rabbi?
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Q.S. Asy-Syura:11)
Yang disebut tubuh makhluk itu: ada rupa/bentuknya, ada bagian kiri-kanan-atas-bawah-samping-belakangnya, bertempat di atas atau di bawah, ada baunya, ada warnanya. Nah, sekarang Maharuang yang kamu tunjuk itu ada tidak rupa/bentuk-Nya? Ada tidak bagian kiri-kanan-atas-bawah-samping-belakang-Nya? Itulah bukti tiada yang seumpama dengan-Nya. Laysa kamitslihi syai`un.
[Ini baru Nur Ilahi, Cahaya Tuhan, sudah laysa kamitslihi syai`un, apalagi Tuhan Rabbul Izzati..pastikan terlebih laysa kamitslihi syai`un. Kalau sudah paham bahwa Nur dengan Yang Punya Nur itu ESA. Yakin aja setiap kita nunjuk Nur, pasti berada di hadirat Ilahi Rabbi]
Lebih lanjut:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah:115)
Ke manapun kamu berhadap, Kosong Maharuang bukan yang ada di situ?
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka [jawablah], bahwasanya Aku adalah dekat. (Q.S. Al-Baqarah:186)
Ada jarak tidak antara jasad kita dengan Kosong Maharuang yang meliputi kita? Tidak ada. Itulah dikatakan: esa. Jauh tak berjarak-dekat tak bersentuh. Tuhan tetap Tuhan, hamba tetap hamba.
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (Q.S. Al-Hadiid:4)
Menyelam ke dasar samudera, melesat ke angkasa, sembunyi ke dalam gua atau benteng yang kuat, tetap tidak bisa melarikan diri dari Kosong Maharuang/Nur Ilahi. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,.... (Q.S. An-Nisa:78)
Ingat: yang dimaksud Kosong-Maharuang sebagai Nur Ilahi itu bukan maharuang "kotor" yamg penuh angin, debu, kuman, bakteri, dan segala partikel renik lainnya. Nur Ilahi itu "wadah" yang meliputi ruang bertiupnya angin, debu, kuman, bakteri, dan segala partikel renik lainnya itu. Bersih dari segala sesuatu, makanya disebut Mahasuci.
MAHASUCI NYAWAKU
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang yakin, dan [juga] pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (Q.S. Adz-Dzariyat:20-21)Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya Ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. Hijr:29)
Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul [Engkau Tuhan kami], kami menjadi saksi". Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami [bani Adam] adalah orang-orang yang lengah terhadap [keesaan Tuhan-hamba] ini."(Q.S Al-A`raaf:172)
Dari segenap makhluk yang diciptakan Allah (malaikat, jin, manusia, tumbuhan, dan hewan), hanya manusia yang ruhnya langsung dari Nur Ilahi yang ditiupkan pada ayat di atas. Nur Ilahi inilah yang disebut Mahasuci. Bukan jiwa atau nafs (nafsu) kita yang Mahasuci. Akuilah bahwa ruh kita ini dari Nur Ilahi, makanya dinyatakan sebagai "Mahasuci nyawaku".
YAA BUDDUHUN
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (Q.S. Al-Insan:1)Jasad kita (yang berasal dari Nur Muhammad ini) diliputi oleh Nur Ilahi, ruh kita juga dari Nur Ilahi. Mau disebut apalagi? Yaa Budduhun itu sudah mengacu ke musyahadah laa mawjudun ilallah. Sudah berjumpa Allah, buat apa lagi kamu berkata: "Engkaulah Tuhan." Ibarat kamu mau ketemu si Adam. Waktu dari rumah, di hati terucap "saya mau ketemu si Adam". Ketika sudah ketemu langsung dengan Adam, apa kamu lalu berkata, "Kamulah Adam"?? Buat apa disebut?
Man arafallaaha kalla lisanuhu
"Siapa mengenal Allah (dengan sebenar-benar pengenalan), kelu lidahnya." (Hadis Qudsy)
Kalimah hakiki Tuhan tubuhku, Mahasuci Nyawaku, Yaa Budduhun inilah sebenarnya isyarat dua kalimah syahadat. Tentu di sini tidak dianjurkan sama sekali untuk mengganti lafal dan lafaz dua kalimah syahadat. Yang diuraikan di atas ini, makna hakiki versi bahasa Indonesia atas dua kalimah syahadat. Jadi kalau bersyahadat, ya seperti biasa saja. Dianjurkan ketika bersyahadat itu dengan kesadaran hakiki sebagaimana diuraikan di atas.
قَدۡ جَآءَكُم بَصَآٮِٕرُ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَنۡ أَبۡصَرَ فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ عَمِىَ فَعَلَيۡهَاۚ وَمَآ أَنَا۟ عَلَيۡكُم بِحَفِيظٍ۬
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat kebenaran itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta [tidak melihat kebenaran itu], maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku [Muhammad] sekali-kali bukanlah pemeliharamu. (Q.S. Al-An`am:104)PERINGATAN KERAS
Jangan sekali-kali menempatkan kalimah hakiki ini serupa "jimat" dalam pengertian apa pun. Jangan salah kaprah dalam beramal. Jangan jadikah ilmu dan amal tauhid hakiki ini jadi berbuah sebaliknya, yaitu syirik khafi. Nauzubillahi min zalik!By
Published: 2013-06-07T07:18:00+07:00
Pakaian Keselamatan Dunia-Akhirat