"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban
Microsoft Edge.
Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode
landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
.
Dalam tauhid, Ruh Qudus itu Nur Ilahi. Inilah tubuh Muhammad Rasulullah Saw.
Dalam tauhid, tidak percaya dengan Muhammad Rasulullah, inilah penghuni neraka yang abadi. Neraka Jahannam.
Karena masih hidup di alam fana ini, diceritakan apa pun tentang keadaan Alam Barzakh dan alam akhirat, mereka tidak akan percaya. Itu karena mereka merasa dengan rasa jasmani saja.
Sedikit sekali manusia yang mempergunakan rasa nurani dan rasa rabbani.
Contohnya, manusia banyak yang tidak sadar: dirasanya jasad yang bersifat mati inilah yang namanya hidup itu.
Padahal dengan rasa rabbani, yang bersifat hiduplah yang hidup. Bukan tunggul yang bergerak. Yang bersifat hiduplah yang bergerak.
Kita ini menunggu karunia, bukan memaksakan karunia.
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2013-01-12T01:02:00+07:00
Hanya Calon Penghuni Neraka yang Tidak Percaya Ini
5
411
reviews
Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.
18 komentar:
baruuu kusadari...
"Karena masih hidup di alam fana ini, diceritakan apa pun tentang keadaan Alam Barzakh dan alam akhirat, mereka tidak akan percaya. Itu karena mereka merasa dengan rasa jasmani saja."
Setuju abah.
ilustrasinya : dulu waktu di alam rahim, si bayi diceritakan bahwa setelah lahir akan melihat alam luas yg lebih luas dari alam rahim. disana ada lautan luas, binatang buas, pohon buah2an, dan akan bisa berjalan, menyelam, bahkan terbang dg pesawat. ceritanya ada diantara bayi yg percaya ada yg tidak :D begitu juga lah hal nya kita yg di alam fana ini diceritakan kejadian di alam lanjutan nantinya. ada yg percaya, ada yg kafir.
"Kita ini menunggu karunia, bukan memaksakan karunia."
Seringkali kita memaksa Tuhan saat latihan DIAM ini, bukannya menunggu dengan sabar n tetep semangat dg istiqomahnya.
wah satu lagi pelajran untuk latihan DIAM.... kupi hangat
jadi inget lagu Dewa :13:
jadi inget lagu ayu ting2...baru kusadari alamatnya palsu. wkwkwk
awh...ada kupiiii hangat asli lombok. yesss...pasti hangat deh sehangat lomboknya. wkwkwk :D
RUH QUDUS dg RUHUL QUDUS sama gak y kang...
sama aja tuh mas :D
tp ada jg yg menafsirkan RUHUL QUDUS itu dg MALAIKAT JIBRIL...
gmn bang..??
Iya, Kang ..pernah juga dengar itu: Ruh Qudus = Malaikat Jibril. Nanti saya tanya narasumber aja ya.. ga berani menduga2 juga sih :D
Mau tanya :
kalo bershalawat itu pake sayyidina ato tidak pake ? mohon penjelasan Mas Mux.
Sama aja kok pake "sayyidina" atau enggak, Brad. http://lh5.googleusercontent.com/-_zoLovtiL6g/UM26wgL9e4I/AAAAAAAAH34/uyAjyowW2bU/s89/inshallah.gif
soalnya pernah dengar ceramah dari Laskar Jihad bahwa kalo kita pake sayyidina itu menunjukkan kita terLalu mengagung Nabi Muhammad, katanya Sayyid itu lebih ditujukan kepada Allah.
Berikut ayat terkait kata SAYYID :
1. Dalam surat Aali-'Imran : 39 Allah SWT menyebut Nabi Yahya as. dengan predikat sayyid:
"...Allah memberi kabar gembira kepadamu (Hai Zakariya) akan kelahiran seorang puteramu, Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang dari) Allah, seorang sayyid (terkemuka, panutan), (sanggup) menahan diri (dari hawa nafsu) dan Nabi dari keturunan orang-orang sholeh".
2. Para penghuni neraka pun menyebut orang-orang yang menjerumuskan mereka dengan istilah saadat (jamak dari kata sayyid), yang berarti para pemimpin. Penyesalan mereka dilukiskan Allah SWT dalam firman-Nya :
"Dan mereka (penghuni neraka) berkata : 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati para pemimpin (sadatanaa) dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar". (S.Al-Ahzab:67).
3. Juga seorang suami dapat disebut dengan kata sayyid, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah swt. dalam surat Yusuf : 25 :
"Wanita itu menarik qamis (baju) Yusuf dari belakang hingga koyak, kemudian kedua-duanya memergoki sayyid (suami) wanita itu didepan pintu". Dalam kisah ini yang dimaksud suami ialah raja Mesir.
Kesimpulan : Sebutan SAYYID itu ternyata sebutan untuk PEMIMPIN, termasuk pemimpin2 yg menjerumuskan orang ke neraka. Demikian sedikit penjelasan dari LASKAR JAHID. sampaikan salam saya ke LASKAR JIHAD, pesan saya kepada mereka: tolong dibaca Quran itu. Jangan kasih dalil se-enak perutnya. Mmuachhh...
Mengenai pertanyaan bang muaz tentang sholawat ini, Kangmux telah menjelaskan bahwa MUHAMMAD itu ada 2 :
1. Muhammad yg QADIM --> Nur Muhammad
2. Muhammad yg BAHARU --> Muhammad bin Abdullah, INSAN yg diikuti/dicontoh. Sebaik2 Insan dan Sayyidul Ambiya n Sayyidul Ummat Muhammad. Kita juga Muhammad yang berusaha sebaik mungkin untuk MENCONTOH Muhammad bin Abdullah itu. Karena telah ada pada diri beliau itu SURI TAULADAN yang baik dan sempurna. Pertanyaannya adalah : Muhammad bin Abdullah sudah sempurna, lah Muhammad yang ini (diri kita) apakah sudah sempurna? jika belum maka ikutilah Muhammad bin Abdullah dalam SYARIAT dan MAKRIAF-nya UTUH. Sudahkah Muhammad yang di-diri ini di-sholawati?
Sholawat kita kepada Muhammad bin Abdullah --> bukti CINTA kita kepada Beliau Sayyidul Ummat dunia akhirat. Sebaik2 Insan yang pernah ada.
Sholawat kita kepada DIRI SENDIRI --> bukti KENAL DIRI.
Mudahan paham sobat sarang, dan hati2 meletakkan kaji agar tidak simpang siur dalam prakteknya.
Alhamdulillah..
terima kasih atas penjelasannya Bang Arbi. selama ini akibat penjelasan tersebut saya jadi takut/was-was kalo bershalawat menggunakan kata sayyidina tadi. tapi lega sudah perasaan ini. sekali lagi terima kasih.
Insya Allah saya akan menjadi berusaha semaksimaL mungkin menjadi seperti Muhammad bin AbduLlah itu.
Allahumma shalli wassallim ála sayyidina Muhammad waala alihi wasahbihi wasallam.
hmm..tapi kalau bersholawat itu saya tidak memakai "sayyidina" bang muaz, apalagi kalau dalam sholat. jadi redaksinya pas sesuai diajarkan Rasulullah. tetapi kalau menyebut nama Nabi Muhammad SAW dan 4 sahabat di luar sholawat saya memang memakai kata "sayyidina". itu maksudnya tulisan saya diatas :D
Wow.. ternyata dalem banget ya iqra di balik "sayyid" ini.. :-? :8: Brad
Posting Komentar