Hikmah Hakiki 1: Tanda Orang Yang Mengandalkan Amalnya ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Hikmah Hakiki 1: Tanda Orang Yang Mengandalkan Amalnya

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.



Pokok bahasan:
- Tanda-tanda
- Kewajiban ahli ibadah
- Kewajiban ahli maksiat


1) “Setengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat karunia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan atau dosa.”

Tanda orang yang mengandalkan amal perbuatannya adalah kurang ada pengharapan akan rahmat Allah sewaktu ia melakukan kesalahan atau maksiat.

Sesungguhnya, baik taat atau pun tidak, setiap orang wajib selalu mengharapkan karunia dan rahmat Allah atas dirinya. Jangan sekali-sekali enggan mengharap atas rahmat dan karunia Allah!

Syariat menganjurkan kita mengusahakan amal ibadah, tetapi hakikat menganjurkan kita tidak bersandar pada amal ibadah itu (bahwa amal ibadahlah yang mengantarkan kita pada keselamatan dunia-akhirat). Bersandarlah tetap kepada Allah.


zahir syariat:
memerintahkan manusia agar beramal/berusaha

hakikat syariat:
melarang manusia bersandar pada amal


Orang yang selalu mengandalkan amal ini berarti mengesampingkan Sifat Rahman dan Rahim Allah Swt.. Padahal, dia dapat beramal pun karena atas rahmat dan karunia Allah Swt.

“Katakanlah: Hanya karena merasakan karunia dan rahmat Allah-lah kamu bergembira. Itulah yang lebih baik (berguna) bagi mereka daripada apa yang dapat mereka kumpulkan sendiri.“ (Q.S. Yunus:58)

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka“. (Q.S. Al-Qashas:78)

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q.S. Yusuf:87)


Kewajiban bagi para ahli ibadah
Wajib bagi orang yang taat, jangan sekali-sekali berpandangan bahwa dirinya itu ahli taat! Jangan pula beranggapan ketaaatannya bisa mendekatkan dirinya kepada Allah dan memasukkannya ke dalam surga. Sebaliknya, harus beranggapan yang dijalankan itu semata-mata karunia Allah. Tanpa anugerah Allah Swt. orang tidak akan bisa berbuat taat. Jadi, taat yang dijalankan seseorang bukanlah karena amalnya, melainkan karena anugerah dari Allah Swt.. Dengan berbuat seperti ini, manusia akan terhindar dari sifat congkak, sombong, dan tidak mengandalkan usahanya sendiri.


Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (Q.S. An-Naml:40)

Orang yang taat menjalankan ibadah tidak patut mengharapkan pahala dari amal taatnya. Orang yang taat harus banyak-banyak bersyukur. Bersyukur tidak dijadikan Allah sebagai orang ahli maksiat.

Kewajiban bagi setiap ahli maksiat
Yaitu harus tetap berusaha mendekatkan diri pada Allah dengan tetap mengharapkan ampunan dan rahmat Allah. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak akan menerima ibadah orang ahli maksiat. Ingat, setiap doa pasti Allah kabulkan; setiap pertobatan yang sungguh-sungguh, pasti diterima.

Tuhan tidak seperti manusia; Tuhan tidak pernah bersikap merajuk di hadapan ibadah para ahli maksiat.
Selalu bersandar pada Allah adalah sifat orang yang makrifat, sedangkan yang bersandar pada selain Allah adalah sifat orang-orang bodoh yang lupa kepada Allah. Yang dikatakan makrifat adalah hanya bersandar kepada Allah Swt..

Maafkanlah orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. Biarkanlah itu semua urusan Allah. Betul-betullah berkhidmat kepada Allah. Semua yang ada ini adalah Af’al Allah. Leburkanlah diri kita pada Yang Qadim, jangan munculkan lagi yang baharu. Tujuan ilmu tauhid adalah agar manusia sampai merasakan tidak ada lagi jarak-antara dengan Allah Swt..Allahu a'lam.


 (Dari Kitab Al-Hikam dengan ulasan oleh Syaikh Siradj)

Hikmah Hakiki 1: Tanda Orang Yang Mengandalkan Amalnya
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2010-09-14T00:32:00+07:00
Hikmah Hakiki 1: Tanda Orang Yang Mengandalkan Amalnya
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

12 komentar:

Anonim mengatakan...

الحمد لله رب العالمين رب موسى و هارون :C:

MUX SPARROW mengatakan...

Alhamdulillahi Rabbil 'alamin Rabbi Musa wa Harun... aww..gak nyangka bisa baca arab gundul nih ane... (kebetulan ding) wakakak! :f:
Makasih udah sudi mampir, Kang Ardi..

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah...akhirnya kebuka lagi nih...makin jelas bagaimana mendudukkan syariat. Mudah2an tidak keblinger dalam memahami ini artikel. Syariat tetap WAJIB, terlebih WAJIB dengan makrifatnya.

MUX SPARROW mengatakan...

:8:

Anonim mengatakan...

Komentarnya nanti dulu ih...

Ane baru baca 1 kali.....^_^

Unknown mengatakan...

lah ini apa neng? :10:

Unknown mengatakan...

"Leburkanlah diri kita pada Yang Qadim, jangan munculkan lagi yang baharu."

Orang yang menolak SYAHADAT tidak akan paham ini karena tidak matang kaji pada mereka. mereka hanya berimajinasi saja seolah2 paham n sampai dengan teori dan filsafat kaji yang mereka curi sana sini dari kajian tauhid islam. Aliran sempalan akan selalu saja ada, dari dulu begitu adanya.

Anonim mengatakan...

Ann jadi keingat ama poistingan Bang Arbi yang ini :
https://plus.google.com/u/0/104160410339518965005/posts/QWrAbXanyMy

Syariat menganjurkan kita mengusahakan amal ibadah, tetapi hakikat menganjurkan kita tidak bersandar pada amal ibadah itu (bahwa amal ibadahlah yang mengantarkan kita pada keselamatan dunia-akhirat). Bersandarlah tetap kepada Allah

bahwa sesemua yang akan dan telah kita kerjakan adalah semata mata atas Rahmat Allah,BUKAN tergantung amal ibadah yang telah kita perbuat,

Unknown mengatakan...

Salam sayang dari saya n keluarga di Batam buat Abah n keluarga tercinta di ponti. semoga Abah n keluarga senantiasa sehat selalu dan dalam keberkahan dan rahmat Allah. Lg kangen abah banget niy sekarang... hiks

Unknown mengatakan...

InsyaAllah semua saling terkait dan saling menguatkan mbak. karena memang begitu lah adanya. semoga paham mendudukkan kajinya agar tidak tersalah paham dalam beramal.

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah http://lh4.googleusercontent.com/-Ttww9V3A4jc/UFV68473V5I/AAAAAAAAFf0/MsTe3q5PAZo/h120/aing-tea-ateuh.gif

Si Arnol mengatakan...

Ini kajian Tauhid yg paling gampang difahami :22: :4:

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism