Salaam, Sobat Sarang..
Pernah dengar kisah pada zaman Rasulullah Saw. ketika seorang isteri tidak bisa merawat orangtuanya yang sakit hingga kematiannya karena suaminya melarang ia keluar rumah selama suaminya belum pulang? Ya, kisah itu memang ada. Pernah dituliskan oleh Iman Nawawi Al-Bantani (Al-Jawi) dalam kitab Uqudul Lujain.
Kisah singkatnya begini:
Tersebutlah seorang perempuan salehah yang mendapat pesan dari suaminya yang akan bepergian. Suaminya memintanya tidak keluar rumah sebelum dia datang. Setelah sangsuami berangkat, datang kabar bahwa orang tua perempuan ini sakit keras! Sang istri mengutus seseorang kepada nabi untuk menanyakan apakah ia boleh keluar tanpa izin suami menjenguk orang tuanya yang sedang sakit berat?
Rasul menjawab, "Tetaplah di rumah-mu hingga suamimu datang". Hingga kematian orang tuanya, perempuan tersebut tetap dilarang untuk keluar rumah.
Saat suaminya datang, sang istri menceritakan semuanya. Sang suami menyesali perbuatannya dan bertanya pada nabi. Nabi menjawab bahwa perbuatannya saat ini diampuni karena ketidaktahuannya, dan untuk istrinya Allah telah memberikan pahala yang sangat besar berkat keteguhannya menaati suami, yakni diampuninya dosa-dosa kedua orang tua perempuan itu. (dari bataviase.co.id)
Ada hadis lain berkaitan dengan permasalahan ini:
Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yg taat kepadaku maka ia telah taat kepada ALLAH, dan barangsiapa yg tidak taat kepadaku maka berarti tidak taat kepada ALLAH. Barangsiapa yg taat kepada Pimpinan (Islami) maka berarti ia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yg tidak taat kepada pimpinan (islami) maka berarti ia telah tidak taat kepadaku.” (HR Bukhari, kitab al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara’il Imam, juz-IV, hal.61)
Dari Husain bin Muhshain dari bibinya berkata: “Saya datang menemui Rasulullah SAW. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” Saya menjawab: “Ya”. Rasulullah SAW bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya, kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah SAW bersabda kembali: “Bagaimana kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami kamu itu adalah yang menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadis Hasan) dari sumber ini).
Nah, bagaimana pandangan Sobat soal kisah ini? Well, yang pasti kisah ini masuk urutan kedua (setelah isu poligami) yang paling dipakai kaum feminis untuk menyatakan bahwa ajaran Islam itu tidak memuliakan kaum perempuan dan membuat suami-suami muslim jadi besar kepala. Alasan mereka, bukankan merawat orang tua juga ibadah? Bahkan lebih utama karena orang tua-lah yang membesarkan sang isteri, bukan suaminya. Hmm.. benarkah? Mari kita cermati lebih dalam.
Dari sisi tauhid, tiada seorang pun masuk surga tanpa kehendak Allah Swt. Bukankah dalam salat kita mengucapkan, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah-Tuhan sekalian alam?" (bukan karena taat pada suami 'kan?!)
Sudah tentu, kedua hadis di atas juga tidak mengabarkan pertentangan dengan prinsip-prinsip tauhid bahwa Tuhan itu wajib dinomorsatukan. Benang merahnya ada pada silogisme ini:
Premis 1:taat pada suami saleh = taat pada Rasulullah Saw.
Premis 2:taat pada Rasulullah Saw. = taat pada ketetapan Allah Swt.
Silogisme: taat pada suami saleh = taat pada ketetapan Allah Swt.
atau kita tegaskan saja sebagai: TAAT PADA ALLAH SWT.
Jadi pada hakikatnya, isteri dalam kisah di atas mendapat imbalan surga bukan karena suaminya, melainkan karena ia memandang Allah Swt. dalam ketaatannya pada suami.
Jadi, isteri dalam kisah di atas sebenarnya lebih smart daripada aktivis feminisme masa kini mana pun.
Jadi, para suami jangan dulu ge-er bahwa dia penentu hidup akhirati isterinya ya. Hehehee... peace!
[Ya Rabb, sanggupkan aku menjadi kekasih-Mu. Aamiin.]
By
Published: 2011-05-30T10:19:00+07:00
Tiada Isteri Masuk Surga Karena Suami
13 komentar:
Istilah jawa : "Suargo nunut,Neroko katut"
surga atau neraka istripun ikut...?
itu istilah yang salah kaprah...?
Bisa dipandang dari dua sisi, Mbak.. Pertama, kalau dipandang bahwa suami sebagai imam keluarga bertanggung jawab atas keimanan istri dan anak-anaknya, ini benar. Jadi, surga atau neraka-nya anak-istri itu ada andil dari seberapa besar tanggung jawab suami. :25:
Kedua, kalau hanya dipandang dari sisi bahwa suami atau laki-laki itu manusia yang harus diistimewakan sehingga apa-apa kemauannya musti diturut meski melanggar aturan agama, ini yang sangat salah kaprah tenan. :c: hehehe Gitu mungkin ya, Mbak?!
ow,gitu ya pak....?
jadi makin sadar aja,klo tanggung jawab seorang suami bener2 .....
wkwkwkkw! kok jadi ber-bapak ria ni, Mbak.. :4:
waktu sedang nyetir, saya pernah dengar di radio ada hadits yang bunyinya begini :
Rasulullah bersabda :Allah mengharamkan makhluk sujud kepada makhluk, namun jikalau hal ini diperbolehkan, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya. (silahkan dicek lg :)
Pasti ada keutamaan dari suami sehingga Rasul berkata seperti itu. (kata para istri : jadi gw mesti koprol sambil bilang "wow" ato "onde mande" gitu hihihi)
Ya iyalah, tapi ga usah pake koprol segala yaa. hahaha... btw, liat dulu suami yg kyk gimana yg mendapat keutamaan seperti itu. Introspeksi jg lah saya sebagai suami. hiks
kyknya hadits ini senada dengan tulisan Kang Mux diatas (mohon dicek lg literaturnya ya kang, secara... Kang Mux tidurnya di tumpukan literatur kaan..setidaknya Alquran berjalan.. hehehe) sungkem kepada mentorku...
-Arbi-
Iya, Bang Bro.. kalo gak salah sih itu memang hadis sahih. Dan memang tujuannya untuk menunjukkan keutamaan kaum Adam (si gue :g:) dalam hal kewajiban memimpin diri, keluarga, dan umat. Yang namanya pemimpin dalam Islam 'kan yang paling duluan rasain yang ga enak dan paling akhir rasain yang enak-enak. (gak kayak di sistem demokrasi ye?! :3:)
wkwkwkwkwk!! kalo bini ay ampe koprol lalu bilang "jadi gw mesti koprol sambil bilang "wow" ato "onde mande" mah.. bakalan dibales gini:
"Macyal-lah boeat Loe?! :g:
wkwkwk ane mah tidurnya di tumpukan benang kusut n bukan Quran berjalan, justru mayad hidup jalan.. :g:
"Yang namanya pemimpin dalam Islam kan yang "paling duluan rasain yang ga enak" dan paling akhir rasain yang enak-enak."
Ladies First aja deh?!.... qiqiqiqi :p (sambil nyruput kopi anget :) sueger... )
-Arbi-
Kang Mux, Older Brotherku... kenapa yak surat al ikhlas dinamain AL IKHLAS bukannya AL AHAD? dulu ayah saya pernah bertanya ini tapi ga ngasih jawabannya. saya disuruh nyari sendiri. katanya alam terkembang jadi guru. set dah... luas amat gurunya. dari alam nusantara, alam mbah gugel, sampe "alam"at palsu sudah ditelusuri tapi belon nemu nih. hihii :)
-Arbi-
wkwkwkwkwk! giliran dapet ga enaknya aja, baru "ladies first" :g:
wadaw! :2: ini pertanyaan yang sama yang muncul di benak ane, Bang Bro! *tapi ane ngehnya pas udah blajar tauhid.. kalo dulu2 mah boro2.. :14:
Ini pertanyaan yang jarang kepikir orang, artinya yang sampe kepikir ke sini.. :8:
setelah ane kaitkan ama berbagai dalil.. intinya, kalau mau sampai ke Allah, syaratnya: Ikhlas. akur 'kan?! :19:
Nah kan timbul lagiiii pertanyaan....ikhlas yg benar itu yg kyk gimana? sehingga dg "ikhlas yg benar" itu bisa sampai kepada Allah. ini penting lho kang.... Mengingat bahwa HANYA pelaku ikhlas yg benar ini saja yg ga akan tersesat digoda iblis. itu sudah pengakuan iblis langsung lho.
Iblis pernah bilang kepada Rasululla begini : "Demi yang menciptakan diriku dan memberikan aku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
”Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”
”Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”
Nah, berdasarkan cerita diatas, sayapun masih bertanya2 (emang dasar bebal sih ane hihihi.. ). kenapa ayat yg menjelaskan AHADIAH kedirian Tuhan disebut dg surat IKHLAS. apa hubungan DIRI TUHAN dg IKHLAS?
-Arbi-
tadi malem sewaktu latihan diam-sadar ane denger ayam berkokok bilang gini :
orang yg ikhlas adalah orang yang MEMBUTUHKAN NOTHING dan tidak butuh selainnya. sementara NOTHING itulah isinya HU alias Zat-nya HU alias Dirinya HU.
Langsung saja ane hentikan latihannya sesuai arahan mentor ku. Krn ayam berkokok berarti udah pagi. hehehe... :p
-Arbi-
Alhamdulillahirabbil 'alamin
Posting Komentar