Hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran. (39:9) |
Saya mau tanya:
Selama Sobat menunaikan ibadah salat Jumat, seberapa sering Sobat jatuh tertidur selama khutbah jumat berlangsung?
Sering?! Samma! xD
Saya tanya lagi ya:
Di antara khutbah jumat yang Sobat tidak terkantuk-kantuk itu, pasti karena khatib membawakan khutbahnya dengan berapi-api ya?
Hu-uh?! Wajar! xD
Tentu saya tanya lagi:
Di antara khutbah yang berapi-api itu, kebanyakan temanya soal hukum atau akhlak ya?!
Ho-oh?! Ngaku! xD
Mohon sabar, Saudaraku seiman, wahai para ulama, ustaz, da'i, dan santri sekalian. Tulisan ini dimuat bukan dengan tujuan mencemooh, melainkan wujud keprihatinan menahun .. atau kalau kata anak muda alay sekarang: Gatot, 'galaw total'. :P
Mohon dimaafkan, sebab beginilah adanya saya dalam menulis: dengan determinasi, bukan dengan arogansi; dengan fakta, bukan dengan prasangka. Tapi, jika yang yang Anda terima justru sebaliknya. Tentu tidak bisa juga disalahkan.
Hampir bisa dipastikan setiap khatib di mimbar Jumat memulai khutbahnya dengan ajakan untuk bertakwa pada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya takwa, ajakan untuk berislam secara kaffah, ajakan untuk bersabar, dan ajakan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. Ajakan ini tentu ditujukan bagi diri khatib sendiri dan bagi jemaah Jumat sekalian.
Setelah itu, barulah masuk ke dalam tema khusus yang hendak dibawakan khatib yang dimaksudkan sebagai rincian atas ajakan untuk bertakwa pada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya takwa, ajakan untuk berislam secara kaffah, ajakan untuk bersabar, dan ajakan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.
Lazimnya, tema khusus tersebut dirinci dengan menyampaikan ciri-ciri orang yang bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa, ciri-ciri orang yang berilsam secara kaffah, ciri-ciri orang yang sabar, dan ciri-ciri orang yang mendekatkan dirinya pada Allah. Tentu berdasarkan dalil Quran dan hadis.
Memang, dengan mengetahui ciri-ciri kita bisa mengenali orang-orang sedemikian. Bisa juga sedikit lalu kita berintrospeksi diri apakah ciri-ciri itu ada pada kita atau tidak.
Tapi itu pun kalau kita duduk di sidang Jumat tidak dalam keadaan asyik trance antara tidur dan terjaga 'kan?! :P
Ya, memang perlu kita ketahui ciri-ciri itu. Perlu sekali. Tapi, seandainya ketika itu Allah singkapkan hijab jeritan ruhani para jemaah. Mungkin semua yang ada di sidang Jumat akan terlonjak kaget. Mungkin akan terdengar seperti ini:
Bicara ciri-ciri melulu, cara-caranya kapaaaaannn?!!!
Bicara akhlak dan hukum terus, bicara tentang Allah yang menilai akhlak dan menetapkan hukum, kapaaaaan?!!!
Ah, kau ni mengada-ada aja, Mux!
Hmm.. mungkin juga ya...tapi...
Tapi apa?!!
Tapi.. bukankah ruh itu sampai detik ini kekal makfirat kepada Allah? Bahkan, sebelum ditiupkan ke jasad kita (Q.S. al-Hijr [15]: 29), para ruh itu sudah menyaksikan Allah sehingga yakin seyakin-yakinnya berikrar, "Benar (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi!”(Q.S. al-A`raf [7]: 172). Iya 'kan?!
Lalu mengapa kita sekarang terhijab dari kesaksian ruh kita sendiri? Apa karena semua kita cenderung hidup dengan jiwa yang hanya merasai jasad sambil tak sadar kita ini bisa hidup dan bergerak pun karena adanya potensi ruh???? Apakah karena kita semua buta ilmu tentang ruh? Apakah karena disebutkan ruh itu urusan Tuhanmu dan manusia hanya diberi sedikit saja pengetahuan tentang ruh, lalu kita tidak mau tahu soal ruh? Ilmu yang sedikit itu, mengapa tidak mau digali? 'Kan cuma sedikit, tidak banyak...
Okelah, okelah.. Mux, lalu.. contoh faktanya mana?
Beginih ceritanyahh...
Sejak saya terlahir sebagai seorang muslim, saya tumbuh dengan ke-awam-an soal pandangan dan aliran-aliran dalam Islam. Ya, saya memulai Islam secara muslim KTP. Meskipun setelah kemudian saya dikenalkan Allah Swt. pada ilmu tauhid, saya tetap belum paham dan tidak peduli dengan aliran-aliran dalam Islam. Karena dalam benak lugu saya waktu itu:
"Ah, biar apa pun golongan atau pun alirannya, orang Islam mah pasti sudah yakin kalau Allah itu Ada TANPA tempat."
Demi Allah wa Rasulullah, demikianlah yang ada di benak saya ketika itu. Sungguh bukan kaget dibuat-buat ketika saya di suatu grup facebook Islami membaca ada status lengkap dengan dalil yang dengan yakin menyatakan bahwa Allah itu ada di atas, di Arsy, atau di langit dan bahwa yang berpandangan selainnya itu bidah bahkan sesat.
Tentu saja saya tidak berdiam diri melihat itu semua. Bukan diniatkan sebagai polisi akidah, sekadar menjalankan anjuran saling menasihati (Q.S. Al-’Ashr:3)
Well, tentu saja pemilik status dan kawan-kawannya tidak mudah terima. Lalu argumentasi saya yang juga disertai dalil Quran-hadis dipatahkan dengan memberikan tautan menuju sebuah situs ternama dengan tajuk: Bahaya Bicara Agama tanpa Ilmu. Tanya Mbah Gugel atau klik tautan ini.
Lalu saya buka tautan itu dan membaca sampai tuntas. Dan...ada yang tidak ada di situ padahal semestinya ada. Apa itu? Contoh perbuatannya. Bicara agama tanpa ilmu itu yang seperti apa!
Contoh bicara agama tanpa ilmu itu macam mana, Wak Haji? | Errhmm..eh..,..mmm...Pokoknya yang gak sesuai dalil Quran-hadis, Tot |
Kalau cuma memberondongkan dalil Quran dan hadis sih, semua orang yang di rumahnya punya terjemahan Quran dan hadis juga bisa ngetik gituan doang mah! >:( Yang dibutuhkan umat itu, yang menjadi tanggung jawab ulama itu: MENJELASKANNYA HINGGA KE CARA PRAKTIK, JABRIK!
[Kalimat di atas saya berondongkan tanpa balas pada orang-orang pede di grup facebook tadi]
Belakangan, bahkan ada lagi topik yang lebih ganas di situs ternama lainnya: Berbicara tanpa Ilmu lebih bahaya dari dosa kesyirikan]
Hmm.. baru tau soal ini mah.. emang di Quran ada ya disebutkan dosa lebih ultimat daripada dosa syirik?
Itu ustad penulisnya apa gak takut kena ayat yang mereka lontarkan sendiri ya?
Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. 5:44)
Katanya juga, seseorang yang bernama Ibnul Qayyim (yang diklaim) rahimahullah oleh kalangan ini menyatakan bahwa, "Larangan berbicara tentang Allah tanpa ilmu ini mencakup berbicara tentang nama dan shifat Allah, perbuatan-Nya, agama dan syari’at-Nya." :P
Hanya "ulama" kalanganmu ya yang berilmu dan yang boleh bicara agama, umat gak boleh ngomonging agama.. mau ngulang sejarah Eropa era kegelapan ya?!
Pantesan isi warung kopi isinya oblong melulu..buih campur jigong.. T_T
Okelah..okelaaaah... jadi contoh bicara agama tanpa ilmu itu menurutmu yang gimana!
Lha nTu di atas.. xD
Grrrr... !! Jadi detail contoh praktik cara-cara jadi orang yang bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa, cara-cara jadi orang yang berislam secara kaffah, cara-cara jadi orang yang sabar, dan cara-cara jadi orang yang mendekatkan dirinya pada Allah itu, yang gimanaaaa!!
Hmm.. sebenernya praktik ibadah di Islam tuh gak banyak. Sedikit aja kok. Sedikit, tapi hasilnya bisa membukit, insyaAllah. Secara gak langsung isi postingan di label Di Sama-Tengah Hati udah beri isyarat ke arah praktik secara umum. Itu juga bukan dariku, dari guru tauhid loh.
Kalau mau yang detailnya satu per satu cara-cara yang diminta sih.. nanti deh.. kalau ane lagi mood nulis lagi ya.. :P InsyaAllah.
Heh, Mux! Koq berani-beraninya Loe bicara sembarangan soal ulama, hah!! | Di sinilah enaknya jadi kelas umat, kalau ane ulama 'kan gak boleh bicara sembarangan, Broer.... |
n.b.
Sebelum dan selama ngetik postingan ini ane liat ada beberapa komentar baru.. utamanya dari Sahabat baruku, Saudara "seperjalanan" yang kucintai karena Allah, Bang Arbi, setelah ini dipublish.. ane mohon izin ashar en istirahat dulu yah.. ini bikin postingan berjam-jam sih.. dari sebelum zuhur, Bo!! xD
Memahami ilmu agama merupakan kewajiban atas setiap muslim dan muslimah. Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim. [HR. Ibnu Majah no:224, dan lainnya dari Anas bin Malik. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani]
Dan agama adalah apa yang telah difirmankan oleh Alloh di dalam kitabNya, Al-Qur’anul Karim, dan disabdakan oleh RosulNya di dalam Sunnahnya. Oleh karena itulah termasuk kesalahan yang sangat berbahaya adalah berbicara masalah agama tanpa ilmu dari Alloh dan RosulNya.
Sebagai nasehat sesama umat Islam, di sini kami sampaikan di antara bahaya berbicara masalah agama tanpa ilmu:
1.Hal itu merupakan perkara tertinggi yang diharamkan oleh Allah.
Alloh Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)” (Al-A’raf:33)
Syeikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz rohimahulloh berkata: “Berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk perkara terbesar yang diharamkan oleh Allah, bahkan hal itu disebutkan lebih tinggi daripada kedudukan syirik. Karena di dalam ayat tersebut Alloh mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Dan berbicara tentang Alloh tanpa ilmu meliputi: berbicara (tanpa ilmu) tentang hukum-hukumNya, syari’atNya, dan agamaNya. Termasuk berbicara tentang nama-namaNya dan sifat-sifatNya, yang hal ini lebih besar daripada berbicara (tanpa ilmu) tentang syari’atNya, dan agamaNya.” [Catatan kaki kitab At-Tanbihat Al-Lathifah ‘Ala Ma Ihtawat ‘alaihi Al-‘aqidah Al-Wasithiyah, hal: 34, tahqiq Syeikh Ali bin Hasan, penerbit:Dar Ibnil Qayyim]
2. Berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk dusta atas (nama) Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadapa apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. An-Nahl (16): 116)
3.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan kesesatan dan menyesatkan orang lain.
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hambaNya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan seorang ‘alim-pun, orang-orang-pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain. (HSR. Bukhari no:100, Muslim, dan lainnya)
Hadits ini menunjukkan bahwa “Barangsiapa tidak berilmu dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan tanpa ilmu, dan mengqias (membandingkan) dengan akalnya, sehingga mengharamkan apa yang Alloh halalkan dengan kebodohan, dan menghalalkan apa yang Allah haramkan dengan tanpa dia ketahui, maka inilah orang yang mengqias dengan akalnya, sehingga dia sesat dan menyesatkan. (Shahih Jami’il Ilmi Wa Fadhlihi, hal: 415, karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr, diringkas oleh Syeikh Abul Asybal Az-Zuhairi)
4.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan sikap mengikuti hawa-nafsu.
Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rohimahulloh berkata: “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allah telah berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ
Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun (Al-Qashshash:50)” (Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393)
5.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu merupakan sikap mendahului Allah dan RasulNya.
Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Hujuraat: 1)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rohimahulloh berkata: “Ayat ini memuat adab terhadap Alloh dan RosulNya, juga pengagungan, penghormatan, dan pemuliaan kepadanya. Alloh telah memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman, dengan konsekwensi keimanan terhadap Alloh dan RosulNya, yaitu: menjalankan perintah-perintah Alloh dan menjauhi larangan-laranganNya. Dan agar mereka selalu berjalan mengikuti perintah Alloh dan Sunnah RosulNya di dalam seluruh perkara mereka. Dan agar mereka tidak mendahului Alloh dan RosulNya, sehingga janganlah mereka berkata, sampai Alloh berkata, dan janganlah mereka memerintah, sampai Alloh memerintah”. (Taisir Karimir Rahman, surat Al-Hujurat:1)
6.Orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu menanggung dosa-dosa orang-orang yang dia sesatkan.
Orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu adalah orang sesat dan mengajak kepada kesesatan, oleh karena itu dia menanggung dosa-dosa orang-orang yang telah dia sesatkan. Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HSR. Muslim no:2674, dari Abu Hurairah)
7.Berbicara tentang Allah tanpa ilmu akan dimintai tanggung-jawab.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
Setelah menyebutkan pendapat para Salaf tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: “Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah: bahwa Alloh Ta’ala melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan persangkaan yang merupakan perkiraan dan khayalan.” (Tafsir Al-Qur’anul Azhim, surat Al-Isra’:36)
8.Orang yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan.
Syeikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami menyatakan: “Fashal: Tentang Haramnya berbicara tentang Allah tanpa ilmu, dan haramnya berfatwa tentang agama Allah dengan apa yang menyelisihi nash-nash”. Kemudian beliau membawakan sejumlah ayat Al-Qur’an, di antaranya adalah firman Allah di bawah ini:
وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ اللهُ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. 5:44)
9.Berbicara agama tanpa ilmu menyelisihi jalan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rohimahulloh menyatakan di dalam aqidah Thahawiyahnya yang masyhur: “Dan kami berkata: “Wallahu A’lam (Allah Yang Mengetahui)”, terhadap perkara-perkara yang ilmunya samar bagi kami”. [Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393]
10.Berbicara agama tanpa ilmu merupakan perintah syaithan.
Allah berfirman:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. 2:169)
Keterangan ini kami akhiri dengan nasehat: barangsiapa yang ingin bebicara masalah agama hendaklah dia belajar lebih dahulu. Kemudian hendaklah dia hanya berbicara berdasarkan ilmu. Wallohu a’lam bish showwab. Al-hamdulillah Rabbil ‘alamin.
Kembali
By
Published: 2012-10-06T15:08:00+07:00
Contoh Kasus Ulama yang Bicara Agama tanpa Ilmu
51 komentar:
Pertamax gan. hehehe...
kalo sholat jumat ane sudah memohon berbagai macan cara, eh mksdnya berbagai macam cara utk spy ga jatuh ke alam awang uwung "alias tidur lelap" hehehe... sudah pula memohon kpd Allah agar diberi kekuatan melawan ngantuk dan juga sudah ber-taawuz spy berlindung dari tepung ngantuknya setan. tapi koq ga mempan ya? saya jadi berpikir....jangan2 masalahnya bukan pada setannya tapi khotibnya kali yak? masalahnya malam hari tidurku cukup lho... hihihihi
biasanya org tidur saat org lain bicara karena beberapa hal :
1. Yg ngomong ga ngerti apa yg diomongin. Padahal kadang yg omongin itu tema yg 'berat' (urusan daleman... wkwkwkwk)
2. Tema yg dibicarakan bukan tema yg dibutuhkan audience. Namanya juga audience kan beragam. ada yg mau dengar lawak/lelucon, teknik syariat, isu terbaru seputar politik sampe urusan "cek n ricek". Ada juga yg butuh dengar tentang ke-Allah-an, supaya tentram hati ini.
3. Mungkin bosan dengerinnya. (kyk waktu SBY pidato, banyak yg tidur...dari level pejabat sampe anak es de) Padahal SBY ngerti lho apa yg dia omongin...hihihi. Omdo... tanpa bukti....
4. Faktor X.... Nah ini urusannya Simon Cowell aja deh yg jelasinnya. hehehe...
Enaknya jadi kelas umat...bisa ngemeng seenak udel-nya dewe. ow ow ow...
btw, tadi ada namaku disebut2. jadi ge-er nih... ^_^
-Arbi-
keduax euy telat. :D hahahaha
wkwkwkwk saya mah bacanya juga musti di ulang euy.. wkwkwk soalnya kagak masuk kalo bacanya satu kali, yang masuknya malah yang bodor2nya sajah XD wkwkwkwk jagoan
wah akang nuhun atos dipasang bannerna :1: terharu... alhamdulillah..
alhamdulillah langkung jagoan oge ngedit bannerna eum... jazakumulloh.. mugi langkung kasep deui. aamiin
>> https://lh3.googleusercontent.com/-gZfO_0CQIhE/UFtX2oMxpQI/AAAAAAAAF2U/xCfEjGdfbX4/s468/Japan-Wallpaper-valleywolvespalestine.png
hehehe, aku loh mbulet baca ini :D
dr kmrn2 udah baca bingung mau komen apa, akhirnya sekarang komen LOL
Bicara dan mengeluarkan argumen didalam blog memang paling enak yah mas ? hha
Setidaknya mas bisa dicap jadi ulama yang handal juga. Kalau begitu lakukanlah apa yang harus dilakukan, jangan hanya merengek dan berkicau :D turun tangan mas menjadi ulama, dan saya akan memperhatikannya.
salam kenal mas zaki...
kan udah dijelasin di atas kalo "enaknya jadi kelas umat". koq malah disuruh jadi ulama seh? bacanya stengah2 nih mas zaki.. :)
saksikan yaa..saya udah turun tangan nih buat ngetik..hihihi... peace
-Arbi-
bukannya walaupun bukan ulama juga harus hati2 jaga omongan yah? :P
kan justru orang bodoh itu lebih selamat jika diam :D
"justru orang bodoh itu lebih selamat jika "diam" "
setuju kang iskandar :) memang saya yang lancang ini masih perlu belajar "diam". doakan sukses yaa kang.. ^_^
tapi diam yg bagaimana ya? secara aku gak ngomong lho..aku cuman ngetik koq (hihi..masih aja bela diri wkwkwk) peace...
-Arbi-
Btw, nama kang Iskandar mirip nama raja yg menyelamatkan umat dari Yajuj dan Majuj ya :) nama yang indah Kang Is :)
-Arbi-
kurang setuju sama yang ini komentar :P
wew.. kalo pantun tuh terbangun atas sampiran dan isi. Lha komen si Neng ini baru sampiran.. isinya manaaaa... :9: :3:
Pertama,
Kalo ente cermat, selaku kelas umat ane udah turun tangan, yaitu dengan nulis keprihatinan menahun yang ente sebut rengekan.
Kedua,
Seandainya Allah berkehendak ntar ane jadi ulama:
(a) pastikan bahwa ane akan jadi ulama yang gamau digunting mulut di
akhirat. Soale kalau cuma ngomongin yang diomongin Allah dan Rasul-
Nya.. ga ada beda dengan beo.
(b) pastikan nanti ente akan cari ane bagai Musa yang setelah 40 taun
kemudian baru nyadar dan paham akan kebenaran hikmah Khidir.
eh.. jadi nyambung ke al-Kahfi.. :P
Ketiga,
Tolong tunjukin bagian postingan mana yang gak sesuai dengan fakta di lapangan?!
hehehe hu uh.. jadi kelas umat itu emang... ENYAK, BANG! :3:
Betul, tapi sebenernya postingan di atas ada argumentasi berdasarkan fakta. Lagian ane nulis ini dengan kesadaran penuh sedang disaksikan Allah, Rasulullah, para malaikat, para jin, setan, iblis, genderuwo, kuntilanak di pohon depan rumah, dan di gudang deket kamar mandi, dll. Jadi pasti dipertanggungjawabkan di hadapan mizan kelak ya.
Ane belum tau kalau di Islam ada anjuran agar para muslim menjadi bodoh, atau setidaknya "merasa" bodoh.
Sebab, wahyu pertama sekaligus perintah pertama sekaligus syariat pertama sekaligus ayat pertama itu berbunyi "Iqra". Sedangkan Allah gak mungkin gak tau kalau Nabi Muhammad Saw. itu buta huruf. Jadi, ada pesan sublim dalam ayat satu kata ini ya?!
Mengenai diam. Dalil-dalil mengenai diam disimpulkan ke dalam dua model:
1. adakalanya diam itu emas: maksudnya harus bisa sampai ke pemahaman
dan pengamalan tauhid "kalla lisanuhu" (kelu lidah) dalam musyahadah
atau penyaksian hadirat Ilahi Rabbi.
2. adakalanya diam itu berarti selemah-lemah iman.
Nah, dalam kasus postingan di atas, ane pandang sebagai model yang kedua.
Untuk ukuran akhir zaman sekarang ini, bisa jadi yang masuk kategori bodoh itu pribadi-pribadi yang malah menjaga jarak dari agama dan kebertuhanannya dan cenderung menginvestasikan waktu dan tenaganya sekadar untuk merayakan syahwat budaya pop dan nina bobo hidup dalam sistem. Sistem yang memang dirancang sedemikian rupa untuk kenyamanan kalangan manis-manja. Ane justru khawatir kalangan sedemikian ini justru sedang dapat istidraj dari Allah. Nauzubillahi min zalik ya.
Sebenernya postingan di atas dilakukan dengan pondasi hadis yang kira-kira redaksinya begini:
"Belum dikatakan sempurna iman seorang mukmin sebelum ia menginginkan kebaikan sebagaimana ia inginkan kebaikan itu untuknya
Dan sebagaimana paragraf pembuka di atas, demikian juga ane tutup komentar inih :D
Hu uh, namanya bagus.. kebetulan banget ini saya ada literatur tersangkut yang udah lama diniatin mau diposting tapi belon jadi-jadi ni, Bang :14:
khutbah sebaiknya jgn panjang2, kasihan umatnya, sudah datang awal, jadi isi khutbah seharusnya to the point
literatur tersangkut atau terkait kang? nyangkut dimana Kang? hihihi..https://lh5.googleusercontent.com/-DzpLpNVqjTg/UFV6-KbfXDI/AAAAAAAAFgE/SbWZJMcK1i4/h120/aww.gif
-Arbi-
kaga setujah ane...khutbah itu sebaiknya ada isinya. mo panjang mo pendek kalo isi semua itulah yg dicari. bukan kasian umatnya, tapi kasian kamunya.males baca sih..pake bawa2 umat segala..https://lh3.googleusercontent.com/-H5C4-lpTlCA/UFV6-n9fGvI/AAAAAAAAFgM/OUcR0r0xIHs/s128/cacags.gif
pake bawa2 rakyat segala..rakyat yg mana? ups ga nyambung yak? hahaha...
-Arbi-
Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Muxlimo yang dilindungi Allah dalam setiap urusan kehidupan.
Astaghfirullah al-adzhim... pertama kata diucapkan setelah menelaah kandungan tulisan mas Muxlimo di atas. Saya sangat tertarik dan entah ada debaran yang memungkinkan rasa tidak keruan untuk cuba memahami apa yang dibicarakan.
Permohonan ampun dari Allah swt dan kemaafan dari mas Muxlimo yang lembut hatinya, jika apa yang dibicarakan oleh saya, ditakuti lari dari kefahaman saya tentang maksud dan tujuan postingan ini.
Islam bukan agama jumud yang menidakkan kebebasan kepada umatnya untuk mencari ilmu sedalam mungkin dan menyuarakan apa yang dikehendakinya.
Prinsip Tamadun Islam antaranya memberi Hak dan Kebebasan bagi manusia untuk bebas bersuara. Setiap manusia mempunyai bakat semula jadi yang dapat diperkembangkan sehingga boleh mengeluarkan fikiran yang bernas dan bermutu dan mampu membantu pembangunan insaniah.
Saya malah berpendapat untuk membicarakan agama hendaklah dengan ilmu yang sesuai dan menurut kemampuannya. Bukan melulu dan menurut emosi yang menjalar.
Malahan ilmu dalam sesuatu topik yang dibicarakan adalah ilmu yang sudah dipelajarinya melalui guru yang berwibawa selain panduan al-Quran dan al-Sunnah atau bacaan dari kitab-kitab muktabar atau penulisan mereka yang bertanggungjawab terhadap pemikirannya.
Kesungguhan mas Muxlimo membicarakan perkara yang selalu menjadi punca kelemahan umat islam sangat saya kagumi dan saya raikan. Tidak ramai yang sanggup menyerah "ketakutan"nya untuk menjadi berani membicarakan hal yang berat dan bisa mengeluarkjan asap ini..hehehe, kecuali merka yang sudah tebal muka, iman dan jiwanya. :D
Hakikatnya, perbincangan seperti ini yang bersifat "pedas dan sinis" akan banyak memberi ruang berfikir secara kritis dan kreatif bagi mencabar minda dalam memahami sesuatu isu dalam ajaran Islam masa kini yang semakin dipandang remeh, malah bisa menyesatkan.
Kefahaman cetek terhadap sesuatu bahasan ilmu akan mengakibat kesan yang besar kepada iman dan kepercayaan diri. Tanpa panduan dan pedoman yang dapat membimbing akan melahirkan golongan yang selalu tidak bersependapat dengan al-Quran dan al-hadis juga ijmak ulamak seperti yang berlaku kepada seorang aktivis lesbian, Irshad Manji.
Saya juga bersetuju, bahawa terdapat juga ilmu yang dipelajari secara alamiah tidak diperolehi nasnya dalam al-Quran dan hadis tetapi memerlukan kepada akal untuk menjelaskannya sehingga harus berijtihad untuk menyelamatkan ummah dari melakukan hal yang melanggar hukum Allah swt.
Para ulama dan umara hendaklah menjelaskannya dengan cara praktik selain teori yang difahami. Ini memang tanggungjawab mereka terhadap rakyatnya.
Terima kasih mas kerana membuka hati dan minda untuk memikirkan soal yang berat ini. Semoga Allah memberi berkat dan rahmat buat semua yang ingin memikirkannya sebagai satu hikmah yang membina iman dan meningkatkan ibadah di sisi Allah. Jika salah difahami, hanya kepada Allah kemapunan diharapkan. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Salam mesra dan hormat selalu dari saya di Sarikei, Sarawak.
SITI FATIMAH AHMAD
Nyangkut di tempatnya tersangkut, Bang! :g: =))
bahaya..ada yang wesmosi.. pura-pura :15: ahhh :3:
Alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh, Mbak Fatimah yang Allah karuniai faham dan wawasan yang luas..
ah... jangan khawatir, Mbak.. saya senantiasa menerima dengan terbuka apa-apa yang disampaikan Mbak. Karena insyaAllah, saya kenal betul karakter Mbak yang amat pengertian. Apalagi, uraian dari Mbak di atas sebenarnya justru memperlengkapi isi postingan saya ini. :D
Benar sekali, Mbak.. apabila kita memiliki wawasan yang luas, tetapi sebenarnya hanya berisi nafs/ego yang meluap-luap, pada akhirnya hanya akan melahirkan orang-orang seperti Irshad Manji dan (kalau di Indonesia) orang-orang seperti yang tergabung dalam Jaringan Islam Liberal (JIL) yang senantiasa merasa paling kritis dalam menafsir hukum. Padahal sebenarnya yang mereka lakukan itu penyesatan bagi umat. :14:
Memang sulit ya mengubah gaya penulisan itu, Mbak..setidaknya bagi saya pribadi.. :D sebab ini juga dilatarbelakangi dengan prinsip "jika tidak ada ledakan, tidak akan orang menoleh" di satu sisi, saya pun ingin agar para muslim jangan menafsirkan akhlaqul karimah hanya dalam bentuk yang mirip dengan bhiksu2 di film hongkong :^ Sebab sebenarnya Islam tidak melarang setiap pribadi untuk menjadi dirinya sendiri selama tidak melampaui batas syariah.
Memang menjadi kelas ulama itu tanggung jawabnya besar sekali. Nah, melalui postingan ini saya sekadar menyampaikan bahan pemikiran yang sulit mereka terima sebab disampaikan dengan cara sarkastis ya, hehehe. Tak apa.. mudah-mudahan ini juga bisa jadi bahan pelatihan menahan ego/nafs mereka. Biasanya kalau ulama itu ..apalagi yang sudah terkenal.. sepertinya ada kecenderungan lupa menerima nasihat setelah setiap waktu dialah yang memberi nasihat. (Padahal Rasulullah sendiri selalu terbuka menerima kritik. Bukti yang paling jelas adalah sebutan "sahabat" dan bukan "murid" pada umatnya. Allahua'lam.
Terima kasih atas kongsian bijak ini, Mbak Fatimah yang saya segani. Semoga Allah merahmati kita semua. Aaamiiin.
Salam takzim selalu dari Bandung-Pontianak, Indonesia :21:
Dari peralihan kata ganti "kamu" menjadi "ente" juga saya sudah curiga kalau awal mula menjawab argumen diatas berdasarkan rasa hormat yang bias! Mas nya bisa lebih sopan dengan memakai kata Anda or what else :)
Saya setuju dan 100% dukung mas nya jadi ulama yang handal dan tak pernah terkait kritikan orang-orang. Amin.
Wkwk pengandaiannya terlalu berlebihan mas atuh kalau pake baginda Musa sama Baginda Khidir. Tapi boleh juga lah :D mendapat pengandaian seperti itu hehe
Ke tiga. Mas nya salah mengartikan bagaimana saya berkomentar. Saya sangat menghormati semua manusia termasuk mas dengan dakwahnya. Semoga dakwah kita semua memang benar-benar menimbulkan suatu gerakan yang merekah...
Salam kenal juga mas Arbi.
Justru mas nya kali yang berpikir setengah2 :)
Kritik tanpa solusi itu bagai perkutut bernyanyi dalam sangkar. Ia mengoyak namun hanya dalam kandang sahaja.
kapan ane bilang "kamu"? :P bukannya ane dan ente lebih islami? :P
pengandaian itu gak berlebihan. Musa di sisi hukum Khidir di sisi hikmah. Sejarah islam membuktikan pada akhirnya yang berat ke hukum menyadari, berdiri di hukum aja gak cukup dikatakan bertuhan.
hati2, akhlaqul karimah itu bukan satu bentuk en gak selalu musti mirip bhiksu2 pelem hongkong :-"
kan udah dikasih petunjuk, solusi umumnya cara praktik ada di label tertentu di sini. kalo ente gak ngarti bahasa di label tsb. jangan salahkan kenapa batu itu keras.. 8-|
kalau mau argumen, ya tunjukin bagian mana yang gak sesuai fakta.. baru namanya muzakarah.
apa perlu ane suapin soal solusinya? :-"
Yang namanya blog 'kan beda ama koran..
koran --> dateng ke pembaca
blog --> pembaca yang dateng
kan gak lucu kalo ane tiba2 masukin link di kolom komentar situs bersangkutan.. itu mah namanya petantang petenteng euy :P
Justru dengan berpikir agregat saya menilai fakta lapangan dari dua sisi. tidak satu sisi. tidak satu mata kyk kang dajjal. https://lh4.googleusercontent.com/-dWjINDFQ-TM/UFV7H6jjDrI/AAAAAAAAFh0/ssPyjh3EsRI/h120/muahaha.gif
Jabat hangat,
-Arbi-
oya, aku lupa kalo belum minum obat kang. makanya jadi error nih. hihihihi... https://lh4.googleusercontent.com/-esPfNBJOoTo/UHWB9xMnrWI/AAAAAAAAGKU/LE77KoCx-Fs/s18/kupi-nanas.gif
-Arbi-
hmmm... rupanya lagi rawat-jalan ya, Bang.. :23:
wkwkwkw peace ah.. :^ *kaboor takut kumat lagi :7: :g:
tepatnya dirawat di jalan Allah sampe sembuh alias mahasuci Kang Brow...ngeles aja kyk bajaj https://lh6.googleusercontent.com/-GXVjUZ8JLTk/UFV7IRrngqI/AAAAAAAAFh8/G2mkhsEiOrs/s128/pecut.gif
-Arbi-
ternyata kang zaki penganut paham marxist ya :) tadi saya sempat mampir ke blog nya kang zaki. Blog yang bagus kang..tapi fotonya ganti dong...aku mauya foto kang zaki waktu jadi mojang jajaka mewakili utusan Ujungberung hehehe...https://lh3.googleusercontent.com/-8wtXl5v8lW8/UFXgsebsyCI/AAAAAAAAFvs/oJaS8vE-Vwk/s128/gituloh.gif
-Arbi-
di blog kang zaki, akang ada menulis : "Bila ada kejanggalan, kita tak boleh diam, bila berkenan, ayo maju, dan juga lawan!!"
Ane setuju banget kang...InsyaAllah kita satu visi diantara banyak cara yaa kang..
Jabat hangat,
-Arbi-
aduh kang :D
Punten saya cuma mempunyai pandangan sastra dalam bingkai marxist aja.
Selebihnya dalam dakwah saya sepakat dengan yang empunya blog ini. Dakwah lewat blog.
Saya tak mau seperti tan malaka "Ketika berdoa padamu aku Islam. Ketika ...."
Bagi saya Islam adalah jalan..Kang arbi dimana?
Ia Kang :)
Terimakasih sudah saling berdiskusi.
Salam dari Uber kang..
What an "ajeb" excuse u've made here, Dear Bro! :8: :}}
Alhamdulillah, salam juga dari orang Bandung yang nyasab di Pontianak, Lur. :)
Anggerrr c eta.... :17:
wkwkwkw.. simpulan diterima! utamanya bagian penutup: silakan ge er selagi belum difatwa harom yah.. :g:
"Bagi saya Islam adalah jalan"
Setujuu banget...tapi kalo boleh ditambahin gini gimana kang?
"Islam adalah jalan untuk di-jalani bersama teman2 yg saling menyemangati. ciayooow..."
wah kalo kang zaki nanya aku dimana, boleh kah kalo aku jawab sedang di "jalan". hehehe....becanda ya kang zaki..
Abdi di Batam, mengais rejeki sekedar utk bertahan hidup di "kolong langit"-nya Tuhan. hihihi...
Skripsi dah selesai blm tuh...keasyikan ngeblog skripsi terbengkalai...https://lh6.googleusercontent.com/-GXVjUZ8JLTk/UFV7IRrngqI/AAAAAAAAFh8/G2mkhsEiOrs/s128/pecut.gif
Jabat hangat,
-Arbi-
*numlew :7:
numphang lewadh :3:
bayar karcis dulu doong..https://lh3.googleusercontent.com/-H5C4-lpTlCA/UFV6-n9fGvI/AAAAAAAAFgM/OUcR0r0xIHs/s128/cacags.gif
Kangmux yang budi-man...usul lagi yaa..boleh diterima, boleh juga diterima. lagu di beranda di ganti dong, sedih banget sih...atau serem banget ya..hihihi.. gimana kalo diganti lagu sunda instrumental yg suejukk (serasa di saung sunda) atau lagu dugem kokok ayam aja. hihihi... https://lh5.googleusercontent.com/-oTu85zJ0-9k/UHeVTbFc1aI/AAAAAAAAGUk/fPSbTTnc0aw/s22/heheotan.gif
apakah benar cara yang kamu lakukan berdasarkan hadits di atas? :P
bukannya sebuah amal itu diterima bukan karena niat doang yang bener, tapi juga butuh cara yang bener juga? :P
bener menurut siapa dan salah menurut siapa? ayat quran aja bisa multi tafsir. tergantung penafsirnya. hadits juga ada yg shahih ada yg dhoif itupun tergantung periwayatnya. yang jadi patokan sekarang apa nih? imam aja ada 4, masing2 beda2 pendapat juga. yang benar yang mana yang salah yang mana?
BERPIKIRLAH dan BUKTIKANLAH kalau itu benar atau kalau itu salah...monggo...
@Iskandar: kalo ane gak yakin, gakkan dibikin tuh tulisan :-" masalah cara, kan udah dikasitau dari awal di paragraf ke-4.
Islam tidak memasung akhlaqul karimah mesti seperti bhiksu pelem hongkong, Islam tidak melarang menjadi diri sendiri.
Bukan apa-apa, akhlaqul karimah model manis-manja sopan-santun udah abis dipake ama kalangan penyesat umat dari kejawen dan liberalis.
Niatnya kan mau "ngebangunin" orang tidur.. nah, cara efektif ngebangunin orang tidur kan bukan dielus atau dibisik manja ya?! well, setidaknya itu sudah pilihan ane.
Sebenernya, siapa pun yang tidak terganggu dengan cara penyampaiannya, berarti ia lolos dari "jebakan nafs" di tulisan ini. :P
Kalau belum bisa lolos, berarti masih terhijab oleh nafs dalam menerima kebenaran. :D
wkwkwkwk.. emang banyak yang protes soal OST di homepage tuh.. "suram" katanya.. ahahah! tapi selama ini ane belum dapet gantinya Bang.. yang lengkap ada kesan nada "terpuruk" (Islam kini); ada kesan harapan (Islam mendatang); dan ada reff yang memuncak..berupa ajakan mendesak untuk Islam.Inc <-- bakal kedengeran alay nih :3:
Sebenernya udah ada calon gantinya, tapi.. tetep beraroma "suram" nih.. :3:
Jadi saran ini masih dalam tahap "pertimbangan" ya, Bang.. :D
terserah mentorku idolaku lah...ane sih yg penting masukin masukan dulu aja :) mo ditampung, dipertimbangkan, atawa di-diamkan (kyk pusat) alias di-cuekin juga gpp deh. hihihihi...
salam hangat teriring rindu dari keluarga di Batam teruntuk mentorku di pontianak sekeluarga...
hidup di kolong langit ini ga lama...mari kita lewati dengan kasih sayang karena Allah Mahasuci...ikhwan fillah lillah billah...
heheh.. tentu gak la nyuekin keluarga sendiri.. :) salam rindu juga dari keluargamu di Pontianak, Bang Arbi.. semoga makin disayang Allah.. Aamiiin. :)
main mata dikit ahh... https://lh5.googleusercontent.com/-DzpLpNVqjTg/UFV6-KbfXDI/AAAAAAAAFgE/SbWZJMcK1i4/h120/aww.gif
jiahhh!! main mata lageh.. :2:
*pura2sakitmata ahhh.. B-) <-- buta tapi trendi :3:
Maju Terus Mas.
saya juga tadi sempet mampir sejenak di alam Awang-Uwung kaLa khatib membaca khutbah yang panjangnya 30 menit dan materinya membosankan bangeeeetttss.... !!
ItuLah Faktanya di Lapangan. . . !!
Posting Komentar