Mourn of Rohingya ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Mourn of Rohingya

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.
[zoom]


➲ Versi Bahasa Indonesia| Buka Þ

Perlakuan atas etnis Rohingya lebih parah daripada aksi Zionis terhadap rakyat Palestina. Myanmar perlu belajar banyak soal hak asasi manusia (HAM). Perlakuan negara ini terhadap etnis Muslim Rohingya tak bisa mendapat toleransi.
Pemerintah Myanmar mengusir mereka hanya karena berbeda etnis dan agama.
Kecaman internasional pun terus mengalir. Organisasi Konferensi Islam (OKI) mendapat seruan untuk membahas kekerasan Myanmar terhadap etnis Rohingya. “Kami menyerukan kepada OKI untuk menyelenggarakan pertemuan darurat,“ kata anggota parlemen Iran, Hossein Naqavi-Hosseini, Rabu (18/7). Menurut Naqavi-Hosseini, kekerasan di Myanmar merupakan pelanggaran terhadap semua peraturan internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut dia, Dewan Keamanan PBB dan lembaga hak asasi manusia tidak menunjukkan reaksi apa pun. Naqavi Hosseini mengkritik negara muslim (koplok!) tertentu yang diam dalam masalah ini.
Majelis ulama al-Azhar mengutuk pembunuhan dan pembersihan etnis Rohingya. Mereka menyesalkan komunitas internasional yang diam menanggapi aksi kriminal Pemerintah Myanmar ini. Majelis ulama menyerukan protes dan blokade terhadap kedutaan Myanmar di negara-negara Islam. Menurut mereka, perlakuan Myanmar terhadap etnis Rohingya lebih parah daripada aksi Zionis kepada rakyat Palestina.

Ghulam Taqqi Bangash, profesor dari Shaheed Zulfikar Ali Bhutto Institute of Science and Technology, Islamabad, Pakistan, mengatakan pembersihan etnis yang terjadi di Myanmar adalah sebuah tragedi internasional. Pemerintah Myanmar, menurut Bangash, beruntung karena mayoritas muslim di seluruh dunia tidak tahu tragedi itu.

Pernyataan Pemerintah Myanmar bahwa Rohingya bukan bagian dari Myanmar adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.

Fakta Muslim Rohingya di Myanmar, kata Bangash, menghadirkan paradoks tentang umat Buddha. “Mereka dikenal sebagai orang-orang yang damai. Sekarang kita dihadapkan pada sebuah kejutan,” katanya. Bangash menyesalkan sikap diam penerima Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keprihatinan atas kebrutalan terhadap Muslim Rohingya. Erdogan menyeru masyarakat internasional agar mengakhiri kebungkaman. “Kami berharap sensibilitas lebih dari masyarakat internasional untuk Muslim Rohingya yang meninggalkan rumah, harta, dan tanah mereka,” kata Erdogan. Pemerintah Myanmar tidak meng izinkan media memasuki negara tersebut.

Presiden Myanmar Thein Sein mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan tentara untuk memulih kan stabilitas.


sumber:
  • http://17-08-1945.blogspot.com/2012/07/koran-digital-duka-muslim-rohingya.html
  • http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/07/19/ArticleHtmls/DUKA-MUSLIM-ROHINGYA-19072012001030.shtml?Mode=1

Treatment of the Rohingya ethnic worse than the action of the Zionists to the Palestinians. Myanmar needs to learn a lot about human rights (human rights). Treatment of this country against the ethnic Rohingya Muslim can not be tolerated. Myanmar's government expelled them just because of different ethnicities and religions. International criticism continues to flow. 

Naqavi Hosseini criticized certain Muslim countries are silent on the issue.{Damn you idiot muslims!}
Organization of Islamic Conference (OIC) received a call to discuss violence against ethnic Rohingya Myanmar. "We call on the OIC to hold an emergency meeting," said Iranian parliament member, Hossein Hosseini Naqavi-Wednesday (18/7). According Naqavi-Hosseini, the violence in Myanmar is in violation of all international laws and the Charter of the United Nations (UN). 
According to him, the UN Security Council and human rights organizations did not show any reaction. Naqavi Hosseini criticized certain Muslim countries are silent on the issue. 
The UN Security Council and human rights organizations did not show any reaction.
12160.info

Majlis of al-Azhar condemned the killing  and the Rohingya ethnic cleansing. They deplored the silence of the international community that the Government of Myanmar responded to these criminal acts. Assembly of clerics called for protests and blockades against the Myanmar embassies in Islamic countries.

According to them, the treatment of ethnic Rohingya Myanmar is more severe than the action of the Zionists to the Palestinians. 

Ghulam Taqqi Bangash, a professor of Shaheed Zulfikar Ali Bhutto Institute of Science and Technology, Islamabad, Pakistan, said that ethnic cleansing is happening in Myanmar is an international tragedy. 

Government of Myanmar, said Bangash, was lucky because the majority of Muslims worldwide do not know  this crime.
Statement of the Government of Myanmar that Rohingyas are not part of Myanmar is something that can not be accepted. Myanmar's Rohingya Muslim fact, Bangash said, presenting the paradox of the Buddhists. "They were known as peaceful people. Now we are faced with a shock's, "he said.

Bangash deplores the silence of the Nobel Peace Prize recipient, Aung San Suu Kyi.


Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan expressed concern over the brutalities against Rohingya Muslims. Erdogan called on the international community to end the silence. "We expect more from the international community sensibility to Rohingya Muslims who leave their homes, possessions, and their land," said Erdogan.





Myanmar government does not allow media to enter the country. President of Myanmar Thein Sein announced a state of emergency and deployed his troops to restore stability.




Mourn of Rohingya
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2012-08-14T00:54:00+07:00
Mourn of Rohingya
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © 2025 Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism.com