Keturunan Darah vs Keturunan Akidah: Fenomena Habib-Habaaib dan Tuntutan Pembuktian Nyata Kaum Musyrik ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Keturunan Darah vs Keturunan Akidah: Fenomena Habib-Habaaib dan Tuntutan Pembuktian Nyata Kaum Musyrik

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.

Muhammad tidak ada keturunan anak laki-laki. Apakah benar ada keturunan Nabi? Quran sudah menjelaskan Muhammad bukan bapak dari seorang laki-laki[1].
Artinya, "ibnu Muhammad Saw." tidak ada. Jadi yang ada berserakan sekarang ini ibnu siapa?

Taukidnya[2], hendaklah kemahaesaan itu dijaga. Kemahaesaan ini tidak ada akhirnya dari dunia sampai akhirat karena baik di dunia maupun di akhirat, di mana saja, semuanya Pendirian Allah Swt. Itulah menunjukkan Allah saja ADA.

Aku suka dan cinta pada umatku yang tidak hidup di zamanku, tetapi dia tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya[3].

Taukid pertama,
Keluarga sebenar Rasulullah Saw. itu bukan dari nasab atau keturunan darah, melainkan keturunan akidah.

Taukid kedua,
Jadi, iman yang disukai adalah tanpa tuntutan pembuktian yang nyata[4] sebab Allah itu bukan nyata bukan gaib, melainkan Pencipta segala yang nyata dan segala yang gaib, tetapi setan tahu manusia sangat kuat kecenderungan akan pembuktian-pembuktian. Berperanlah setan-setan dengan penampakan-penampakan yang diinginkan manusia. Beginilah cara setan mencari golongannya untuk menemani mereka mengisi neraka yang menyala-nyala.[5]





[1]:
Q.S. Al-Ahzab:40
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 “Tidak ada seorangpun yang mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia tahu (kalau bukan ayahnya), melainkan telah kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum, padahal bukan, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (H.R. Bukhari dan Muslim).[kembali]


[2]:
Taukid adalah kata penegasan yang memberikan penekanan akan sesuatu yang ingin disampaikan.[kembali]



[3]:
Dalam riwayat Ahmad dari Anas r.a, katanya: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Aku sangat suka untuk bertemu dengan saudara-saudaraku yang beriman denganku walaupun mereka tidak pernah melihatku”.

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan lalu bersabda, “Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita”.

Para Sahabat bertanya, “Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?
Beliau menjawab dengan bersabda, “Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita ialah mereka yang belum berwujud”.
Sahabat bertanya lagi, “Bagaimana kamu dapat mengenali mereka yang belum berwujud dari kalangan umatmu wahai Rasulullah?

Beliau menjawab dengan bersabda, “Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu?[kembali]



[4]:
Q.S. An-Nisa:153
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma’afkan [mereka] dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.[kembali]



[5]:
Q.S. Fathir:4-5
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
[kembali]


Dampak dari banyaknya guru-guru tauhid palsu yang sesat-menyesatkan, diperparah dengan berjubelnya ulama beo yang hanya mahir salin ayat untuk dibacakan ulang, umat jadi kebingungan menetapkan fondasi agamanya. Umat masa kini ingin kejelasan yang menimbulkan rasa aman dalam beragama.

Nabi Muhammad Rasulullah Saw. mewasiatkan kepastian diinul Islam pada dua hal.
Versi Sunni: Kitabullah dan sunnah-sunnah beliau. [kedudukan hadis tsalaqain-nya sahih]
Versi Syiah: Kitabullah dan ahlul bait. [kedudukan hadis tsalaqain-nya juga sahih]

Lalu umat tanpa sadar berinovasi membuat opsi tambahan:
1. Quran
2. Sunnah [bagi Sunni] atau Ahlul Bait [bagi Syiah]
3. Nasab tersambung pada Rasulullah. [fans Habib-Habaaib bagi awam]
4. Keber-arab-an atau keber-wahab-an [bagi Wahabi]

Jika ada kaum muslim yang jaminan ketenangan agamanya berdasarkan nasab [poin 3], secara tidak langsung dia telah menggugurkan sendiri keyakinan pada Quran, Sunnah, dan Ahlul Bait.

[Ingat "Ar-rijaalu qawwamuuna 'ala nNisa", artinya secara implisit Islam itu bersistem patriarki, sebagaimana berlaku secara alami pada banyak budaya manusia. Artinya, nasab itu dilihat dari garis laki-laki]

Jika ada kaum muslim yang jaminan ketenangan agamanya pada keber-arab-an, apalagi pada keber-wahab-an [poin 4], secara tidak sadar dia telah jatuh pada kesesatan yang nyata.


Asah akal dengan pemikiran, bukan dengan batu canai!
Tetapkan Quran pedoman tanpa tanya dan keraguan. Ambil yang terbaik dari Sunni dan dari Syiah. Karena mereka (Sunni dan Syiah) tidak ada hak mengakui dalil sebagai milik mereka sendiri.

Logikanya:
Mustahil yang tergolong Ahlul Bait ["orang rumah"] itu buta sunnah Rasulullah Saw. Mustahil juga para Sahabat Rasulullah Saw. buta sunnah. Bahkan, sebagian orang saleh yang disebut Syiah sebagai ahlul bait juga adalah sekaligus Sahabat Rasulullah. Bukti ada pada diri Ali bin Abi Thalib r.a. [menantu sekaligus sahabat.] Bukti ada pada Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. [mertua sekaligus sahabat]

Apalagi kita semua, umat Muhammad akhir zaman juga berhak bangga mengaku ahlul bait selama bertauhid dengan benar. Kalau golongan yang mengatakan Allah Bertempat, Nongkrong di Arsy, Berwajah, Bertangan, Naik-Turun, Datang-Pergi.. jangan harap berhak ngaku ahlul bait apalagi mau mengaku pemegang teguh Quran dan sunnah. :P


Asah akal dengan pemikiran, bukan dengan batu canai!
Berpatokan pada keturunan darah adalah tabiat kaum Dajjalis Freemasonry-Illuminati. Muslim jangan latah bin goblok ikut-ikutan langkah pengabdi setan itu!




Di hadis, Nabi Muhammad itu kota ilmu dan Sayyidina Ali r.a. itu gerbangnya. Kalau benar sanad ilmu dan nasab tersambung ke kedua kekasih Allah itu, buktikanlah.. wahai Habib-Habaaib/Hazrat/Syarif-Syarifah...

Sampaikan pada umat betapa pentingnya, betapa prioritasnya memahami Al-Insan:1 dan hadis berikut ini:
"Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qash). Di dalam istana itu ada (shadr) , didalam shadr itu ada kalbu (qalb), di dalam qalb itu ada Fu’ad , di dalam fu’ad itu ada syaghaf, di dalam syaghaf itu ada lubb, di dalam lubb ada sirr, dan di dalam sirr itu ada Rahasia-Ku." [Hadis Qudsi]





“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” [H.R. Bukhari dan Muslim]
Keturunan Darah vs Keturunan Akidah: Fenomena Habib-Habaaib dan Tuntutan Pembuktian Nyata Kaum Musyrik
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2012-12-27T16:12:00+07:00
Keturunan Darah vs Keturunan Akidah: Fenomena Habib-Habaaib dan Tuntutan Pembuktian Nyata Kaum Musyrik
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags:
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © 2025 Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism.com