Aku beriman kepada Rasul dan dengan apa yang disabdakannya.
"Awwalu wa khalaqallahu Nuuri Nabiyika, yaa Jabiir. Fa khalaqa minhul asy ya-a"
Yang mula-mula sekali dijadikan Allah ialah cahaya nabimu, ya Jabir. Dijadikan daripadanya itu segala isi alam.
Berkata lagi Rasulullah Saw. pada Jabir:
"Termasuklah diri kamu pun dari segala isi alam itu."
Dan Rasulullah Saw. bersabda lagi:
ﺍﻧﺎ ﻣﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻣﺆﻣﻨﻭﻥ ﻣﻨﯥ
"Aku dari Allah dan sekalian mukmin dariku."
Firman Allah Swt. dalam hadis qudsiy:
"Innallaaha khalaqa ruuhi nabiyyika shalallaahu `alaihi wasallam min dzaatihi"
"Sesungguh-Nya Allah menciptakan ruh Muhammad Saw. itu dari Zat-Nya."
Allah Swt. juga menegaskan dalam hadis qudsiy lainnya:
"Lau laka laa maa khalaktul aflaka."
Jika bukan karena engkau (Muhammad), tidak Kuciptakan alam semesta ini.
Postingan amat terkait:
- Iblis, Setan Paling Purba, dan Orang Kebatinan Paling Sakti Takut Anda Membaca Tulisan Ini
- Mengesakan Diri
- Mustahil Muhammad Saw. Tidak Tahu Soal Ruh
- Mati: Ruh dan Jasad Tidak Becerai
- Wujud Qadim dan Wujud Muhaddas
- Tips Salat Khusyuk Tauhidi.
..dan semua tulisan pada label "di sama-tengah hati" dan "tauhid".
Allah dan Cahaya-Nya
Dari Cahaya Nabi ini jadi apa? Cahaya inilah yang dikatakan Nur Ilahi. Ada juga yang menyatakan ini Cahaya Allah. Jadi, yang disebut Nuur ialah Nama bagi Cahaya Tuhan. Cahaya Tuhan itu tidak pernah rusak dan tidak binasa. Ingat, Cahaya Tuhan itu bukan Tuhan. Jangan Tuhan dirupakan sebagai Cahaya.Terdahulu Tuhan itu mentajallikan Cahaya Diri-Nya. Cahaya Diri-Nya inilah yang diakatan `alaa bikulli syai`in muhiith (meliputi segala sesuatu). Jelas sekali Cahaya Tuhan itu tubuhnya sekalian alam atau lembaga sekalian alam. Cahaya inilah tubuh maharuang. Inilah zat mutlak, yaitu satu zat yang tiada berwujud: tidak berbentuk, tidak bertempat; ujungnya tidak ada kesudahan, demikian juga pangkalnya. Bahkan munculnya pun tidak diketahui. Ini yang dikatakan satu zat yang tidak berwujud.
Kalau di Quran Surat Nuur, Cahaya Allah itu tembus menembus. Zat-zat dan cahaya-cahaya pun ditembusnya, tetapi Cahaya Tuhan ini tidak bisa ditembus sesuatu apa pun.
Kalau sudah tahu Cahaya Tuhan itu meliputi sekalian alam, tentulah yang ada pada sekalian alam ini diliputi Cahaya (wa zulumati ila Nur). Cahaya inilah Nuurun `ala nuurin, Cahaya di atas cahaya. Tentulah Cahaya Tuhan yang tertinggi.
Cahaya Tuhan ini lebih terang daripada cahaya matahari dan lebih dahsyat daripada api neraka. Tentulah tidak akan ada kehidupan di dunia dan takkan ada segala sesuatu apa pun. Agar terjadi proses-proses alam dan segala sesuatu yang hidup, Allah tabir Cahaya-Nya itu dengan Nur Muhammad. Dari Nur Muhammad ini barulah bisa terjadi segala macam proses kejadian (di alam semesta). Kalau Cahaya Tuhan saja (tanpa ditabiri dengan Nur Muhammad), Bukit Thursina pun hancur jadi debu. Demikian dengan selainnya, pasti hancur juga.
Maka dengan Rahman Allah agar alam ini ada kehidupan dan ada proses, diadakankah Nur Muhammad yang dapat menabiri kehidupan dari Cahaya-Nya. Inilah sebabnya Allah berfirman, "Jika bukan karena engkau (Muhammad), tidak Kuciptakan alam semesta ini."
أَلَآ إِنَّہُمۡ فِى مِرۡيَةٍ۬ مِّن لِّقَآءِ رَبِّهِمۡۗ أَلَآ إِنَّهُ ۥ بِكُلِّ شَىۡءٍ۬ مُّحِيطُۢ
Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.
Orang yang dalam keragu-raguan itu orang yang belum kenal. Kalau orang yang sudah kenal, tidak ada keraguan lagi tentang Tuhan.
Inilah tugas yang berat bagi Rasulullah, yaitu mengenalkan manusia kepada Tuhan. Kalau sudah kenal, sembahlah yang kaukenal itu. Bagaimana kita bisa menyembah, sedangkan yang kita sembah tidak kita kenali? Bisa saja timbul rekayasa berupa patung, bulan, bintang, berupa wasilah, dan lain-lain.
Allah dan Mahasuci-Nya
Sekalian alam, semua itu Mahasucinya Allah. Kalau Allah Mahasuci, alam itu pun mahasuci juga. Mahasucinya Allah itu, berupa zat wajiba alwujud (zat yang wajib Ada). Inilah wujud Qadim dan wujud muhaddas (baharu), artinya, wujud yang boleh ada, boleh di-ada-kan, boleh juga tidak di-ada-kan.Wujud muhaddas ini terdiri atas empat:
1. Jirim | Sesuatu yang berbentuk: dapat dlihat dan diraba dengan pancaindera. Seperti diri manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda lainnya. |
2. Jisim | Sesuatu yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba dengan pancaindera, Seperti angin, bebauan, iblis, jin, setan <= jisim latif |
3. Jawhar | Sesuatu yang berbentuk cahaya-cahaya. Malaikat termasuk golongan ini. |
4.`Arad | Sekalian sifat-sifat makhluk (baharu), seperti tinggi, rendah, putih, legam, keras, lunak, kasar, dsb. |
Allah tidak berupa jirim, jisim, jawhar, dan `arad ini. Kalau ada yang mempersamakan-Nya dengan jirim, jisim, jawhar, dan `arad, kemudian meyakininya, kafirlah dia!
Muakal-muakal, khodam-khodam, dan sebagainya itu, itu semua jin! Makhluk jisim.Allah mengingatkan iblis, setan, jin itu sesungguhnya musuh-musuh kamu. Jauhilah! Mengapa ada manusia yang mau memberi sesajen ini-itu, bahkan ada yang mau berdatukkan para jin. Nauzubillah! Enyahkanlah perbuatan yang membawa kepada kesesatan.
- Lihat kasus lumpur Lapindo itu, berapa kepala kerbau dilemparkan dan berapa banyak sesajen lainnya dipersembahkan, mengapa tidak surut juga?
- Lihatlah batu (Gunung Merapi) disembah Mbah Maridjan diberi sesajen ini itu, kenapa masih meletup juga?
Sadarlah! Manusia itu laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim. Manusia itu makhluk yang seindah-indah kejadian. Mengapa manusia mau menjatuhkan derajatnya di bawah Iblis, jin, setan?!!
Allah dan Rahasia-Nya
Maharuang itu zat mutlak atau Cahaya Ilahi. Zat mutlak ini Rahasia Tuhan. Rasahsia Tuhan inilah Roh Qudus yang ada di sama-tengah hati atau di dalam syiir. Inilah wa fi anfusikum (Aku ada di dalam diri kamu). Yang berkuasa atas segala diri manusia.Kalau Rahasia Tuhan (Roh Qudus) ini keluar dari jasad, ditinggalkannya jasad, binasalah jasad. Kalau dia keluar, lalu lari dari jasad, binasa juga jasad.
Kalau dia keluar dari jasad, memecahkan dirinya lalu satu dengan jasad, selamatlah jasad. Hiduplah sampai yaumil qiyamah. Tubuh ini tidak pandai tua. Makanya di akhirat itu tidak ada yang tua. Muda semuanya.
Dalam permasalahan mati, tidak perlu lagi kita mau pakai tanda-tanda, mau berseri-seri, mau tau hari dan jam-jamnya, semua itu tidak bisa dipakai (sebagai patokan). Yang penting kita ketahui: biar mati sekalipun, jasad dan ruh qudus tidak bercerai. Kalau becerai, binasa jasad. Hidup (di dunia) saja kalau jasad becerai dengan ruh, binasa jasad. Apalagi setelah mati nanti. Binasa juga jasad.
Maka perlu diketahui, Diri Tuhan yang dijadikan itulah induknya sekalian yang bernyawa. Itulah Cahaya di atas cahaya. Cahaya Tuhan yang paling tinggi. Di sinilah yang paling nikmat senikmat-nikmatnya. Tidak ada sesuatu lagi. Yang ada zawq saja. Nikmat senikmat-nikmatnya. Inilah la bi harfin wa laa syautin (tidak berhuruf, tidak bersuara). Tidak ada ilmu yang bisa menafsirkan nikmat ini.
Bagi orang tauhid yang hakiki, yang dikatakan Allah itu nikmat senikmat-nikmatnya. Diistilahkan Allah itu Surga.
Kita, Zat Asam, dan Zat Mutlak
Kita ini sudah dilindungi zat asam. Ingat uraian di atas, zat asam ini jadadnya Muhammad. Berarti kita ini sudah bersama-sama dengan zat asam. Dan zat asam sudah bersama zat mutlak.Mengapa kita tidak bisa bertemu? Sedangkan zat mutlak selalu bersama-sama zat asam. Dan kita bersama zat asam. Suatu yang mustahil kalau tidak bisa bertemu. Hanya bagi orang yang punya pandangan dan pemikiran.
Yang namanya mahaesa itu tidak becerai. Yang dikatakan tidak bercerai ini satu. Tidak mengenal dua. Kalau diri kita bukan Diri Tuhan, becerailah. Nerakalah tempatnya. Pahami yang dikatakan Mahaesa itu. Mahaesa itu satu, tidak becerai.
Tuhan diriku. Tuhan diriku ini yang mana? Rahasia Tuhan yang ada di sama-tengah hati (pusat), itulah Diri Tuhan.
Segala ilmu sudah Aku hidayahkan kepada nabi-nabi, rasul-rasul, wali-wali, arif billah: hamba-hamba-Ku yang saleh. Ambillah Diri Aku itu! Bersama Aku-lah kamu.
Maka kata para muwwahid, Diri Tuhan jugalah yang bisa sampai ke Tuhan. Beginilah adanya cerita/pengetahuan dalam tauhid.
Jalan pengenalan pada Tuhan itu: zat semata-mata. Ini sebabnya mengenal Tuhan itu mudah. Lebih sulit itu mengenali wali Allah.
‘ U’budulla-ha ka an naka tara-hu fa in lam takun tara-hu fa innahu yara-ka.
"Sembahlah Allah seakan –akan kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak bisa melihat-Nya, maka yakinkanlah bahwa Allah melihat kamu."
Ketika kamu beribadah, pandanglah Allah itu. Sekarang waktu kamu salat, waktukamu bertakbir, siapa Allah itu? Maka pentinglah mengesakan diri. Bukan Ruhani saja mahaesa, jasad musti mahaesa juga. Oleh sebab itu, jasad ini perlu dimahaesakan.
Kalau jasad tidak dapat mengesakan, ruhani akan menuntut.
Sebab badan yang mengandung nyawa, bukan ruhani yang mengandung tubuh.
Ada kalangan ulama yang menyatakan ini hadis munkar, bahkan menyatakannya sebagai dalil sesat. Sungguh, jika Allah mengizinkan, suatu hari kami akan menunjukkan betapa mereka sekalian telah ter-yahudi-kan secara perlahan sehingga tanpa sadar telah bermata satu dalam beriman Islam.
Mohon maaf jika ada yang tersinggung dengan catatan ini. Sesungguhnya, nasihat tauhid itu tegas.
By
Published: 2012-06-13T11:44:00+07:00
Allah: Cahaya-Nya, Mahasuci-Nya, Rahasia-Nya
33 komentar:
penjelasan panjang tentang cahaya, membacanya pelan-pelan... jujur masih belajar tentang ini
Iya, Mbak.. mohon maklum, bahasa hakiki memang tidak selalu mudah dicerna. Tapi insyaAllah, jika jasad kita belum paham, setidaknya ruhani kita yang mencernanya diam-diam. Setelah itu, tinggal menunggu turunnya Kehendak Allah untuk kepahaman lahir-batin. :25:
postingan yang sangat menarik,,,,,,,,,,,
buat Muxlimo yg sentiasa diingati..ahem.. B-) --> Muxess's cool face..bisa jelaskn maksud firman Allah: "Jika bukan kerana Engkau (Muhammad),tidak kuciptakan alam semesta ini.." juga maksud "zat asam" & "zat mutlak"..makasih.. ;;) ttg sabda Rasulullah: "Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihatnya.." ada ulamak berpendapat ia mrupakn salah 1 cara khusyuk dlm solat..bukan dgn mbayangkn Allah itu dgn apa2 atau imaginasi tetapi mrasakn ia d dlm hati seolah2 kita mlihat Allah swaktu solat tersebut..namun ada yg kurang bsetuju dgn pendapat ini..komen sdkt Mux..? :) waktu baca ttg G Merapi jdi teringat sama gadis yg dkorbankn stiap tahun yg konon2nya dlakukn utk pnunggu gunung..hidup mereka tampaknya hanya utk mati buat sang pnunggu..! (shaking t head..) #-o
PS: tertarik sama tulisan "Allah Muhammad" d atas.. :)
Buat Miss Muxess yang juga sentiasa diingati..ahem.. :4: wah, pertanyaan bagus, tuh Miss! :8: InsyaAllah begini penjelasan sederhananya:
zat mutlak ialah zat yang belum mengandung sifat atau zat yang murni.
, sedangkan
zat asam atau disebut juga zat-sifat ialah zat yang sudah memiliki atau sudah mengandung sifat
Disebut juga sebagai zat asam karena kita ketahui seisi alam raya ini berisi ether atau tersusun dari rantai-rantai karbon (C). Segala sesuatu di alam raya ini, termasuk kita terbentuk dari rantai karbon ini. Perbedaan emas dengan arang juga hanya terletak pada perbedaan susunan rantai karbonnya.
Yang dimaksud sifat adalah segala yang bisa diindera berupa bentuk, tekstur, warna, bebauan, rasa, dll.
contoh sifat bentuk:besar-kecil, tinggi-rendah, indah-buruk, tampak-taktampak, dsb.
contoh sifat tekstur:kasar-halus, keras-lembut, dsb.
contoh sifat warna: = warna-warna yang kita kenal.
contoh sifat bebauan: wangi atau busuk.
contoh sifat rasa lahir: asin, pahit, manis, kesat, dsb.
contoh sifat rasa batin: suka-duka, senang-susah, was-was, khawatir, gelisah, dsb.
Jadi, zat mutlak itu adalah zat yang masih murni yang tidak mengandung sifat-sifat di atas, Miss. :25:
Seisi alam semesta terbentuk dari rangkaian-rangkaian semacam ini:
http://3.bp.blogspot.com/-X0PHRJuu4Fs/TsDvQxHqSrI/AAAAAAAAAI0/rb-ybelpGZ4/s1600/1.jpg
[ttg sabda Rasulullah: "Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihatnya.." ada ulamak berpendapat ia mrupakn salah 1 cara khusyuk dlm solat..bukan dgn mbayangkn Allah itu dgn apa2 atau imaginasi tetapi mrasakn ia d dlm hati seolah2 kita mlihat Allah swaktu solat tersebut..]
Saya setuju, Miss.. memang sangat tidak mungkin dan pasti salah kalau kita membayang-bayangkan Allah.. sebab bagaimana mungkin membayangkan yang "laysa kamitslihi syai'un" itu? :17: tidak mungkin kita membayangkan yang tidak sama dengan sesuatu, kita hanya bisa membayangkan sesuatu, sedangkan Allah itu BUKAN sesuatu.
Demikian juga dengan merasakan dalam hati, dalam istilah para ulama "hadir hati di hadapan Allah", Nah "hadir hati" ini maksudnya tentu tidak dengan berbisik di hati; mengingat-ingatkan diri bahwa kita ini sedang diawasi Allah atau mengingat-ingatkan diri bahwa Allah sedang melihat kita. <-- dikhawatirkan kita membayangkan cara Melihat-Nya Allah ini sama dengan cara melihatnya kita (yaitu dengan mata). Ini sama saja dengan mempersonifikasi Allah atau mempersamakan Allah dengan makhluk. Ini yang bisa terkena syirik khafi (halus).
Jadi, ihsan itu praktiknya adalah dengan diam. Allahua'lam. Gitu Miss, semoga penjelasan ini cukup memadai ya.. Love n Peace from Indonesia! :21:
wah,makasih byk atas pjelasan d atas yg sgt informative & bguna..(2 thumbs up 4 it..):> bikin saya makin motivated utk btanya dgn lbh byk lg..hehe.. :D ;)alam semesta itu klihatannya spt atom/molekul2 kecil ya..? oya,kita juga tahu d dlm sejarah bukit bisa jdi bkecai bila nabi meminta Allah mperlihatkn diriNya..jdi apakah sebab/ksimpulannya kita djadikn tdk bisa mlihat Allah? salam sehangat mentari dr Malaysia.. ;;) ahaks.. xD
terdapat 1 postg yg prnh sy baca mngatakn antara tips solat khusyuk ialah mbayangkn syurga & neraka & kita mntiti titian siratulmustakim dlm solat.sy coba mempraktikkannya d dlm salah 1 solat(utk memilih yg terbaik,mudah2n tdk mlanggar syariat)namun ternyata ia tdk bgitu efektif sptmana diam/mrasakn d dlm hati spt kita bisa mlihat Allah swaktu solat.komen sdkt Mux? :)
Makasih kembali, Miss.. pada era Nabi Musa a.s. Bukit Thursina sampai hancur jadi debu itu karena bukit tidak sanggup menerima pancaran Nur Ilahi secara langsung.. nah, ini menjadi bukti betapa penciptaan Nur Muhammad sebagai penabir merupakan Kebijaksanaan Allah agar di alam ini terjadi proses kehidupan. Perumpamaan ini bahkan sudah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, bila bumi tidak ditabiri dengan lapisan Ozon (O3), niscaya radiasi sinar matahari itu justru jadi sumber malapetaka bagi makhluk hidup di bumi ya?! :2:
Ya, Miss.. saya khawatir kalau kita salat membayang2kan surga dan neraka, itu berarti selama salat kita kekal kepada surga-neraka, bukan pada Pemilik-Nya. Saya khawatir justru dengan demikian kita melakukan syirik khafi (halus) karena tidak sesuai dengan amanat ayat ini:
Al-Kahf (18) No. Ayat : 110
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun (atau sesuatu pun) dalam beribadat kepada Tuhannya".
Karena Allah Swt. itu bukan sesuatu, maka melihat Allah tidak sama cara dan keadaannya dengan cara dan keadaan kita melihat sesuatu 'kan?! Maka mendiamkan pikiran dan perasaan adalah yang paling berterima dan sesuai dengan hadis Man Arafallahu kalla lisanuhu, 'Siapa yang mengenal Allah dengan sebenar pengenalan, kelu-lah lidahnya.' <=== kelu lidah bukankah artinya diam?! :25:
ya Mux,sbetulnya saya sdiri ragu2 ttg bayangn surga & neraka itu.& apa yg saya lihat maksud surah Al-Kahf itu bertepatan skali dgn kaedah diam dlm salat itu.intinya ialah fokus pd Allah smata2 & satu2nya & tdk yg lain2.
keep it up Wak Haji.. :> makasih atas infonya.. :D
Agreee sangat, Miss.. hehehe. Keep it up-nya to Wak Haji ya?! :10: semoga beliau mendengar deh.. :3:
ya,Wak Haji yg berbaju ungu itu pasti mendengar..wkkk.. xD
Wak Haji yg berbaju ungu?? :10: yang-mana-ya?! yang-mana-ya?! yang-mana-ya?! yang-mana-ya?! yang-mana-ya?! yang-mana-ya?! :2: :23:
yg ada d hatiku k mana2 pun aku prgi..awww.. 8-} ahaks.. xD
ouw yweaaahh??? :2: kenbalkan doooong...! :1:
kenbalkan..? kenalkan..atau apa nih.. :@@@ qua..qua..qua.. 8-}
Maksudnya,kenalkaaaaan.. :9:
Saya punya kitab rujukan (pdf) untuk persoalan Nur Muhammad ini, namanya kitab Daqaaiqul Akhbar دقائق الأخبار 'Berita Mendalam'; 'Kabar Inti'yang ditulis oleh Imam Abdurrahiim bin Ahmad... susah bacanya cos tanpa syakal tapi pernah lihat terjemahnya
wow! Kalau ada waktu luang coba transliterasi n transkripsi, Kang.. pasti bermanfaat buat kita di sini yang awam bahasa Arab. Lha wong, ane baca kitab yang aksaranya pegon atau jawi aja masih dieja.. :D
(ah..tapi si Akang mah pastinya sibuk... da pejabat tea ayeuna mah uy :D, kaburr!)
he he pan dah saya tulis "...tapi pernah lihat terjemahnya" kok ditransliterasi n transkripsi emangnya arab pegon ini mah arab asli pastinya diterjemahkan he he :3: kayaknya saya punya terjemahnya tapi gak tau di mana itu buku :17:
awalnya punya terjemahnya dulu terus googling kitab aslinya, alhamdulillah dapet :23:
assalaamu'alaykumuwarahmatullohi wa barakaatuh pa muxlimo! makasih :24:
Alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh, Cep Kaze.. makasih kembali!! :c:
surah / surat : Al-Mujaadilah Ayat : 7
alam tara anna allaaha ya'lamu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi maa yakuunu min najwaa tsalaatsatin illaa huwa raabi'uhum walaa khamsatin illaa huwa saadisuhum walaa adnaa min dzaalika walaa aktsara illaa huwa ma'ahum ayna maa kaanuu tsumma yunabbi-uhum bimaa 'amiluu yawma alqiyaamati inna allaaha bikulli syay-in 'aliimun
7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu
kaitan makna hakiki ayat tersebut dengan bahasan pada postingan di atas apa ya, Mas? :-?
Assalamuálaikum.
Mas Mux kalo praktek Diamnya itu pake tutup mata atau tidak ? mohon penjelasannya.
Terima kasih
maaf tambah satu lagi boleh kan ?
Trus kalo Nabi Ibrahim yang kita baca dalam tahiyyat akhir itu merujuknya kepada Nabi Ibrahim itu ataukah Ibrahim yang mana ?
makasih . . !!
Alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh,
Boleh melek, boleh juga merem, Bro.. bebas sesuai mood waktu tafakur aja :D langkah teknisnya ada di FAQ 1 dan 2 :)
Tentu ke Nabi Ibrahim a.s. seorang.. kan hanya ada Nur Muhammad, gak ada Nur Ibrahim, Mas :D soal disebutnya Nabi Ibrahim a.s. dalam tahiyyat juga ada ulasan singkatnya di FAQ 1 :20:
Makasih Mas Mux
Oke langsung menuju ke TPK.
:13:
makasih kembali, MasBro :8:
Punten,
maap sebelumnya, saya yang awam ini dan sedang dalam perjalanan mau bertanya agar tidak tersesat dalam perjalanan, ketika memabaca postingan yg ini ada yg mengganjal sedikit tengtang tulisan berikut :
"Maka dengan Rahman Allah agar alam ini ada kehidupan dan ada proses, diadakanlah Nur Muhammad yang dapat menabiri kehidupan dari Cahaya-Nya. Inilah sebabnya Allah berfirman, "Jika bukan karena engkau (Muhammad), tidak Kuciptakan alam semesta ini."
untuk kalimat pertama kenapa disebutkan Maka dengan Rahman Allah agar alam ini ada kehidupan dan ada proses, diadakanlah Nur Muhammad yang dapat menabiri kehidupan dari Cahaya-Nya. klo demikian bukan nya jadi berkebalikan dengan kalimat kedua ya?sebab didahulukan dengan kalimat "agar alam ini ada kehidupan dan ada proses" sedangkan Allah berfirman "Jika bukan karena engkau (Muhammad), tidak Kuciptakan alam semesta ini." dengan mendahulukan Nur Muhammad baru kemudian alam semesta
sekali lagi mohon maap dan saya yang awam ini hanya bertanya agar tidak tersesat dalam perjalanan, hatur tengkyu
Posting Komentar