➲ Versi Bahasa Indonesia| Buka Þ
Perlakuan atas etnis Rohingya lebih parah daripada aksi Zionis terhadap rakyat Palestina. Myanmar perlu belajar banyak soal hak asasi manusia (HAM). Perlakuan negara ini terhadap etnis Muslim Rohingya tak bisa mendapat toleransi.
Pemerintah Myanmar mengusir mereka hanya karena berbeda etnis dan agama.Kecaman internasional pun terus mengalir. Organisasi Konferensi Islam (OKI) mendapat seruan untuk membahas kekerasan Myanmar terhadap etnis Rohingya. “Kami menyerukan kepada OKI untuk menyelenggarakan pertemuan darurat,“ kata anggota parlemen Iran, Hossein Naqavi-Hosseini, Rabu (18/7). Menurut Naqavi-Hosseini, kekerasan di Myanmar merupakan pelanggaran terhadap semua peraturan internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut dia, Dewan Keamanan PBB dan lembaga hak asasi manusia tidak menunjukkan reaksi apa pun. Naqavi Hosseini mengkritik negara muslim (koplok!) tertentu yang diam dalam masalah ini.Majelis ulama al-Azhar mengutuk pembunuhan dan pembersihan etnis Rohingya. Mereka menyesalkan komunitas internasional yang diam menanggapi aksi kriminal Pemerintah Myanmar ini. Majelis ulama menyerukan protes dan blokade terhadap kedutaan Myanmar di negara-negara Islam. Menurut mereka, perlakuan Myanmar terhadap etnis Rohingya lebih parah daripada aksi Zionis kepada rakyat Palestina.
Ghulam Taqqi Bangash, profesor dari Shaheed Zulfikar Ali Bhutto Institute of Science and Technology, Islamabad, Pakistan, mengatakan pembersihan etnis yang terjadi di Myanmar adalah sebuah tragedi internasional. Pemerintah Myanmar, menurut Bangash, beruntung karena mayoritas muslim di seluruh dunia tidak tahu tragedi itu.
Pernyataan Pemerintah Myanmar bahwa Rohingya bukan bagian dari Myanmar adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.
Fakta Muslim Rohingya di Myanmar, kata Bangash, menghadirkan paradoks tentang umat Buddha. “Mereka dikenal sebagai orang-orang yang damai. Sekarang kita dihadapkan pada sebuah kejutan,” katanya. Bangash menyesalkan sikap diam penerima Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keprihatinan atas kebrutalan terhadap Muslim Rohingya. Erdogan menyeru masyarakat internasional agar mengakhiri kebungkaman. “Kami berharap sensibilitas lebih dari masyarakat internasional untuk Muslim Rohingya yang meninggalkan rumah, harta, dan tanah mereka,” kata Erdogan. Pemerintah Myanmar tidak meng izinkan media memasuki negara tersebut.
Presiden Myanmar Thein Sein mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan tentara untuk memulih kan stabilitas.
- http://17-08-1945.blogspot.com/2012/07/koran-digital-duka-muslim-rohingya.html
- http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/07/19/ArticleHtmls/DUKA-MUSLIM-ROHINGYA-19072012001030.shtml?Mode=1
Treatment of the Rohingya ethnic worse than the action of the Zionists to the Palestinians. Myanmar needs to learn a lot about human rights (human rights). Treatment of this country against the ethnic Rohingya Muslim can not be tolerated. Myanmar's government expelled them just because of different ethnicities and religions. International criticism continues to flow.
Naqavi Hosseini criticized certain Muslim countries are silent on the issue.{Damn you idiot muslims!}
The UN Security Council and human rights organizations did not show any reaction.
![]() |
12160.info |
According to them, the treatment of ethnic Rohingya Myanmar is more severe than the action of the Zionists to the Palestinians.
Statement of the Government of Myanmar that Rohingyas are not part of Myanmar is something that can not be accepted. Myanmar's Rohingya Muslim fact, Bangash said, presenting the paradox of the Buddhists. "They were known as peaceful people. Now we are faced with a shock's, "he said.
Bangash deplores the silence of the Nobel Peace Prize recipient, Aung San Suu Kyi.

By
Published: 2012-08-14T00:54:00+07:00
Mourn of Rohingya