By
Published: 2012-04-25T01:39:00+07:00
Hal Keadaan Tuhan
panduan tauhid kita
Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id
Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.
I ni semacam pemerkenalan singkat tentang mengapa pengajian tauhid hakiki yang disampaikan Alm. K.H. Undang Sirad di Majlis Talim Al-Wahidi...
32 komentar:
Dear Tuan Muxlimo,
Semoga Allah merahmati tuan. Sungguh saya tidak sangka saya menemui banyak jawapan, setelah membaca artikel-artikel tauhid yang tuan kemukakan.
Kebetulan menemui site tuan setelah habis solat jumaat, 2 hari lepas. Sebenarnya saya ada berdoa dan baca salawat Allahhum masollialla man sammaitahu qosiman mahdiyan wa hadian muhammadurasulullah saw sepanjang malam jumaat tersebut. Saya berdoa supaya Allah memberikan saya satu breakthrough pemahaman tentang sesuatu. Sesuatu itu saya temui disini. Subhanallah... Betul-betullah kadang2 saya rasa hidup kita ini sendiri pun, urusan tuhan. Betulkan saya kalau saya silap.
Ya Allah, Hayatkanlah aku dengan kebenaranMu bukan kebenaranku.
Thanks a lot Muxlimo, for the enlightenment thru your writings.
Salam hormat dari
HambaAllah Penang Malaysia
Subhanallah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illa Allah Huwa Allahu Akbar.. sungguh terharu saya membaca komentar ini, wahai Saudaraku Hamba Allah. Sungguh saya tidak bisa berkomentar banyak selain bersyukur dan turut berbahagia dengan Kehendak Allah melimpahkan paham ke atas dirimu wahai Saudaraku.
Sebenarnya pemahaman tauhid ini sebuah karunia besar bagi setiap hamba dan beruntunglah orang-orang yang Allah Kehendaki atasnya.
Aamiin aamiin aamiin tsumma aamiin atas doa Saudaraku Hamba Allah dari Penang. Semoga Allah merahmatimu dan keluarga beserta handai taulan semuanya. Aamiin.Terima kasih atas kunjungan dan komentar ini. Sungguh menjadi bara baru bagi perjuangan tarbiyah tauhid yang alakadarnya ini.
Silakan panggil saya Mux atau Adam saja, Saudaraku.
Salam takzim selalu dari Pontianak, Indonesia.
saya tidak bisa komentar yang mengharukan mas Mux. Akhir-akhir lebih banyak cengengesan melulu... salam buat bapak di atas ya, semoga selalu diberi petunjuk Allah selalu...
Hehehe alhamdulillah dengan nikmat cengengesan itu Mbak.. :21: aamiiin atas doanya, semoga begitu juga dengan kita semua ya.. aamiin :25:
Salam kepada Mux dan Ami.
Terima kasih atas respons dan doa yang terlahir dari hati tuan. Tulisan ini adalah sebagai courtesy kesopanan, bahawa saya menghargai sesiapa yang mendoakan kebaikan dan hidayah untuk saya dan untuk kita semua.
Saya sangat-sangat jarang menulis apa-apa komen, hanyalah lebih banyak membaca. Tidak juga suka bercakap banyak.
Hanya saya rasa ingin berkongsi sebelum berundur diri.
Kalaulah satu manusia itu dianugerahkan setiap detik dari awal zaman bermula, hingga detik penamatnya akhir zaman, apakah ertinya keseluruhan zaman itu, kalau ianya tewas kepada hanya satu saat terakhir sakaratul maut.
Kalaulah satu manusia itu dianugerahkan seluruh titisan lautan dan awan, apalah ertinya limpahan itu, kalau ianya dikalahkan oleh hanya hanya satu titik tangisan, penyesalan terakhir.
Harap saya mampu untuk berkata. 'Cukuplah hanya Allah bagiku'.
Dan ada ahli hikmah yang berkata "Sesuatu barang yang hilang itu, orang mencarinya dahulu kemudian barulah ditemui. Tetapi tentang Tuhan, Dia ditemui dahulu, kemudian barulah Dia dicari."
Di cari, untuk dikenal. Tetapi hanya Dia yang mengenal Dia.
Lalu seorang hamba pun berkata, "La haula wala quwata illa billah.... Tiadalah daya upaya aku.... untuk mengenalMu"
Kiranya hamba itu sungguh sangat ikhlas dan benar,
Harus saja Dia sendiri akan menyambut, "Akulah yang akan menjadi hambaKu".
Hamba itu pun menarik nafas yang panjang, teringat kata-kata lama. "Aku tiupkan ruhKu"
Lalu memandang kepada kekosongan, lantas tertanya, "Apakah dahulunya Aku meniupkan diriKu sendiri lalu, menjadi saya yang berdiri di saat ini....?"
Seolah-olah benar.., Dia ditemui dahulu, kemudian barulah Dia dicari.....
Tetapi yang diri yang mencari itulah sebenarnya yang dicari-cari.
Ia ingin mencari diriNya sendiri dan Ia ingin mengenal diriNya sendiri.
Allah hu akbar. Engkau sungguh Maha Bijaksana. Sungguh-sungguh Maha Bijaksana. Engkau bersembunyi didalam terang......
Sekian, saya berundur diri disini.
Wasalam dan terimakasih.
dari HambaAllah Penang
Alaikumsalam w rahmatullahi w barakatuuh, Saudaraku Hanba Allah dari Penang...
Sungguh bagi saya menggetarkan untaian kalimat demi kalimat dari Saudaraku ini..sungguh sebenar-benarnya demikianlah juga yang saya rasakan selama ini, rasa dalam naungan tauhid ini.
Benar sekali, Saudaraku...sejujur-jujurnya saya katakan di sini, seandainya selama hidup saya tidak diperkenankan Allah untuk mengetahui hikmah ilmu tauhid ini, sungguh sia-sia rasanya saya diciptakan sebagai manusia.
Sungguh diri ini selalu ingat dalam haru betapa 10 tahun lalu saya dihijrahkan Allah dari kampung halaman di Bandung ke Pontianak hingga hari ini rupanya di balik hikmah tersembunyi, bukan sekadar untuk bekerja menjalankan tugas, bukan sekadar berpindah tempat hidup, melainkan untuk dipersilakan menghirup udara tauhid, atmosfer hidup yang sesungguhnya. Padahal siapalah diri ini sebelumnya, hanya seorang Islam KTP (muslim by ID Card saja).
Allah mempersilakan aku mengenal-Nya tanpa diminta, tanpa dicari, tanpa memandang banyaknya dosaku, tanpa memandang sedikitnya amalku. Sungguh Ar-Rahmaan Ar-Raahiim Engkau Yaa Rabb....!
Sehingga benarlah ungkapan Saudaraku di atas, "...Tetapi tentang Tuhan, Dia ditemui dahulu, kemudian barulah Dia dicari." Ini sebagaimana proses pengenalan Sang Khalilullah Ibrahim a.s hingga Sang Mustafa Muhammad Rasulullah Saw. dalam bertauhid. Ini juga dibenarkan oleh para arif billah seperti Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Syaikh Abdul Jalil, dan para kekasih Allah lainnya.
Benar pula bahwa setelah menemui Allah, barulah bisa mencari-Nya. Sehingga cara untuk mendapat hasil dari pencarian ini hanyalah dengan "La haula wala quwata illa billah.... Tiadalah daya upaya aku.... untuk mengenalMu" sebagaimana hadis Qudsy menyatakan "Dengan-Ku mereka mengenal-Ku."
Paling menggetarkan adalah dua kalimah terakhirmu, wahai Saudaraku.. benar.. di balik Kalam-Nya "Aku tiupkan Ruh-Ku" terkandung rahasia besar yang sering disalahpahami oleh para hamba sendiri, dikiranya ini bermakna makhluk bisa jadi Tuhan, padahal bukanlah sedemikian pemahamannya. Sungguh sulit memahamkan ini pada mereka yang belum Dikehendaki-Nya paham sehingga IA kembali menyindir dengan Fushilat:54. Tapi tetaplah kebanyakan hamba itu takut menemui Tuhannya sebelum mati. Takut sesat, kata mereka. Padahal itulah rahasia selamat dalam kehidupan, itu juga rahasia selamat dalam kematian.
Allahu Akbar. Sungguh Engkau bersembunyi di dalam terang!
Sesungguhnya saya berharap Saudaraku tidak berundur diri, bahkan saya berharap Saudaraku ikut menyebarkan ini kepada umat sebab sesungguhnya ilmu hikmah ini hampir-hampir punah ditelan zaman. Dilumuri lumpur "sesat" oleh hamba-hamba yang salah paham. Itulah juga misi sederhana pemuatan blog ini.
Di muka bumi ini banyak orang yang mengucapkan, tapi sedikit sekali yang mengucapkan sebenar-benar kalimat "laa ilaaha illa Allah",
Salam takzim, InsyaAllah kelak kita dipertemukan-Nya dalam naungan Rahmaan Ar-Raahiim. Aamiin.
Mux, salam untuk tuan. Semoga tuan diliputi Allah keseluruhannya.
Saya sangat menghargai invitation tuan untuk bersama menyampaikan; sesuai dengan motto tuan, ‘to the next level of your deen.’ Saya juga merasakan kefahaman tauhid yang mantap adalah sangat penting dalam perjalanan seorang hamba. Harus ia dapat menjadi pegantar kepada the next level of the deen.
Pemerhatian saya, Ramai yang tidak menyedari, ‘sesetengah kebenaran pegangan manusia’ adalah dinamik sifatnya. Ianya bukan statik. Sesetengah kebenaran yang ada pada manusia ada expiry date nya masing-masing. Tetapi ramai juga manusia berpegang kepada kebenaran yang sudah expired dan lagi-lagi mereka menganggapnya sebagai yang kebenaran yang mutlak. Lalu mereka tetaplah berpegang kepada satu pegangan yang sebenarnya sudah expired.
Ada tiga keadaan yang saya ingin kongsi.
Pertama,
kebenaran yang ‘validity’nya expired atas faktor masa. Selalunya, (saya ulangi, selalunya..); ia memanglah kebenaran untuk sepanjang zaman. Tetapi ‘validity’nya yang menjadi isu. Seringkali perbahasannya adalah ‘kebenaran’ versus ‘kebenaran’. Lantas tidak ada putusnya polemik tersebut. Kerana kedua-dua pihak mampu membentangkan ‘kebenaran yang berpihak kepadanya’. Manakala pihak lagi satu itu pula sukar menafikan kebenaran lawannya itu.
Tetapi kalau dialihkan kepada ‘validity based on time factor’ sebagai arguments, baru kita boleh menjelaskan kebenaran mana yang lebih baik. Iaitu kebenaran mana yang harus diguna pakai.
Macam kita lihat hari ini, kebanyakan kita menggunakan Window Vista. Tetapi masih lagi boleh dipakai Window 3.1 atau yang lebih awal, dari itu, menggunakan platform DOS command. Kenapa upgrade? Kerana yang paling baru itulah yang paling lengkap. Tetapi dengan mengetahui yang lama, kita dapat mengetahui yang baru dengan lebih sempurna. Tidak mengetahui yang lama itu pun tidak mengapa. Kebanyakan kesilapan tidak sengaja, adalah berpegang kepada yang lama, yang sudah expired. Seringkali saya bertemu dengan orang seperti ini.
( Dan, wajar juga saya mengingatkan diri saya sendiri, semua ungkapan saya ini pun boleh expired. Mungkin dua tiga minit lepas ini pun, ia tiba-tiba sudah expired dan tak boleh pakai lagi.)
Hamba Allah Penang
..bersambung..
Keadaan Kedua adalah,
Kebenaran yang berasaskan tahap kerohanian/tahap hijab kefahaman yang terbuka bagi seseorang. Sesuatu perkara yang benar bagi seorang awam, adalah sudah tidak benar atau sudah tidak boleh dipakai lagi bagi seorang ariffin, Kalau kedua-duanya bertemu, si ariffin itulah yang akan ternganga mulutnya, mendengar segenap penjelasan si awam itu tadi.
Si ariffin yang ternganga mulut itu, hanya boleh membalas, “Ohh… ok.. , Ooo… okay… okay….ohh…. ohh…Oooo…..!” ……………sambil tersemyummm aja.
Sungguh melucukan. Sebab si ariffin ni pun tak tahu, “macam maaaaanalah aku nak kasi si mamat ni paham”. Lantas tak semena-mena si ariffin itu tertawa sendiri. Berdekah-dekah ketawanya….
Akhirnya, kembalikan kepada Allah. Hanya Allah lah yang akan memahamkan si mamat tersebut.
Dalam kes ini, kita memerlukan seorang arifbillah yang sangat tangkas. Bukan sahaja dia sepatutnya tahu cara memegang pedang tauhid dengan betul, tetapi harus juga tahu memilih pedang tauhid yang betul. Bukan pedang tauhid yang tipu-tipu.
Keadaan ketiga, adalah cara memandang. Sepertimana tuan yang sebutkan. Silap dalam cara memandang. Ada banyak aspek yang berselirat tentang cara memandang ini. Seperti posisi kita terhadap subjek yang diamati dan sudut penglihatan terhadap subjek yang diamati. Ianya boleh diamati dari pelbagai sudut. Orang kebatinan dari satu sudut, pendokong teori kuantum fizik dari satu sudut dan pelbagai lagi ‘ asas-asas tahu’ sebagai platform cerapan. Hwahh.. Sungguh memeningkan kepala saya. Aduh… duuhh duuhhh.
Itu lah pasal tuan Mux… saya diam aje. Tak reti sebenarnya nak menyampaikan.
Perlu difahami, saya bukan orang liinguistik dan sastera seperti tuan yang bagus melakukan expression. Sukar bagi saya menuturkan kata-kata, yang dapat menyampaikan kepada erti sebenar untuk apa yang dimaksudkan. Serously.. tak pandai!
Dengan huraian ini saya menjelaskan kepada tuan; Wwwaaah… saya bukanlah orangnya yang mampu menyuluh lorong-lorong tauhid bagi yang ingin melaluinya.
Saya sendiri pun disuluhkan melalui tulisan tuan untuk memahamkan sesuatu.
Pasti tuan tahu cerita Abu Tarab Al-Bakshi. Seorang murid Abu Tarab enggan menurut perintah beliau supaya mengunjungi Abu Yazid.
Murid itu berkata, ‘ Saya melihat tuhan Abu Yazid tiap-tiap hari. Apa manafaatnya yang dapat Abu Yazid beri pada saya?”
Abu Tarab menjawab kepada muridnya,
“Hingga kini, engkau melihat tuhan menurut pandanganmu sahaja. Dengan Abu Yazid, kamu melihat tuhan sebagaimana, Ianya sepatutnya dilihat!”
Cerita diatas adalah penghargaan saya kepada tuan dalam usaha-usaha ‘memandang tuhan sebagaimana Ianya sepatutnya dipandang’.
Merujuk kepada tafsiran ‘kebenaran’ di atas, dari perspektif saya;- pada waktu yang sama saya sering teringat ayat 24 Surah Al Kahfi. - Lebih kurang maksud nya. “ Insyallah, ingatlah tuhan kamu jika kamu lupa dan katakanlah ‘Mudah-mudahan tuhanku memberiku petunjuk yang lebih benar dari ini’ “. Selalu juga saya doa dengan ayat ini. Kebenaran itu bukan milik saya, hatta yang dinamakan ‘hidup’ itu pun bukan milik saya.
Mux, kita ni macam semata-mata ‘nothingness’.. and yet, that ‘nothingness’ itself as I claimed, is actually an invalid existence.
Semoga Allah merahmati tuan dan merahmati keseluruhan kita di nusantara ini.
Dari HambaAllah Penang.
Segalanya kehendak Allah yang menjadikan saya menulis dan berkongsi lagi dengan tuan. Ada lah hikmahnya tu.
Alaikumsalam w rahmatullahi w barakatuh, Saudaraku... sungguh senang saya dikunjungi kembali dalam perkongsian ini :) Ya, memang benar, ketiga situasi itu yang selalunya kita hadapi. Utamanya situasi kedua ya.. memang tidak mudah "memandangkan" Allah agar dipandang sebagai mestinya "Ia", ya.. saya sendiri mengalami dikata fasik dan sesat dalam suatu forum..ahaha memang tak mudah dan butuh keteguhan hati dan siap ternoda dengan dikata sesat atau dikata ini-itu lainnya.
Tapi saya lihat Saudaraku dari Penang ini terlalu merendah hati, sebenarnya saya baca uraian ini adalah uraian dari seorang yang luas wawasan dan pahaman keilmuannya meskipun bukan seorang linguist dan sastrawan :D Apalagi saya yakini, sesiapa yang telah Allah karuniai fahaman tauhid itu biasanya menjadi cerdas dengan sendirinya, sebab mereka sudah terbiasa mendengar yang "laa bi harfin wa laa shautin" :D
Di satu sisi, saya sendiri pun malu bila dikata sebagai orang yang sanggup mengarahkan umat pada lorong tauhid..sesungguhnya tidaklah demikian karena diri ini mengakui juga masih dalam tahap "jatuh-bangun" dalam perjalanan ini. Adapun tulisan2 di sini semata agar umat cukup tahu, bahwa ada yang "beginian" di kedalaman agama kita, hehehe.
Dan lagi-lagi saya setuju, we all are invalid existence, kita ini tidak punya wujud hakiki sebab kita ada saja "di-ada-kan" Allah ya.. Yes.. we all are nothingness.
Terima kasih atas perkongsian ini. Sungguh berharga kehadiran Saudaraku ini bagi saya di sini. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya tanpa batas atas kita semua. Aamiin. :25:
..................
jangan speechless gitu, Mas Anam.. speak it out laoudly ajah.. hehehe :3:
Paham ketauhidan HambaAllah yang dipenang sungguh luar biasa. tapi bolehlah kiranya saya yang bodoh dan lancang ini menambahkan sikit apa yg telah HambaAllah Penang sampaikan sbb:
"Mux, kita ni macam semata-mata ‘nothingness’.. and yet, that ‘nothingness’ itself as I claimed, is actually an invalid existence."
menurut saya ini belum tuntas. karena kalau diterjemahkan ke bahasa arabnya baru berbunyi "La Ilaha" alias tiada apa2 (termasuk diri kita). tuntaskanlah dengan isbat "Illa Allah" melainkan Allah semata-mata. Barulah tuntas paham tauhidnya.
Salam hangat teruntuk HambaAllah Penang dari Saudaramu di Batam :)
-Arbi-
Aneh ya, kalimat ini : "Dia ditemui dahulu, kemudian barulah Dia dicari." Sudah ketemu maka dicari...ap-paaahh (niru gaya kang mux)
masa sih mencari "barang" yg sudah ketemu? kurang kerjaan. Kalau sudah ketemu, ya ber-syariat saja lah lagi. jangan ngelamunin ilmu. (awaludin ma'rifatullah)
-Arbi-
:)
wkwkkwkwk..mungkin maksudnya itu setelah kenal, lalu mulai berjalan sesuai takrif.
'kan gak mungkin mulai jalan kalau gak tau arah yang mau dituju ya, Bang?! :D
Btw, Bang Arbi.. minta pendapat: gemana ni tampilan blog ini.. lebih cepet gak lodingnya? moga2 iya.. |:D| B-)
Iya Kang, tampilan yang bagus karena biasanya utk buka satu page saja lambat bgt. kadang error (saya nya hihihi) jadi kalo mo buka mesti page per page. sekarang saya buka 7 page sekaligus dan bisa cepat.
Nah...yg bikin aku lebih demen sekarang bisa nambah icon gambarnya. kmrn2 ga bisa. contohnya yg kyk gini : https://lh3.googleusercontent.com/-H5C4-lpTlCA/UFV6-n9fGvI/AAAAAAAAFgM/OUcR0r0xIHs/s128/cacags.gif https://lh6.googleusercontent.com/-GXVjUZ8JLTk/UFV7IRrngqI/AAAAAAAAFh8/G2mkhsEiOrs/s128/pecut.gif psikopat baget ga sih... hahahaha... https://lh4.googleusercontent.com/-esPfNBJOoTo/UHWB9xMnrWI/AAAAAAAAGKU/LE77KoCx-Fs/s18/kupi-nanas.gif
-Arbi-
alhamdulillaah... iya ni, Bang.. sebenernya dari dulu hati ane menjerit pengen ada yang bikin template responsif (bisa dibuka langsung pake mobile gadget), cepet lodingnya, tapi gak miskin fitur alias bosenin.
Akhirnya dapet juga.. |:-D| alhamdulillaah..
btw, itu mah kurang psycho, Bang.. masih kalah ama yang ini.. :-]~~ :-]~~ :-]~~ :-]~~ :-]~~ wkwkwkwkwk!
n.b. silaken disruput Bang kupinya.. ~O) tar keburu dingin.. :20: :}}
slurrppp...wah enak banget nih kopi...pas bangadh hangatnya. sehangat rasa kasih sayang sesama ikhwan. merek apa nih kang? emang beda sih rasa kopi kalo dibubuhi rasa hati. walaupun mereknya mungkin "kapal terbang" (bukan kapal api hehehe :) )
-Arbi-
Salam dan Respons buat Sdr Arbi.
Bismillah. Saya memulakan dengan satu doa seorang wali lebih kurang begini.
“Wahai Tuhan... Sesungguhnya jalan-jalan menuju kepadaMu adalah sebanyak-banyaknya bilangan manusia ini. Namun aku tidak kesah kesemuanya itu. Wahai Tuhan, Aku memohon kepadaMu, anugerahkanlah, hanya satu jalan untukku. Yang mana, di jalan itu, yang ada..... hanya Engkau dan aku......”
Sesungguhnya jalan yang lurus menuju kepada tuhan itu, adalah terbentang luas buat sesiapa sahaja yang ingin.
Berjalan pada jalan yang lurus ini, akan tertemu pula jalan-jalan lurus yang sangat halus. Jalan-jalan halus buat seseorang manusia, hampir-hampir menyampai kepada tuhannya.
"Mux, kita ni macam semata-mata ‘nothingness’.. and yet, that ‘nothingness’ itself as I claimed, is actually an invalid existence." – saya -
“menurut saya ini belum tuntas. karena kalau diterjemahkan ke bahasa arabnya baru berbunyi "La Ilaha" alias tiada apa2 (termasuk diri kita). tuntaskanlah dengan isbat "Illa Allah" melainkan Allah semata-mata. Barulah tuntas paham tauhidnya.” -Arbi
Dear Arbi,
Saya jadi tersenyum. Senang membaca membaca tulisan tuan. Sebenarnya aliran kefahaman yang betul memang seharusnya sampai ketahap kesimpulan yang tuan tuntaskan itu. Begitulah. Kadang-kadang satu bentuk penulisan itu, di designkan untuk memancing ‘fikir’. Seperti mana kata orang bijak pandai. “Aku boleh memberi engkau ilmu, tetapi aku tidak boleh memberi engkau ‘fikir’.”
Tuan telah berfikir dan tuan telah melengkapkan ia secara nyata. Terima kasih. Mestilah begitu. Kerana pemahaman tuan bukan calang-calang pemahaman juga. Dan pengalaman tuan bukan calang-calang pengalaman juga sebenarnya. Saya tahu menerusi pembacaan saya akan tulisan-tulisan anonymous Arbi disini.
Pernyataan yang saya sampaikan dahulu itu, adalah imbasan kalimah ‘lailahailallah’ itu sendiri sesungguhnya. Saya scan dalam warna, tapi bila print, dalam hitam putih aja.
Begini ianya bermula dan mengalir dalam fikiran saya.
Nothingness is a void and yet still, is an existence. ‘Kita’, adalah terma yang dinisbahkan kepada manusia, exist, tetapi invalid. Jadi yang seharusnya diperakui ‘ada’, adalah sesuatu existence yang ‘valid’. Kewujudan yang valid.
Kewujudan yang valid ini hanya Dia., Yang laisa kamislihi syaiun. Dia inilah yang merangkumi, meliputi dari dalam dan dari luar keseluruhan segala kesemuanya sekali. Dia adalah Mahasuci yang meliputi. Kemahasuciannya meliputi. Kerana itulah ‘kita’ sentiasa berada didalam kemahasuciannya.
KeMahasucian nya meliputi, tetapi kita tidak suci.
KeKuasaan nya meliputi, tetapi kita tidak bekuasa.
Kekuatan nya meliputi, tetapi kita tidak kuat.
Ke-Ada-an nya ‘ada’ meliputi, tetapi kita tidak ada.
Dia ‘ada’, kita ‘tidak ada’.
Kerana apa..........(?)
Kerana Dia................................Hanya kerana Dia semata-mata.............
< end >
bersambung
< Respon 2 >
Aneh ya, kalimat ini : "Dia ditemui dahulu, kemudian barulah Dia dicari." Sudah ketemu maka dicari...ap-paaahh (niru gaya kang mux) –Arbi-
Tentang ‘Ditemui dahulu, kemudian barulah dicari.’
Jalan lurus yang halus. Jalan-jalan sangat halus ini adalah sangat unik. Sungguh istimewa. Satu manusia halus, satu jalan halus istimewa untuknya.
Maka kita pun sering menemukan kata-kata yang aneh. Aneh, kerana yang dicari itu pun memang Maha Aneh. Tiada ungkapan dapat menyatakan, tiada gambaran dapat menceritakan.
Bertemu dengan kesan-kesan tuhan.
Setiap nama adalah kesan-kesan ujudnya Dia. Manakala istilah “Allah” itu adalah sebuah istilah yang merujuk kepada Dia. Allah hanyalah sebuah nama, tetapi masih bukan sebenarnya Dia.
Manusia, selama ia bernama manusia, hanya akan menemui nama Dia. Makanya setelah pertemuan dengan nama Dia, manusia akan tetaplah tercari-cari akan Dia yang sesungguh-sungguhnya. Sehinggalah akhirnya Dia bertemu dengan Dia. Kerana, hanya Dia yang bertemu dengan Dia.
Seseorang manusia yang telah bertemu dengan nama Dia, tetapi tidak terus mencari-cari akan Dia,
jadilah sepertimana kata-kata Hamzah Fansuri
– Manusia itu sekadar menyembah nama – Bukan sesungguhnya menyembah Dia.-
Tanpa fahaman tauhid, lafaz dua kalimah syahadah itu hanya menjadi sebuah ‘pengucapan’ kepada seseorang. Tidaklah ia menjadi sebuah ‘penyaksian’.
Bang Arbi,
( panggilan ikut keadaan semasa. ‘Sudah naek pangkat’ ikut kata Mux. Sebelum ini anonymous Arbi). Saya gurau-gurau aja disini. Aha.. Gelihati membaca komunikasi Arbi dengan Mux. Boleh sembang-sembang minum kopi panas lagi kat dalam nih! Ha ha
Terima kasih atas ‘Salam hangat teruntuk HambaAllah Penang dari Saudaramu di Batam’
Semoga Allah merahmati Bang Arbi, Mux dan kita kesemuanya. Amin. Maafkan saya kalau ada kata-kata yang menyinggung disini.
Wasalam
Saudaramu Hamba Allah Penang.
Note: Saya hanya surf internet kadang2 sahaja. Saya tidak boleh menjadi participant disksusi yang aktif atas sebab-sebab tertentu. Kenyataan Bang Arbi yang dibawah ini telah menjadi sebab yang kuat mendorong saya respon kepada Bang Arbi.
“masa sih mencari "barang" yg sudah ketemu? kurang kerjaan. Kalau sudah ketemu, ya ber-syariat saja lah lagi. jangan ngelamunin ilmu.”
‘Kita berada di era pemurnian tauhid’- saya memetik kata-kata Atmonadi, Cirebon Indonesia.
Saudaraku HambaAllah di Penang yang ku muliakan dan ku cintai karena Allah. Salam takzim beserta hormat sepuluh jari saya haturkan kepada Saudaraku di Penang begitu juga yang sebelas jari (maklum nih...ngetiknya masih 11 jari hehehe...becanda yaa)
Tersenyum-senyum senang saya membaca semua tulisan/respon Saudara yang isinya KEBENARAN semuanya :) saya sangat setuju dengan penuturan dari Saudaraku HambaAllah yang nampak jelas sekali bahwa itu adalah berasal dari PEMAHAMAN KETAUHIDAN HambaAllah yang mantap bukan dari Copy-Paste atau katanya-katanya :)
Ada kalimat yang menarik yang ditulis HambaAllah yang perhatian saya diantaranya adalah :
"Setiap nama adalah kesan-kesan ujudnya Dia. Manakala istilah “Allah” itu adalah sebuah istilah yang merujuk kepada Dia. Allah hanyalah sebuah nama, tetapi masih bukan sebenarnya Dia. Manusia itu sekadar menyembah nama – Bukan sesungguhnya menyembah Dia
Tanpa fahaman tauhid, lafaz dua kalimah syahadah itu hanya menjadi sebuah ‘pengucapan’ kepada seseorang. Tidaklah ia menjadi sebuah ‘penyaksian’."
sudah saya duga...pastilah Saudaraku di Penang ini sudah betul makna dari SYAHADAT ini. karena inilah PINTU GERBANG masuk ISLAM. Orang di LUAR ISLAM bisa saja sholat, puasa, zakt, bahkan haji ke mekkah tetapi tetap saja mereka tidak bisa masuk ISLAM selama belum ber-SYAHADAT. SYAHADAT ini lah yg tidak mau diterima Abu Jahal cs, Yahudi, Nasrani, dan Non-mulsim lainnya.
Kata guru ngaji waktu kecil, kalau dulu Abu Lahab justru paham betul maksud dari kalimat Laailahaillallah makanya dia tidak mau bersyahadat (karena masih yakin dg si "dynamic duo", Latta n Uzza). Anehnya orang islam sekarang banyak yang bersyahadat, tapi GA PAHAM MAKNA HAKIKI SYAHADAT INI. akhirnya hanya menyembah NAMA ALLAH belaka, bukan DIRINYA ALLAH. Nahhh...ini nih yang perlu digali terlebih dahulu sebelum belajar sholat,puasa,zakat,haji. Mengingat bahwa Awaluddin Ma'rifatullah...
Saya yakin HambahAllah sudah paham maksud saya ini. Salam Takzim wahai sahabatku... Oya, lupa nawarin...HambaAllah mau kopi panas, kopi dingin, atau kopi panas-dingin? hihihi...
Saudaraku HambaAllah di Penang memulakan dengan satu doa seorang wali (bukan Wali-kelas, Wali-nikah, Wali-kota yaa..hihihi)lebih kurang begini.
“Wahai Tuhan... Sesungguhnya jalan-jalan menuju kepadaMu adalah sebanyak-banyaknya bilangan manusia ini. Namun aku tidak kesah kesemuanya itu. Wahai Tuhan, Aku memohon kepadaMu, anugerahkanlah, hanya satu jalan untukku. Yang mana, di jalan itu, yang ada..... hanya Engkau dan aku......”
Terkadang doa para Wali itu sebenarnya bukan berdoa, tetapi "wadah" atau salah satu cara beliau mengajarkan ilmu rahasia bagi orang yang jeli menangkapnya (bukan peng-geli yaa)
Saat wali tersebut mengucapkan doa "yang ada..... hanya Engkau dan aku" ini saya koreksi menurut paham saya yaa..karena saya juga belajar ke Wali loh...(wali-kelas walaupun sering dihukum berdiri di pojok kelas hihihi...becanda yaa)..
"Yang ada hanya Engkau....atau Aku. Jika Engkau ada maka aku tiada. Jika Aku ada maka Engkau tiada. Satu jua lah selalu ADA-nya, tiada DUA."
ini adalah hasil paham, bukan copy paste bukan katanya-katanya. Mohon koreksi jika tersalah paham saya yang bodoh ini. maklum sering dihukum walikelas dulunya. hahaha...
Ha ha ha. Luculah Bang Arbi ni. Jangan di koreksikan saat wali itu mengucapkan doa beliau.(Takut-takut kalau di koreksikan doanya, dia tidak jadi wali nantinya)
Bagaimana kalau saya katakan doanya dipanjatkan sebelum menjadi wali.
Kemudian selepas dia menjadi wali, kisah dia berdoa itu dijadikan sebagai wadah penyampaian.
Bagaimana?....
Zppp.. zzppz.... Slurpp.... Oh! Enaknya kopi panas-dingin Bang Arbi. Terima kasih banyak-banyak bang. Minta izin pulang kerumah dulu ya.
Hamba Allah Penang
hhihi...HambaAllah Penang mau pulang? saya antar ya :) jauh-dekat dua ringgit lah yaa...:20:
serasa hangat memang kalau diskusi dengan para muwwahid niyyy...Akuurrrrr...saya tidak akan mengkoreksi doa yang saya panjatkan sebelum saya menjadi wali takutnya ga jadi wali (saya berdoa dulu yaa pake doa itu, kan sekarang emang blm jadi wali hihihi :p )
itu doa yang bagus...hmmm..saya curiga lah sama HambaAllah Penang niyy, jangan2 ini doa beliyyau sendiri sebelum menjadi Wali... :11:
Maasyaa Allah, subhan Allah wa alhamdu li Allah wa laa ilaaha illa Allah Huwa Allahu Akbar!
Sesungguhnya atas kehendak Allah-lah ini semua terjadi, Mahasuci Allah dan segala puji hanya hak Allah dan tiada tuhan selain Allah, Dia-lah Allah Yang Mahabesar!
Yaa Rabb.. sungguh beruntung hamba, tempat maya ini Engkau izinkan menjadi tempat pertemuan para perindu-Mu dari kalangan umat Muhammad Saw. yang istiqamah dalam berzikir lagi berpikir sebagaimana Engkau wasiatkan pada wahyu pertama.
Yaa Rabb..sujudku tertatih malu-malu di hadirat-Mu. Sungguh Engkau Yang Mahamengerti aku.. ;_O
Rabbi inni dzalamtu nafsi faghfirli dzanbi faa innahu laa yaghfiru dzunuuba illa Anta.
Bergetar sekaligus senang saya baca untaian diskusi di antara dua sahabatku tercinta di atas. Sungguh.. momen-momen seperti ini yang saya tunggu sejak 2 tahun lalu memulai lapak maya ini. Diramaikan juga via email sahabat-sahabat lainnya yang terpisah-pisah di Belanda, Malaysia, Brunai, Batam, dan Kalsel.
Ini memberi bukti bahwa selama ini saya bukanlah blogger pengigau yang meracau tidak jelas tak tentu arah tentang akidah ini, tentang agama ini. Terima kasih, Sahabat. Hanya Allah yang sanggup membalas kebaikan Anda semua.
Wahai Sahabat fillah.. Aku mencintai Anda semua dengan sepenuh hati karena Allah. Semoga Allah pertemukan kita, bila tidak di dunia..insyaAllah di kampung akhirat yang abadi. Semoga Allah limpahkan karunia tanpa batas atas diri Sahabat dan keluarga Sahabat semuanya. Aaamiin ,, aamiiin..aaamiin tsumma aamiiin yaa Rabb al alamiiin..
ehemm.. HambaAllahPenang harap berhati2. kode merah...siaga satu... ada penyusup diantara kita. katanya kalao ada yang lagi berduaan, yang ketiganya ityuuuu.....(apa ya? hihihi) :24:
(coba intip dikit deh...) eh...ternyata mentorku idolaku...mausk kang...kemana aja, long time no siiyy? mo kopi hangat, ane buatin yak. niyyyhhh..~O)
Bentar..bentar, Bang Arbi.. sebelum nawarin kupi ~O) tadi ngumung ap-pah?? :22:
ngomong apa yaaaa??? "mentorku idola ku" atau yangggg "ketiganya ityuuuu....." :3:
Mux,
Sampai saat ini, bagaimanakah saya tidak memberi sokongan kepada tuan?
Apabila saya mendapati, tuan benar-benar sedang mencuba menyampaikan audien kepada satu titik akhir kefahaman. Ia itu sebuah terminal kefahaman.
Barangkali ramai juga diluar sini, secara tidak sengaja, terhenti di satu titik. Maksudnya, terhenti di satu titik dalam perjalanan kefahaman. Lantas terus menetap di perhentian kefahaman itu. Kerana tersangka telah pun sampai ke destinasinya. Namun, bila dicermati secara jujur, masih lagi dalam dosa, hentian fahaman tersebut.
Seseorang anonymous di ruangan comments Ilmu Gebuk Syaitan, mengingatkan saya kepada satu lagu puisi.
.....Mungkin tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita yang sering salah dan bangga dengan dosa-dosa...- Ebeit G Ade-
Kerana itu diutuskan oleh tuhan, utusan-utusan yang menulis.
Mux, buat penyejuk hatimu.......
Nuun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. Dengan kurnia Tuhanmu, engkau bukanlah orang gila, sepertimana yang mereka katakan. Dan sesungguhnya bagi engkau pahala yang tidak putus-putus. (Al Qalam:1-3)
Kepada Bang Arbi...
Hwah.... Sudah jadi penulis juga disini. Bagus! Bagus! Bagus! Tulisan tuan menarik. Dan.... ada antara penjelasan dan pencerahan tuan dalam ruangan comments, saya rasa memang ajaib dan sangat cantik!
Dengan dua kalimah syahadah, kita hidup. Dengan dua kalimah syahadah kita mati. DAN dengan dua kalimah syahadah KITA BANGKIT. Mudah-mudahan. Mudah-mudahan kita menjadi orang yang benar.
Wasalam.
Dari saudaramu Hamba Allah Penang.
"engkau bukanlah orang gila, sepertimana yang mereka katakan."
berarti selama ini saya sudah su'udzon ya sama kangmux. hihihihi kabuurrrr :7:
Teruntuk Saudaraku Hamba Allah Penang, lama sekali tidak bersua :) terasa kerinduan tuk bercanda di blog tauhid ini. hehehe... tulisan itu sebenarnya "pemancing" bagi ikhwan yang lain utk share pemahaman dan untuk saling melengkapi dalam suasana yg membangun. Saya berharap sekali kiranya HambaAllahPenang dan ikhwan tauhidi semuanya sudilah kiranya "menggoreskan tinta" di blog ini. karena saya ini wacananya adalah "Guest Writer" yg pertama (bukan satu2-nya).
Karena kalau bicara TAUHID pasti ujung2nya SEPAKAT. Sehingga dalam blog ini kita akan selalu "bersalaman" :) tapi kalau bicara SYARIAT selama ini yg ada hanya khilafiah saja. Imam saja ada 4, masing2 beda pendapat. bahkan diantara beliyau ada juga yg Guru-Murid. apalah lagi kita dan ulama2 lain dibawahnya yg juga punya argumen masing2 sebanyak jumlah kepala kita. Jika sudah tahu syariat maka sempurnakanlah dengan TAUHID-nya. seperti halnya beli buah di pasar, jika sudah beli kulit yg nampak ada harapan makan isi yg manis rasanya. Amiin...
Subhanallah wal hamdulillah, Saudaraku Bang Hamba Allah dari Penang yang dikaruniai Allah faham dan kebijaksanaan..
Sungguh senang Abang sudi hadir kembali di tengah-tengah kami di sini. Terima kasih atas sokongan dan ayat penyejuk darimu, wahai Saudara seperjalanan. Semoga Allah senantiasa limpahkan karunia tanpa batas atas diri dan keluarga Abang semuanya, aamiiiin.
Salam takzim selalu, :21:
:19:
Posting Komentar