Memahami Keesaan Tuhan-Hamba: Tanya-Jawab Tauhid ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Memahami Keesaan Tuhan-Hamba: Tanya-Jawab Tauhid

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.
Mas Bro Gatot Kaca dan Wak Haji Kumis



Salam alaikum, Wak Haji Kumis!
Alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh,Mas Bro Gatot Kaca. [Kayak dia gak kumisan aja]
Mau tanya urusan tauhid nih, Wak
Silakan, Tot.

Pada masa azali, ketika segala sesuatu belum ada, yang ada apa atau siapa,Wak?
Yang ADA hanya Allah Swt.[1]
Lalu, ketika Allah Menciptakan makhluk, itu bahannya dari mana,Wak?
Bahannya ya dari Allah Swt. juga. 'Kan yang ADA hanya Allah. Kalau pada masa azali ada Allah dan ada bahan, berarti sejak awal Allah itu tidak Esa. Mustahil 'kan.

Lho, bukankah Allah kalau Menciptakan makhluk, itu cukup dengan "Kun fa ya kuun"?[2]
Betul. Ingatlah, "Kun fa ya kuun" itu Sifat Kalam Allah. Yang namanya Sifat tidak becerai dengan Yang Punya Sifat.Intinya, bahan penciptaan makhluk itu dari Allah juga.
Hmm, baiklah. Lalu, setelah Allah Ciptakan, para makhluk ditempatkan di mana,Wak?
Ditempatkan di Allah juga. Logikanya, kalau dulu pada masa azali ada Allah dan ada tempat. Berarti Allah itu tidak Esa. Mustahil!Apalagi yang disebut "tempat" itu juga 'kan juga makhluk.

Lho, bukannya Allah itu ada di langit? Bersemayam di Arsy?[3]
Itu ayat mutasyabihat ,yaitu ayat yang tidak boleh ditafsirkan secara literal atau secara apa adanya atau secara konkret.Penjelasan "istiwaa" Allah tidak seperti itu.[4]

Yakin Allah itu Wujud TANPA tempat,Wak?!
Yakin seyakin-yakinnya! Memangnya sebelum "tempat" ada, Allah tidak ada gitu?!Kalau Allah ber-Sifat Membutuhkan, berarti Allah BUKAN Tuhan![5]


Oh, begitu ya,Wak?! Btw, pembicaraan kita ini bukankah pembicaraan filsafat, Wak?
Jelas bukan, dong! Aristoteles aja tahu bedanya bicara tauhid dengan bicara filsafat.[6]

Atau.. kita ini sedang bicara tasawuf, mungkin?
Kita ini sedang bicarakan ilmu tauhid. Meski begitu, memang apa salahnya tasawuf itu? Selama tauhidnya benar dan bukan pakai prinsip wahdat al-wujud, tidak masalah dan tidak sesat.[7]
Hmm, bener juga ya,.... Makasih atas pencerahannya, Wak. Salam alaikum.{Dari tadi merem en ngacung telunjuk gitu, gak pegel tuh Wak? Hehehe...}
Sama-sama, Tot. Alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh....{Lama-lama varises tuh kumis dipelintir-pelintir molo, wkwkwkw!}




[1]
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [ Q.S. Al-Haadiid(57):3] [kembali]

[2]
إِنَّمَآ أَمۡرُهُ ۥۤ إِذَآ أَرَادَ شَيۡـًٔا أَن يَقُولَ لَهُ ۥ كُن فَيَكُونُ
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. [Q.S. Yasiin (36):82][kembali]

[3]
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ۬ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas ’Arsy. [Q.S. A`raaf (7):54][kembali]

[4]
عن أبي هريرة رضي الله عنه, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “قال الله تبارك وتعالى: أنا أغنى الشركاء عن الشرك; من عمل عملا أشرك معي غيري, تركته وشركه”.
(رواه مسلم وكذلك ابن ماجه)
“Aku adalah Tempat dan tiada tempat selain Aku”. (hadis qudsy riwayat Muslim dan Ibnu Majah)



Ada sebuah riwayat: Abu Bakar as-Shiddiq ketika menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw. pernah ditanya oleh seorang yahudi. Yahudi itu bertanya di mana Allah? Beliau jawab ada di atas Arsy. Si yahudi tidak puas dengan jawaban itu, lalu sahabat Ali bin Abi Thalib melengkapkan jawaban Abu Bakar ash-Shidiq dengan pernyataan bahwa Arsy itu adalah tempat Allah menunjukkan ke-Mahatinggi-an Kuasa-Nya, BUKAN sebagai tempat bagi Zat-Nya Yang Mahasuci.

Riwayat tersebut tidak pula bisa menjadi pijakan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq tidak memahami tauhid yang benar. Bisa jadi beliau (Abu Bakar) menjawab apa adanya seperti itu (bahwa Allah “bersemayam” di Arsy) karena beliau menyangka orang yahudi yang bertanya itu memiliki sifat umum bangsa yahudi yang disebutkan Quran sebagai materialistis (tidak memahami hal yang gaib) dan cenderung memaknai ayat-ayat kitab suci secara harfiah semata.[kembali]
Referensi:

  • Dalil Allah Tak Bertempat
  • Allah Ada Tanpa Tempat
  • Tafsir Ayat Istiwa
  • Unduh "76 Karakter Bangsa Yahudi dalam Quran:
    Download


[5]

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut:6)[kembali]


[6]

Aristoteles: "Ada 4 jalan menuju kebenaran, (1) agama, (2) filsafat, (3) ilmu pengetahuan, dan (4) sastra."[kembali]


[7]

Referensi:
[kembali]
Memahami Keesaan Tuhan-Hamba: Tanya-Jawab Tauhid
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2012-06-23T23:31:00+07:00
Memahami Keesaan Tuhan-Hamba: Tanya-Jawab Tauhid
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: , ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © 2025 Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism.com