Mulai Saat Ini Jangan Sebut-sebut Lagi Yang Di Atas ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Mulai Saat Ini Jangan Sebut-sebut Lagi Yang Di Atas

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.


Salaam,
Sering dalam kehidupan sehari-hari kita mendengar, bahkan mengucapkan kalimat seperti ini:
"Sudah, kita pasrahkan saja sama Yang Di Atas."

"Hey, Jabrik! Kontrol tu tabiat. Inget sama Yang Di Atas!"

Ya, mulai saat ini jangan pernah lagi menyebut Tuhan sebagai "Yang Di Atas" karena tanpa  Anda sadari itu merupakan perkataan yang tidak sopan di hadapan Tuhan (bahkan dapat digolongkan sebagai syirik khafi/halus!). 


Mengapa?
Karena frasa tersebut tanpa Anda sadari adalah bentuk personifikasi atau pemakhlukan Tuhan.
Karena pengertian dari kalimat itu tidak sesuai dengan salah satu sifat Allah, yaitu Qiyamuhu
bi Nafsihi,'berdiri dengan sendirinya' yang jika diperdalam, pemaknaannya adalah bahwa

Tuhan itu tidak bertempat dan tidak mengambil tempat.

Kita saat ini berada di sebuah ruangan (kamar atau rumah).  Di dalam kamar, kita dapat menunjuk lampu itu di atas dan lantai di bawah. Artinya, wujud kita lebih kecil daripada  kamar yang kita tempati. Kita mengambil tempat di dalam kamar.


Jika Tuhan itu benar-benar ada di atas, berarti Tuhan itu lebih kecil daripada langit yang maharuang itu. 
Ini tidak mungkin! Karena Tuhan itu Mahabesar. Allahu Akbar. 

Bukankah ini amat membuktikan kebenaran sabda Rasulullah,"Adiinul aqli", agama itu (masuk) akal. [??]



Di sisi lain, berkali-kali di dalam Quran disebutkan bahwa Allah itu meliputi segala sesuatu dan ayat dengan pengertian meliputi.

Q.S. An-Nisa:126
وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ‌ۚ وَڪَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ۬ مُّحِيطً۬ا
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.

Q.S. Fussilat:54
أَلَآ إِنَّہُمۡ فِى مِرۡيَةٍ۬ مِّن لِّقَآءِ رَبِّهِمۡ‌ۗ أَلَآ إِنَّهُ ۥ بِكُلِّ شَىۡءٍ۬ مُّحِيطُۢ
Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka.
Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.

Q.S. Al-Baqarah:19
وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ بِٱلۡكَـٰفِرِينَ
Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

Q.S. Al-Baqarah: 115
وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُ‌ۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ۬
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.

 Makna kata meliputi jika dicermati jelas-jelas tidak mengacu kepada pengertian arah, tetapi mengacu pada keadaan menyelubungi.

Lebih lanjut,
-->Imam Abdul Qaahir bin Thoohir bin Muhammad al-Baghdadi menulis dalam karangannya yang masyhur "al-Farqu baina al-Firaq" pada fashal ke 3 dalam menerangkan segala usul yang telah disepakati (telah diijma`kan) oleh Ahlus Sunnah wal Jama`ah pada halaman 256 menulis antaranya:



Dalil Allah tak bertempatSekadar Ilustrasi

Dan Ahlus Sunnah wal Jama`ah telah ijma` bahawasanya Allah s.w.t. tidak bertempat dan tidak lalu atasNya masa, bersalahan dengan pegangan golongan al-Hisyaamiyyah dan al-Karaamiyyah yang mendakwa Allah bertempat di arasyNya.

Dan telah berkata Amirul Mu'minin 'Ali r.a.: "Sesungguhnya Allah ta`ala telah menciptakan arasy untuk menzahirkan qudratNya dan bukan untuk dijadikan tempat bagi zat-Nya".

Baginda juga berkata: "Dan adalah Allah ta`ala wujud tanpa tempat dan Dia sekarang atas sebagaimana sediakalanya".

Simpulannya:
Tuhan itu tidak bertempat dan tidak mengambil tempat. Segala sesuatulah yang mengambil tempat di dalam Tuhan.

Jadi, bagaimana solusinya? 
Langsung sebut saja Nama-Nya: Tuhan atau Allah Swt. (bagi muslimin).

Allahua'lam.

postingan terkait: Dalil Allah Ada TANPA Tempat

Mulai Saat Ini Jangan Sebut-sebut Lagi Yang Di Atas
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2010-08-10T06:42:00+07:00
Mulai Saat Ini Jangan Sebut-sebut Lagi Yang Di Atas
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © 2025 Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism.com