sekadar illustrasi |
Secara pribadi, Khadijah juga berpikir tentang apa yang sebenarnya menghubungkan dirinya dengan Muhammad. Mengapa bayangan Muhammad selalu muncul siang-malam tanpa ia kehendaki?
Sebelum ini: Kisah Sejati Cinta Sejati | Melebihi Kisah 1001 Malam
* kita tidak tahu pasti penyebutan Allah di sini, sebab waktu itu Islam belum turun dan Abu Thalib sendiri adalah penyembah berhala hingga akhir hayatnya. Di satu sisi, seumur hidup Muhammad Rasulullah tidak pernah mengakui tuhan-tuhan berhala itu. Kemungkinan penyebutan ini disesuaikan penulis syirah untuk kita, umat Muhammad Saw. masa kini.
Muhammad lalu maju bersama para pemuda lain yang baru saja datang dari pejalanan jauh. Mereka memasuki kota diikuti kafilah yang berjalan perlahan di belakang mereka. Para lelaki menyambut kedatangan mereka di jalan-jalan. Para wanita memandangi mereka dari atas rumah.
Jalur ekspedisi dagang-perdana Muhammad Saw. sebelum kenabian. |
Saat itu siang hari. Khadijah bersama beberapa wanita lain berada di sebuah ruangan di bagian atas rumahnya. Ia dapat melihat Muhammad yang sedang menunggang unta kecil berwarna merah memasuki kota. Ada dua malaikat menaunginya. Para wanita itu terkejut. Betapa gagah Muhammad. Betapa agung wibawa yang dipancarkannya. Betapa dari jauh ia terlihat begitu indah dan mengesankan.
Sebagaimana tradisi yang biasa dilakukan para pembesar Quraisy selepas pulang dari perjalanan dagang, Muhammad pun langsung menuju Ka'bah untuk melakukan thawaf. Setelah itu barulah ia menghadap Khadijah.
Kepada Khadijah, Muhammad melaporkan semua hal yang dialaminya selama perjalanan, termasuk keuntungan besar yang diperolehnya dan barang-barang dagangan yang dibelinya di Syam. Khadijah menerima laporan itu dengan gembira. Apalagi setelah diketahui bahwa barang-barang yang dibawa dari Syam berhasil dijual kembali di Mekah dengan keuntungan yang berlipat ganda.
Pada kesempatan lain, Maysarah juga menghadap Khadijah dan bercerita tentang hal-hal aneh yang ditemuinya sepanjang perjalanan. Khadijah mulai berpikir dan menimbang-timbang semua cerita yang didengarnya itu. Ia tahu bahwa semua penduduk Mekah merasa kagum kepada Muhammad. Mereka percaya dengan kejujuran, integritas, dan kebersihan moralnya. Khadijah sendiri mengakui bahwa Muhammad adalah pemuda yang nyaris sempurna.
Khadijah mulai bertanya-tanya. Perasaan apa yang ada di dalam hatinya. Mengapa ia merasa kagum ketika melihat Muhammad memasuki kota Mekah dengan untanya? Tidak salahkah penglihatannya ketika ia menyaksikan sendiri dua malaikat menaungi Muhammad? Rasa gembira ketika mendengar Muhammad memperoleh keuntungan besar di Syam; benarkah rasa itu muncul hanya karena kabar keuntungan finansial yang didapatnya? Bagaimana ia harus menyikapi cerita-cerita aneh yang dikabarkan oleh Maysarah?
Sebenarnya, Khadijah telah mencoba untuk tidak memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu. Tetapi semakin keras ia berusaha untuk melupakannya, semakin sering pikiran-pikiran itu muncul di kepalanya. Dan, anehnya, Khadijah merasa bahagia dengan semua itu. Ia bertanya-tanya, apakah pikiran itu lahir dari rasa kagum yang sama seperti apa yang dirasakan oleh orang-orang Quraisy?
Khadijah tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu. Ia, seorang wanita yang dikenal dengan kecerdikan dan ketajaman pikiran, ternyata tidak dapat menangani persoalan yang terkesan sederhana ini. Di ujung rasa bimbangnya, Khadijah pergi menemui sepupunya, Waraqah ibnu Naufal.
Waraqah memeluk Nasrani sejak muda. Ia adalah seorang yang tekun menyembah Tuhan, menjauhi berhala, dan mempelajari kitab-kitab suci agama terdahulu. Mendengar cerita Khadijah, ada rasa bahagia yang aneh dirasakan oleh Waraqah.
Perbincangan dengan Waraqah menimbulkan kesan mendalam di hati Khadijah. Ia kembali memikirkan Muhammad, pemuda yang mengagumkan itu.
Secara pribadi, Khadijah juga berpikir tentang apa yang sebenarnya menghubungkan dirinya dengan Muhammad. Mengapa bayangan Muhammad selalu muncul siang-malam tanpa ia kehendaki?
Telah banyak pinangan lelaki yang ditolak oleh Khadijah karena ia berpikir bahwa mereka hanya menghendaki harta dan status sosialnya. Tetapi, Muhammad berbeda dengan mereka. Rasa hormat dan cinta kepadanya tumbuh perlahan-lahan hingga akhirnya mencengkeram hati dan perasaan. Apakah ini juga bagian dari takdir Tuhan? Khadijah bertanya, inikah balasan untuk dirinya dari Tuhan atas perbuatan baik, sifat dermawan, serta keteguhannya menjaga diri dan kehormatan?
Ia tahu bahwa cinta yang tumbuh di hatinya adalah perasaan yang wajar bagi wanita mulia yang mendambakan pendamping hidup yang dapat dipercaya. Bahkan ia juga meyakini bahwa rasa cinta itu merupakan anugerah Tuhan kepada dirinya, bahwa Tuhan menghendakinya untuk terlibat dalam rencana besar-Nya bagi manusia.
Akan tetapi, Khadijah juga sempat ragu. Pantaskah ia menikah dengan Muhammad? Selama ini, ia yakin bahwa ia harus menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Karena hal itulah ia menolak semua pinangan yang datang. Ia lebih memilih untuk hidup bersama anak-anaknya dan memusatkan perhatiannya untuk dalam bidang perdagangan. Apa kata para pemuka Qurais jika mendengar Khadijah meminang seorang pemuda untuk dirinya sendiri?
Dalam tradisi Arab, seorang wanita hanya boleh menunggu lamaran dari laki-laki. Tetapi Khadijah bukan lagi seorang perawan muda yang tidak berpengalaman. Sebaliknya, Khadijah justru telah mempekerjakan banyak laki-laki untuk menangani urusan-urusan bisnisnya. Apa salahnya ia memilih sendiri laki-laki yang dapat mendampingi dan membahagiakannya?
Berbekal pengalamannya dalam dunia perdagangan, Khadijah juga memahami bahwa keteguhan dan inisiatif merupakan dua hal yang sangat menentukan kesuksesan. Khadijah sendiri adalah wanita yang sangat teguh memegang pendiriannya apabila ia yakin bahwa pendiriannya itu baik dan benar. Keteguhan dan inisiatif itu yang menjadikannya memilih dan mengutus Muhammad ke Syam. Apa salahnya jika ia memilih Muhammad sekali lagi untuk menjadi pendamping hidupnya? [bersambung]
[Sebuah sajian ulang dari Khadijah Ummul Mu'minin; Nazharât fî Isyrâ Fajril Islâm oleh Abdul Mun'im Muhammad Umar yang diterbitkan di Indonesia dengan judul Khadijah: The True Love Story of Muhammad, Pena Pundi Aksara, cetakan IX, 2010]
Nah, Sobat sekalian, penggambaran detail solilokui/monolog batin Khadijah di atas menunjukkan bahwa tokoh "ibu-akidah" kita ini adalah sosok seorang wanita mandiri, baik secara finansial maupun emosional. Tidak ada bedanya dengan "juragan-juragan putri" masa kini 'kan?! :D
so·li·lo·kui atau se·nan·di·ka n wacana seorang tokoh dl karya susastra dng dirinya sendiri di dl drama yg dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yg paling dalam dr tokoh tsb, atau untuk menyajikan informasi yg diperlukan pembaca atau pendengar. [KBBI Daring]
Lihatlah, betapa Islam dimulai dengan penghargaan yang tinggi akan kebebasan berpikir dan menentukan nasib sendiri. Lihatlah betapa sejak turun pun Islam menghormati kaum perempuan. Jika tidak, tentu Allah tidak akan menakdirkan Muhammad bertemu Khadijah sedemikian rupa sehingga menjadi tonggak sejarah turunnya karunia bagi seluruh alam.
Jadi, tak perlu lagi manusia masa kini yang lebih "modern" meng-ada-ada-kan yang sudah ada sejak awal: tidak perlu mengusung feminisme palsu. Mengapa? Karena mengada-adakan yang sudah ditetapkan Allah akan ada-nya adalah perbuatan menyimpang yang justru mengaburkan makna atas hal yang sudah jelas. Bahkan, ini bisa dimanfaatkan oleh jiwa-jiwa busuk yang menghendaki kehancuran fitrah manusia. Berpikirlah. Waspadalah. Yang sudah ada jangan diada-adakan lagi. Nanti terlalu kelihatan meng-ada-adanya, Pren. Hehehe.
Meng-ada-ada-kan hal yang sudah Allah tetapkan ada akan merusak dan menyimpangkan makna hakikinya.
Meniada-tiadakan hal yang sudah Allah tetapkan tiadanya, akan menjadikannya semakin ada dalam rupa kepalsuan yang besar.
Kembali ke kisah, kita semua pastinya sudah bisa menerka "kejadian-kejadian aneh" apa yang disaksikan oleh Maysarah selama ekspedisi dagang ke Syam itu. Kita juga bisa menerka apa yang membuat Waraqah ibnu Naufal merasakan kebahagiaan yang misterius ketika itu. Akan tetapi, dari cerita detailnya nanti, kita akan semakin kenal dan semakin takjub atas karunia Allah atas junjungan kita ini. Tentunya, ini menambah kebanggaan kita sebagai "anak-anak akidah" beliau.
Akan tetapi, tentu pertanyaan paling menggelitik adalah
Bagaimana cara seorang entrepeneur wanita sekelas Khadijah mewujudkan cintanya pada pemuda Muhammad?
Tunggu kelanjutan kisahnya setelah ini, insyaAllah. Sambil menunggu, tidak ada salahnya Sobat mengklik tautan di bawah ini agar otomatis tahu ketika lanjutannya sudah tersedia di sini. (Bisa berhenti berlangganan jika di kemudian hari Sobat berubah pikiran, ya)
Lanjutkan ke: Pembuktian Tanda-Tanda dan Langkah Mewujudkan Cinta | Melebihi Kisah 1001 Malam
By
Published: 2012-04-24T11:36:00+07:00
Kepulangan Kafilah yang Dinanti | Melebihi Kisah 1001 Malam
8 komentar:
Siapa tau minat baca sendiri, cari yang covernya ginih :25:
[img]http://www.dinamikaebooks.com/images/cover/pena_khadijah.gif[/img]
itu..anu...apa ya.... bagaimana khadijah mengatasi rasa galaunya......??? ituuuuuuu hmmm... aaahh sudahlah
"Kenapa bayangan Muhammad selalu muncul siang-malam TANPA Ia Kehendaki?" bold...!
sok atuh, sini-in tangan kamunya..mau ay :24: :3:
itu.. anu..gini.. caranya ya menemui sepupunya Waraqah bin Naufal..makanya cekidot nanti sambungannya ya.. :12:
{"Kenapa bayangan Muhammad selalu muncul siang-malam TANPA Ia Kehendaki?" bold...!} <== ini mah bukan bold atuh, nDhuk..
yang bold mah geneh ==> "Kenapa bayangan Muhammad selalu muncul siang-malam TANPA Ia Kehendaki?" :17:
Kaze : Kenapa bayangan neng NY selalu muncul siang - malam TANPA kaze kehendaki...?
tanyakan saja pada rambut Kaze yang meruncing, Mbak :g:
Posting Komentar