By
Published: 2012-10-14T06:43:00+07:00
Iskandar Dzulqarnain Bukan Alexander The Great
panduan tauhid kita
Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id
Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.
I ni semacam pemerkenalan singkat tentang mengapa pengajian tauhid hakiki yang disampaikan Alm. K.H. Undang Sirad di Majlis Talim Al-Wahidi...
Banyak kisah yang menceritakan tentang kepribadian dan sejarah hidup Dzulqarnain. Sebagian ulama tafsir dan ahli sejarah meyakini bahwa Dzulqarnain yang disebutkan di dalam Al-Quran tak lain adalah Raja Macedonia. Ia dikenal dengan nama Iskandar al-Maqduni atau Alexander The Great. Penafsiran ini berpedoman pada sejarah yang berbicara tentang Alexander yang selalu menang dalam menaklukkan setiap negeri yang dia perangi. Hingga dia berhasil menaklukkan bagian timur Afganistan serta menjajah negeri Persia dan India.
Perbedaan pendapat mengenai kepribadian dan jati diri Alexander of Macedonia tidak hanya terjadi di kalangan ulama dan pakar sejarah Islam. Perbedaan pendapat ini juga melanda para pakar sejarah dari barat. Penulis buku Alexander The Great, Ulrich Wilchken, mengatakan bahwa banyak sekali tokoh yang tergambar di dalam benak manusia tentang sosok Alexander The Great.
Bukti Kuat yang Membantah bahwa Dzulqarnain adalah Alexander
Jika ditinjau dari pemaparan Al-Quran dalam menggambarkan perjalanan hidup Dzulqarnain, sebenarnya sudah dapat disimpulkan bahwa sosok Dzulqarnain yang disebutkan di dalam al-Quran adalah sosok yang jelas berbeda dengan Alexander of Macedonia atau Alexander The Great.
Adapun dalil dan bukti yang menyatakan hal ini adalah sebagai berikut:
a. Dzulqarnain Beriman kepada Allah, sementara Alexander Penyembah Berhala (Paganis)
Sosok Dzulqarnain, sesuai dengan pernyataan Al-Quran, adalah seorang lelaki yang beriman kepada Allah, hari kebangkitan, dan hari kiamat. Allah pun menganugerahkan kekuasaan dan kemenangan kepadanya. Hal ini kian menegaskan keimanan dan amal saleh Dzulqarnain.Sementara itu, terkait dengan Alexander of Macedonia, semua fakta yang ada menyebutkan bahwa dia hidup pada masa sebelum kelahiran Nabi Isa a.s., yaitu pada abad ke-4 S.M. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Eropa yang di dalamnya terdapat bangsa Yunani dan Macedonia, sama sekali belum mengenal agama samawi. Karena agama yang dibawa oleh Isa a.s. adalah agama samawi yang pertama kali masuk ke benua Eropa.
b. Perbedaan Tujuan dan Sarana
Alexander of Macedonia berhasil menaklukkan Persia dan menobatkan dirinya sebagai raja di wilayah tersebut. Setelah itu dia terus melakukan peperangan hingga ke daerah Punjab (sekarang Pakistan dan Afghanistan). Tujuan Alexander melakukan ekspansi seperti ini sebagai tindak balas dendam terhadap musuh-musuh tradisional bangsa Yunani, dalam hal ini diwakili oleh imperium kerajaan Persia. Di samping itu, dia juga berhasrat menguasai kekayaan negeri yang diperanginya tersebut. Hampir setiap peperangan yang dia gencarkan selalu menorehkan penderitaan bagi rakyat di negeri yang terjajah.Berbeda dengan Alexander, tujuan peperangan yang dilancarkan oleh Dzulqarnain sama sekali bukan karena unsur balas dendam dan keinginan merampas kekayaan rakyat. Akan tetapi, tujuannya jelas untuk menegakkan keadilan dan membimbing manusia menyembah Allah. Hal ini terlihat saat Dzulqarnain membangun tembok besar di negeri Cina tanpa mengambil imbalan sedikit pun dari rakyatnya.
c. Perbedaan Perjalanan Hidup
Titik perjuangan terakhir yang dicapai Alexander dan bala tentaranya adalah di benua Asia, tepatnya di daerah Punjab. Orang-orang Yunani berkeyakinan bahwa Punjab merupakan ujung timur dari bola bumi. Jika disimpulkan, Alexander tidak dapat mengetahui bahwa dia berada di perbatasan Cina. Oleh karena itu, dia tidak dapat dikatakan telah masuk ke dalam negeri Cina.Adapun perjalanan yang dilakukan Dzulqarnain terbentang dari bagian timur hingga ke Samudera Pasifik. Kesimpulan ini diambil mengingat dia telah sampai di tempat terbitnya matahari, yaitu sebuah tempat yang sekarang ini dikenal dengan Republik Kiribati. Kemudian Dzulqarnain memutar perjalanannya menuju bagian barat, hingga sampai di negeri Cina.
d. Pembangunan Tembok
Dalam Al-Quran dikatakan bahwa Dzulqarnain membangun sebuat tembok untuk orang-orang Cina[1] yang dapat melindungi mereka dari kekejaman Yajuj dan Majuj. Sementara itu, dalam perjalanan hidup Alexander of Macedonia, sama sekali tidak ada fakta yang menggambarkan peristiwa ini. Hal ini kian menguatkan fakta bahwa Dzulqarnain adalah sosok pribadi yang berbeda dengan Alexander of Macedonia.e. Peran Dzulqarnain dalam Menciptakan Sejarah Cina
Banyak fakta dari realitas sejarah Cina kuno (1350-1150 S.M.) yang menggambarkan perjalanan hidup Dzulqarnain. Hasil kajian yang juga menyimpulkan bahwa kaum yang ditolong oleh Dzulqarnain dengan membangun sebuah tembok besar supaya mereka terlindung dari kejahatan Yajuj dan Majuj, adalah bangsa Cina. Fenomena ini merupakan fakta lain yang menunjukkan perbedaan antara sosok Dzulqarnain dengan Alexander yang belum pernah menginjakkan kakinya di negeri Cina.[dari judul asli: Fakku Asrari Dzil Qarnain wa Ya`juja wa Ma`juj (Ashluhum Zahunum-Authanuhum) karya Abu Zaid Hamdi bin Hamzah]
[1]
Istilah ar-radm (tembok) yang dilekatkan kepada orang-orang Cina dilandaskan pada bahasa yang dgunakan oleh bangsa Cina saat meminta Dzulqarnain membangun sebuah tembok yang dapat memisahkan mereka dengan Yajuj dan Majuj. Sebagaimana dijelaskan pada bagian pembuka, dan penjelasan rincinya akan diterangkan pada postingan selanjutnya. InsyaAllah.[kembali]
{Bersambung ke Asal-Usul dan Maksud Nama Dzulqarnain insyaAllah :{ }