Salaam Sobat Sarang semuaa… belum pada bosan ‘kan kunjung ke sini? *semoga
Waduh, baru sekira satu jam tadi saya dapat sebuah permintaan yang mengandung tantangan dari Mas Teguh Puja, Sang
Penikmat Senja. Permintangan (=permintaan-tantangan
) yang membuat saya agak merinding… Ini dia yang beliau minta “Buat sebuah puisi akrostik dari nama diri.” Ugh! bagaimana mungkin tidak merinding sebab yang diminta adalah topik membicarakan diri sendiri.. hadoohh..!
Permintaan ini senada dengan yang ditagih Neng Fight Girl is Me pada saya via postingan beliau
Tentang Ajeng Sari Rahayu. Di situ saya diminta untuk membuat postingan serupa yang intinya mengurai soal sepuluh hal tentang diri sendiri.
Awalnya saya akan serta-merta menghindar dari permintaan Mas Teguh ini. Bukan apa-apa, soalnya permintaan Neng Ajeng yang sudah lampau saja belum lagi saya penuhi, apalagi ini yang pakai tenggat sampai pukul 10 malam hari ini. Ugh!…tapi kok lalu gak tega ya nolak Mas Penikmat Senja ini?! {Takut kena kutuk senja sih… hiihihihhihiiiiiii fx tawakunti }
@Neng Ajeng, tenang ya.. permintaan lampaumu selalu di hati #apaan sih? Saya selalu ingat kok janji itu. Soalnya saya ini sebisa mungkin pegang prinsip JTJ,’Janji Tetap Janji {bukan Janji Tinggal Janji yaaa… hihihih}. Saya sedang mempersiapkan yang terbaik untuk menebus janji lama itu. InsyaAllah. <-- ini juga berlaku buat admin Antologi Orange ya.. hehehe..sabar ya, MasBro
Sea.
Baiklah, udah kepanjangan nih basa-basinya… sekarang.. monggo semuanya silaken nikmati yang di bawah ini.
akulah yang tiada
dalam Ada-Mu Meraja
akulah yang di-ada-kan; serupa
makhluk fakir merindu Pencipta
tapi, bahkan niat tulus pun takpernah Kaubuat mudah
ratap ini belum lagi berbasuh: hangus peluh berlumur durjana
o, Tuhanku.. ruh ini mengutuk tabiat jasadi
yang belum bermalu di tembus-menembus pandang-Mu
Engkaulah Sang Diri pemilik diri
fanaku di hadirat Qadim-Zahir azali
fitnah jasad atas ruh, tiada mungkin dinafikan
Engkaulah, hanya Engkaulah jua yang singkirkan
noda pun hijab penghalang perjumpaan: Kau-aku dalam Esa
di dunia di akhirat
yang kudamba dengan keringat hakiki: darah- daging; doa-air mata
(kamar pengulum rindu, sembilan setelah lebaran)
Ahem..
sudah selesai bacanya?! Eit, jangan kabur dulu!! Pelis, mohon, jangan sungkan-sungkan klik share ke seantero jagad yah.. hehehe.
Oya, dalam kaitannya dengan fungsi sastra yang dulce et utile (menghibur dan bermanfaat) yang dikolaborasikan dengan kedudukan sastra sebagai “jalan keempat menuju kebenaran” (ke-1: agama, ke-2 filsafat, ke-3 ilmu pengetahuan––Aristoteles—) , bagaimana kalau saya minta sobat semua memenuhi permintaan balik dari saya:
#nah lho!
Begini:
Pada waktu menuliskan puisi akrostik di atas.. secara tidak sadar ingatan saya terbawa pada beberapa dalil lalu tercetus sebuah ide. Boleh dong saya minta Sobat tentukan dalil-dalil mana yang terhubung dengan beberapa pilihan kata maupun frasa dalam puisi di atas.
{Ini berlaku buat siapa pun Sobat, dari agama apa pun Sobat. Di sini saya mengajak setiap penyembah Tuhan untuk bersama-sama menyelami makna semboyan “Satu Tuhan Satu Pesan” yang termaktub dalam setiap kitab suci.
Bukankan ini akan semakin membuktikan bahwa setiap manusia beragama itu bersaudara dalam perhambaan meski berbeda kitab suci yang dipedomani?? Yakin sekali saya soal itu dan JANGAN KHAWATIR, di sini saya tidak sedang memancing debat antaragama ya. Justru di sini saya mengajak setiap penyembah Tuhan berlatih merapatkan barisan menghadapi para penyembah setan yang selama ini ternyata sudah mengadu-domba kita semua secara keji sejak awal peradaban. Mohon sempatkan baca postingan
ini}
Kitab-kitab suci kita semua adalah senjata mematikan yang ditakuti musuh abadi.
Saya yakin, jika Eyangkung saya yang tercinta membaca ini, beliau akan menyambut undangan ini dengan antusias plus sungging khas
Semesem-nya.
Well, memang agak berat ya permintaan ini. Meskipun demikian, saya yakin niat tulus saya ini tidak disalahpahami. InsyaAllah. #kok saya seperti mendengar bunyi “Ugh!” plus ekspresi
ya?! hihihihi santay saja Sobat….
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2011-09-09T21:14:00+07:00
Sebuah Nama dalam Puisi Akrostik
5
411
reviews
0 komentar:
Posting Komentar