"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban
Microsoft Edge.
Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode
landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.

.
Zat itu diri bagi sifat atau dirinya sifat itu Zat.
Segala sifat yang ada pada kita: hidup, mengetahui, mendengar, melihat, berkata, berkuasa, berkehendak, dan sebagainya. Itu semua sifat.
Sifat kelakuan Zat itu, diri siapa yang berkelakuan?
Tentulah diri Zat. Itulah Rahasia Allah.
Rahasia Allah itu Wujud Allah.
Wujud Allah itu Diri Allah.
Kalau sudah paham, katakan saja Allah.
Jangan kau katakan lagi Zat yang berkelakuan.
Katakan yang sebenarnya saja: ALLAH.
Tidak syirik karena sudah kenal.
Kalau ini salah: tuntut saya di akhirat kelak pada Tuhan.
Kosong tidak ada sekutunya. Itu bukan Zat, melainkan....
Ini yang di atas sabdu.
Gunakan amal yang sebaik-baiknya, yakni Mahaesa.
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2013-02-22T09:58:00+07:00
Zat itu Diri bagi Sifat
5
411
reviews
Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.